Bye bloody Hogwarts,
Welcome tea & chillKalimat diatas adalah omong kosong.
Kalian tau? Sejak hari pertama aku libur si Moony ini bulak balik kediaman black dengan alasan
"Kita perlu mempercepat nya Arlynx!"
Iya aku tau perlu dipercepat, tapi tidak harus menganggu musim panasku kan?
Hahhh...
"Arlynx"
Apalagi sekarang, aku melihatnya dengan tatapan sinis dan satu alis terangkat.
"Seperti nya.. "
°°°
Hari-hari bersantai yang bisa diitung dengan jari. Sekarang aku dengan keluarga seban tepatnya dia dan ayahnya sedang menuju Diagon Alley untuk membeli perlengkapan tahun kedua.
Selama perjalanan aku menahan senyumku. Senyum terpaksa, kalian jangan mengharap lebih.
Paban itu mengajak kami ke daerah yang menurutku, em kumuh? Dan dia menuntun kami memasuki salah satu toko yang ada disana.
"Don't touch anything Draco"
"Yes father"
Apaan ni? Drama? Tapi dilihat-lihat kasian si Draco wajahnya memelas.
"Em paman jika tidak keberatan aku dan Draco akan ke toko buku, kulihat seperti nya kita perlu membeli 1 set" kata ku sambil tersenyum natural. Oh seperti nya seban juga menyetujuinya dengan menganggukkan kepala nya.
"Baiklah kalian tunggu disana, sepertinya disini akan lama" jawabnya.
Yah lagipula siapa yang peduli? Aku dan seban langsung pergi ke toko buku.
Apa-apaan antrian panjang ini?!
"Melihat semua ini aku kepikiran untuk membakarnya" gumamku.
Seperti nya seban mendengar dia menolehkan kepala nya kepadaku dan mengernyit.
Lalu aku menolehkan kepalaku padanya dan membalas mengeryit.
"Apa?" tanyaku.Dia mengedikan bahu dan naik keatas. Yah siapa yang peduli? Baiklah kita lihat buku yang harus dibeli.
°°°
Oh kulihat paban seperti nya sudah menyelesaikan urusannya. Dan em hmm Weasley dan Pottah? Lalu ah mud- maksudku Granger.
Mereka sepertinya terlibat pertengkaran yang tidak akan ada ujung nya.
Hahhhh, aku lelah ingin pulang seharusnya aku sendiri saja tadi. Tapi paban bilang dia yang akan membelikan semuanya.
Hei aku tidak miskin, aku sedang berhemat agar aset keluarga Black yang seharusnya sampai 7 turunan bisa menjadi 20 turunan mendatang.
Yah walaupun memang harusnya unlimited, apa salahnya mengambil kesempatan?Sebenarnya aku tidak mau ambil pusing juga sih, kalau begini kan tinggal ambil yang bayar orang wkwk
Baiklah beneran aku ingin pulang.
Jadi aku hampiri mereka sambil membaca salah satu buku yang diwajibkan membelinya untuk pelajaran.
"Melihat semua ini sepertinya tidak" kata paban entah apa yang mereka bahas tapi aku yakin itu bukan hal bagus melihat wajah para Weasley yang semerah rambutnya."Ppfftt omong kosong" kata ku tiba-tiba.
Dan ya bisa kalian tebak, antensi mereka berubah padaku. Aku yang merasa pun mengangkat wajahku yang tadinya menunduk membaca buku dan melihat mereka dengan tatapan bertanya.
"Apa? Kupikir buku ini penuh omong kosong jika yang menulis seperti itu" kataku sambil menunjuk orang narsis dimeja kasir.
Seperti nya si mud- ah Granger tidak terima tuh. Muka nya akan meledak. Sepertinya dia penggemar orang narsis itu?
"Kupikir kau hanya iri" kata si Granger. Seperti nya benar dia penggemar nya."Iri? Mengapa harus?" jawabku dengan tatapan bertanya. Kau jangan membuat masalah denganku hei Granger. Sejak pulang ke kediaman aku diintrogasi oleh lukisan bergerak nenekku. Bisa kalian tebak apa yang nenekku tekankan.
"Dia melakukan banyak hal dan disanjung" katanya.Apa? Aku benar-benar ingin tertawa.
"Ppfftt, dengar orang hebat yang memiliki pengalaman seperti ini pastilah orang bijak dan kulihat disana" aku menunjuk orang narsis itu dan atensi mereka menjadi padanya.
"Itu bukan orang bijak tuh haha" kata ku.
"Setidak nya dia berjasa" kata si Granger.
Berani nya mudblood ini mengajak ku berdebat, tapi sebagai keluarga bangsawan penyihir aku harus bisa mengendalikan emosi ku.
"Dengar Granger, jika terbukti buku yang dia tulis ini pengalaman orang lain sebaiknya kau bersujud dan meminta maaf padaku" kataku dengan wajah mengintimidasi.
Sepertinya dia ingin membalas tapi Weasley senior menengahi nya. Ah tidak seru kau Weasley. Lalu mereka pergi dan meninggalkan kami bertiga, sempat beradu tatapan sengit antar keluarga Weasley dan Malfoy itu.
"Bagaimana jika itu benar pengalamannya?" kata seban."Draco? Kau benar-benar berpikir dia yang melakukan ini semua?" tanyaku dengan wajah tercengang sambil menunjuk buku buatan orang narsis itu.
"Apa separah itu?" kata paban.
"Sangat parah sampai-sampa-"
"Baik jangan diteruskan,
Draco jika Lynx bicara begitu berarti itu benar-benar parah" ucapanku dipotong dan paban bicara pada seban.
Yah baiklah tak apa. Ayo Apolo kita pulang(benar). Terima kasih traktirannya paman(setengah). Wah aku tak sabar sekali kembali Hogwarts(bohong).
Aku dan Apolo meninggalkan mereka berdua yang masih berbicara dengan wajah datar setelah mengucap terima kasih dalam hati.
Voment🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Son ɪɪ (end)
FanfictionArlynx kembali beraksi di tahun keduanya. Menjadi chaser quidditch Slytherin dan harus menghadapi tim yang berisi Harry potter. Sekali lagi you-know-who kembali berulah, dan sekali lagi golden trio yang dibantu Arlynx menghentikan ulahnya. Mungkin...