16

378 70 3
                                    

Duel antara AG vs Orang narsis.

"Expelliarmus" AG mengucap mantra

Lalu orang narsis itu terpental. Aku tersenyum puas. Sementara para anak perempuan berwajah khawatir.

Serius, dia bagus di apa sih?

Draco memberi 1 galleon sembunyi-sembunyi dengan cara seperti memegang tangan. Sepertinya dia tahu ini akan terjadi, tapi agar lebih seru dia ikut ajakkanku.

Lalu orang narsis itu bangun dan beromong kosong kalau dia hanya membiarkan itu.

Sungguh benar-benar omong kosong. Padahal AG mengucapkan mantra dengan pelan. Sampai ada jeda antara 'ex' dan 'pelliarmus'.

"Bukankah lebih bagus jika mereka diajarkan mantra pertahanan?" tanya AG. Aku setuju mengapa dia malah unjuk kekuatan? Malu sendiri kan.

"Ah em yah. Siapa yang mau maju selanjutnya? Potter? Weasley?"

Dia beneran malu tuh sampai mengalihkan begitu.

"Tongkat Weasley rusak, bisa-bisa kita membawa mr. Potter ke rumah sakit" kata AG. Dia sebenarnya khawatir tapi tak bisa mengekspresikannya.

"Bagaimana dengan anak asrama ku?

Black mungkin?"

Hey mengapa aku?! Yang punya kesan bermusuhan kan Draco dengan dia.

Tapi si AG tak melihat wajah protes ku. Dia menunjuk aku lalu menunjuk panggung.

Hahh...

"Kalahkan si Pottah itu cousin"

"Ya kalahkan dia!"

Baiklah kata-kata penyemangat adalah tanda mereka mendukungku.

Aku naik ke panggung dan mempraktekan salam duel yang diperlihatkan para prof. tadi.

"Scary Pottah?" kata Draco dibawah.

"You wish" kata yang kasar. Tapi teman-teman si Pottah begitu puas.

Aku hanya berwajah datar sampai akhirnya aku berjalan ke tempatku.

"Tongkat siap!

Dalam hitungan ke tiga"

Saat selesai menghitung aku langsung menyerang Pottah

"Everto statum"

"Ahhhhh"

Pottah mental kebelakang karena mantra ku. Tapi aku tak berwajah sombong. Ekspresi ku benar-benar datar.

Dia bangun dan ingin membalas ku.

"Ricto sempra"

"Portego!"

Sungguh jika aku tak mengucap mantra itu aku yakin aku terpental dengan tak elit.

Apa-apaan dia itu. Aku saja tak bisa dia lawan lalu bagaimana dengan si Voldy? Sepertinya dia hanya mengandalkan keberuntungan.

Seriusan aku tetap diam ditempat ini kaki ku tak bergerak seinci pun.

"Serpensortia"

Ups, aku terlalu marah sepertinya. Itu hanya mantra random yang ku pelajari.

Muncul ular king cobra dari ujung tongkat ku lalu merayap mendesis.

AG berjalan melewati ku dan mendekat.

"Menjauh Potter bi-"

"Biar aku saja prof. Snape"

AG berhenti mendadak di depanku karna perkataan orang narsis itu.

Kita lihat, itu pasti mantra konyol untuk kesekian kalinya.

"Alarte ascendare!"

Ular itu terlempar lalu kembali lagi ke panggung. Wah tambah marah ularnya.

Lalu si Pottah mendesis. Dia.. Berbahasa ular?

AG menengok menatapku dengan bingung tapi yang ditatap tentu saja sama bingungnya. Aku tak tau sumpah jangan tanya aku.

Ular itu malah akan menyerang anak laki-laki asrama hufflepuf. Setelah lama Pottah mendesis baru si ular menengok ke arahnya.

Apa yang dibicarakan si Pottah?

AG yang masih bingung pun menghilangkan ular itu dengan menatap wajah Pottah.

Ya sudah pasti nanti banyak gosip lagi.

Hahh pasti aku tak akan tidur karna pak tua itu lagi.





"Menurutmu mengapa dia bisa berbahasa ular?"

"Apa keluarga Pottah sebelumnya ada yang bisa berbahasa ular?"

"Entah

Tapi Voldemort bisa"

"Memang Voldemort leluhur si Pottah? Pak tua ini tidak nyambung"

Kami menghabiskan waktu dengan berdiskusi dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Lalu kami mendengar kalau Pottah ada di tempat kejadian anak yang membeku.

Hahh lagi-lagi.

"Sepertinya Pottah sudah ada dibawah prof"

Pak tua itu turun ke bawah.

"Harry?"

"Maaf sir tapi burung anda"

Ah si Pottah melihat Fawkes mati. Sungguh disayangkan.

Aku ikut turun kebawah dan melihat.

"Apa kau melihat bagaimana itu terjadi Pottah?"

Dia hanya menggelengkan kepala. Lalu Hagrid datang dengan tergesa-gesa bilang bahwa itu tidak mungkin Pottah.

Lagipula siapa yang menuduhnya? Yah si squib itu ya.

"Kau tak menuduhku?" kata Pottah.

Aku menggeleng sambil tersenyum miris.

"Tidak, tapi apakah ada yang ingin kau katakan?" kata pak tua itu bertanya.

"No sir,

Tak ada"

Pak tua itu hanya menganggukan kepala dan menyuruh aku dan Pottah pergi.

Kami berjalan bersama. Hanya hening. Lagipula aku malas membuka percakapan. Aku ingin cepat-cepat sampai.

Lalu kami sampai pada jalan bercabang yang memang jalan kami ke asrama.

"Kalau begitu aku duluan Pottah"

"Ya berhati-hati lah"

Aku terkekeh, lagipula monster kamar rahasia itu mengincar muggleborn dan jelas aku bukan salah satu dari mereka.

"Yah kau juga" kataku dengan senyum kecil.

Lalu kami berpisah.







Voment🔥

Sirius Son ɪɪ (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang