- 11 -

288 67 32
                                    

Aydan berkali-kali menghembuskan nafasnya secara kasar. Beberapa hari lalu, perbincangan dirinya bersama dengan para sahabatnya di caffe mengenai Sella---tidak sengaja terdengar di telinga sang Umi.

"Masalah perempuan yang ada di dalam video itu Sella atau bukan, masih belum bisa dipastikan kebenarannya, Umi." Ucap Aydan lirih

Sang Umi menatap Aydan begitu serius,"Umi kira dia gadis baik-baik. Ternyata-----pergaulan di kota besar memang menakutkan."

"Mi?!" Aydan tidak suka jika Umi nya terlalu menyudutkan orang yang belum tentu terlibat dalam masalah tersebut.

Kalaupun benar, wanita paruh baya itu juga tidak berhak menghakimi dengan cacian.

Aydan tidak suka.

"Umi tarik kata-kata Umi kemarin, Tha. Umi tidak akan pernah merestui hubungan kalian berdua." Nafas Umi Arini memburu. Dada wanita paruh baya itu bergerak naik turun.

"Hati Aydan sudah memilih Sella, Umi. Tolong-------"

Sang Umi menggeleng."Kamu pilih gadis itu atau Umi?!"

Deg!!

Ucapan sang Umi langsung membuat tubuh Aydan menegang. Dadanya berdenyut sakit.

Pilihan?

Aydan tidak akan sanggup untuk memilih di antara keduanya. Itu----terlalu berat.

"Mi---"

Sang Umi berdiri dengan gerakan kasar. Aydan mendongak menatap sang Umi yang juga tengah menatapnya dengan tatapan sendu.

"Umi hanya mau yang terbaik untuk anak Umi. Cuma Atha yang Umi punya saat ini. Jangan buat Umi kecewa, Tha."

Aydan berdiri, merengkuh tubuh ringkih sang Umi yang kini tengah terisak menangis pelan.

"Maafin Atha, Umi. Maaf-----" Keduanya saling memeluk dengan perasaan yang berbeda.

Aydan sangat sakit melihat air mata Umi nya kembali menetes, dan itu lagi-lagi karena nya.

Dulu---kepergian Ayahnya juga Umi nya menangis, dan itu karenanya.

Rasa bersalah lelaki itu setelah kematian sang Ayah saja masih mengusik relung hatinya hingga saat ini. Dan sekarang-------?

'Ya Allah, tolong berikan hamba jalan terbaik menurutmu. Hamba tidak bisa jika harus melepaskan Grasella---gadis yang hamba cintai, tapi hamba juga tidak bisa melihat Umi kecewa. Hamba mohon, tolonglah hamba ya Allah, tolong berikan hamba kemudahan dalam menghadapi masalah ini.'

Aydan mengucap do'a dalam hati. Kedua mata laki-laki itu berkaca-kaca. Ini terlalu berat, Aydan buntu arah sekarang.

Sella dan juga sang Umi, sama pentingnya untuk Aydan. Aydan tidak bisa kehilangan salah satunya, apalagi memilih.

Hanya Allah yang dapat menolongnya. Semoga masalah gadisnya akan ada titik terang. Aydan akan berusaha semampunya, dan meminta bantuan pada teman-temannya yang lain untuk membereskan masalah ini.

'Bismillah'

***

Janendra terbengong di kursi taman kampus tempat di mana para mahasiswa berkumpul dengan berbagai macam aktifitas. Pemuda itu menyanggah kedua siku di atas lutut dengan kedua telapak tangan terkepal.

Lelaki itu terlihat sedang memikirkan banyak hal, terutama masalah yang sedang di alami oleh sang Kakak.

Haikal menepuk sebelah bahu Janendra,"anak neo gak akan biarin lo nyari tau sendirian kok, Jan. Kita semua bakalan bantu, sampe semuanya terkuak, itu janji kita."

3.6.5 - IYA X PCY ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang