Minggu, 23 januari 2022.
Kota, dimana luka itu berasal. Joanna Knag, atau sering di panggil Jojo. Menapaki kakinya di kota tempat ia dilahirkan, tempat dimana bayangan masa lalu kembali terhirup dalam paru-parunya.
Ternyata jakarta masih sama, panas dan sesak.
Sepuluh tahun yang lalu, ketika perceraian kedua orang tuanya. Ibu memilih untuk melangkah keluar dari kota ini, lalu memilih untuk menapak di kota Surabaya. Memulai karirnya sebagai pengacara. Lalu tanpa di duga. Ketika Jojo pulang sekolah, ibu berkata "Kemasi barangmu, kita akan pindah ke jakarta."
Saat itu Jojo tidak tahu alasan Ibu ingin kembali ke kota ini. Katanya, "Ibu ingin memulai lagi dari awal." Meski penasaran, Jojo tidak ingin bertanya lebih.
Setelah membayar, Jojo keluar dari minimarket. Ia berjalan menyusuri trotoar, menaiki jembatan penyeberangan, lalu menundukkan kepala ke bawah. Di bawah sana, mobil-mobil hilir mudik melaju dengan sangat kencang. Jojo menengadah ketika melihat burung berlalu lalang di atas sana. Seperti mobil-mobil yang melaju di bawah, orang-orang itu juga lewt begitu saja. Tangga untuk menuruni jembatan penyeberangan terbagi menjadi empat arah, dan Jojo tidak ingat arah yang mana yang harus ia tempuh untuk sampai di rumah.
Beberapa ekor burung merpati mengepakkan sayapnya di atas kepala. Membua langkah Jojo mengikuti arah perginya burung-burung itu. Membawanya kesebuah gang dimana berdiri rumah-rumah tua di sisi kanan dan kirinya. Ketika ia menyadari bahwa ia tersesat, ia sudah berjalan sangat jauh dari jalan besar. Jojo tidak merasakan kehidupan manusia dari sana, gang itu sepi seperti tak berpenghuni.
Ketika Jojo berbalik dan mulai melangkah keluar dari jalan itu. Tiba-tiba terdengar seseorang berteriak kecil. Terdengar seperti "Tolong" atau mungkin "Jangan lakukan." Suara itu semakin terdengar ketika Jojo sampai di depan sebuah tembok yang penuh dengan lumut. Dari tempatnya berdiri, terlihat seorang gadis di seret oleh seorang laki-laki ke dalam rumah yang bertuliskan. 'Rumah tak berpenghuni.'
Jojo melangkah masuk ke rumah itu, lalu berhenti di depan sebuah kamar yang pintunya tidak sepenuhnya tertutup. Jojo masih diam bahkan ketika laki-laki itu menampar gadis yang sedang menangis. Jojo merasa kasihan, tapi ia tidak tahu harus melakukan apa. Bahkan ketika lelaki itu melucuti tubuh seorang gadis, Jojo masih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze.
Teen Fiction"Tidak memiliki rasa takut, bukan berarti pemberani."-Jojo "Gak apa-apa kalo lo gak ngerasa sempurna. Di dunia yang terlihat sempurna ini, selalu ada keping-keping yang hilang, yang hanya bisa lo temukan ketika lo mampu menerima."-Nana