Part 5

130 7 1
                                    

Hari minggu ini Dani lari pagi di kawasan GSP UGM ( Grha Sabha Pramana UGM). Tempat ini menjadi lokasi favorit mahasiswa UGM. Walaupun sudah tidak menyandang status mahasiswa, tapi tidak menyurutkan langkahnya untuk berolahraga pagi di sini, karena dia melihat tidak hanya mahasiswa saja yang berolah raga di sini, tapi juga masyarakat sekitarnya. Tempat yang luas dan bersih dari kendaraan bermotor membuat tempat ini nyaman untuk berolah raga atau aktivitas fisik.

Saat sedang berlari mengelilingi gedung GSP , Dani merasa haus. Dia berhenti dan duduk di pinggir jalan untuk menenggak air mineral yang sudah dia siapkan dari rumah.

" Eh, Kak Dani ya? "

Terdengar suara seorang perempuan di sampingnya duduk. Dani pun menoleh. Dani melihat Mila berdiri di sampingnya menggunakan pakaian olah raga lengkap dengan rambut dikuncir ekor kuda. Tampak wajahnya yang berkeringat. Ya Allah, dalam kondisi kayak gini saja, Mila cantik banget. Eh, aku langsung mengalihkan pandanganku.

" Kak Dani?" panggilnya lagi membuyarkan lamunanku sekilas.

" Eh iya, emm... maaf ...maaf " jawabku. Kenapa aku jadi tergagap begini.

"Kamu olah raga di sini ?" Tanyaku kemudian.

" Iya lah kak, masak kerja sih hehe" jawabnya sambil tertawa pelan. Ya Allah kalau tertawa kenapa tambah cantik. Astaghfirullah, hatiku.

" Eh iya ...ya...sorry...sorry"

Aduh, kenapa aku jadi penurunan dalam berpikir sih. Ya jelaslah, dia pakai baju olah raga dan pagi – pagi di sini masa ya kerja. Aduh..

"Kak Dani lari pagi sendirian ? "

" Iya. Kamu sering ke sini Mil?"

"Iya, aku rutin, ku usahakan setiap pekan. Ya, nggak mesti di sini sih, pindah-pindah. Kak Dani juga sering olah raga di sini?"

" Iya, sama seperti kamu, kadang pindah juga"

" Tapi, kayaknya nggak pernah ketemu ya. Apa mungkin pas aku di mana kakak yang disini ya" katanya sambil tertawa. Kakak ya ?

" Iya mungkin"

" Kakak udah lama jogging di sini ?"

" Sudah sejak masih mahasiswa dulu. Tapi karena kerja ya tidak lagi. Ini kembali ke sini, baru mulai lagi"

" Ganti statusnya ya kak? " katanya sambil tersenyum.

" Maksudnya ?"

" Dulu kan statusnya mahasiswa sekarang pegawai"

" Oh iya ya. Khawatirnya nanti kalau sering ke sini kelihatan tua sendiri"

" Ya nggak juga, tuh banyak yang sudah berkeluarga juga"

" Kalau mereka kan bersama pasangan dan anak-anaknya Mil"

" Ya kakak cari dong!" ujanya.

" Nyari dimana ?? Kamu bantu nyariin sini "tantangku

" Ehm... nyari dimana ya" katanya sambil telunjuknya diletakkan di dagunya seolah-olah berpikir.

" Udahlah, kayak apa aja. Pasangan itu harus dipikirin bener-bener Mil. Jangan sembarangan nyari, jangn yang penting nikah sah. Udah yuk, masih lanjut jalan lagi nggak ?" kataku selanjutnya tidak mau memperpanjang urusan. Kalau masalah jodoh, nanti gak selesai-selesai. Lari pagi untuk menghirup udara segar malah terkontaminasi masalah itu-itu lagi. Nggak jadi fresh malah pusing.

" Nggak kayaknya kak. Mau balik aja. Sudah lumayan juga. Kakak masih mau lanjut?" jawabnya.

" Nggak, kayaknya sudah juga"

" Sudah sarapan?" tanyaku lagi.

" Belum"

" Mau sarapan bareng? "

" Boleh, mau dimana?"

"Kalau SGPC ( Sego Pecel/ Nasi Pecel) aja gimana?"

" Boleh.....boleh"

Aku dan Mila pun akhirnya menuju tempat makan yang ada di sekitar kampus. Suasana di sana sangat ramai, dan tentu saja didominasi para mahasiswa. Mila menunjuk ada meja yang kosong dan mengajakku duduk di sana. Mila mulai mengajak mengobrol. Memang Mila ini anaknya supel dan enak diajak ngobrol.

" Kakak sudah di kejaksaan berapa lama?" tanyanya lagi membuka obrolan kami.

" Berapa ya ? sekitar tujuh tahunan lah"

" Udah lumayan lama juga ya?"

" Iya, dulu lulus kuliah ada penerimaan pegawai di kejaksaan terus daftar dan lolos. Alhamdulillah. Kalau kamu sendiri?"

" Hampir sama sih, habis lulus, lihat pengumuman di kampus, iseng-iseng daftar eh....nggak tahunya malah keterima padahal rencana mau balik ke Bandung. Tapi ya sudah bisa untuk pengalaman"

" Kok pengalaman? Memang hanya untuk sementara saja?"

" Nggak tahu juga, besok lihat-lihat lagi, masih ada keinginan sih bisa tinggal bareng sama orangtua"

Tidak lama kemudian pesanan mereka datang. Mereka langsung makan tanpa banyak mengobrol lagi, mungkin karena suasana masih canggung, jadi tidak butuh waktu lama mereka dapat menghabiskan makanan.

" Habis ini mau kemana?" tanyaku setelah menyelesaikan makannya.

"Langsung pulang, kalau kakak?" Mila balik bertanya.

" Langsung pulang juga" Aku menjawab sambil berdiri dan hendak menuju ke ibu penjual SGPC.

" Kak...aku bayar sendiri aja" katanya.

" Nggak usah, kakak aja" cegahku.

" Tapi..."

" Nggak apa-apa. Tidak menerima penolakan"

" Makasih ya Kak" ucap Mila.

" Sama-sama"

Setelah makan pagi bersama akhirnya kami berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing. Tadinya aku menawarinya untuk sekalian aku antar, tapi ternyata Mila membawa kendaraan sendiri.

Baru saja sampai di rumah, aku membuka pesan masuk di handphoneku. Tadi HP nya lupa tidak aku bawa, jadi baru sempat membukanya sekarang. Aku melihat pesan masuk dari Galih dan seketika membuatku membelalakkan mata. Bagaimana tidak kaget, Galih, sahabatnya mengirimkan fotonya berdua dengan Mila saat jalan pagi di GSP tadi.

( Cie... yang janjian jalan-jalan pagi)

(Pantes mau diajak bareng nggak mau, ternyata oh ternyata...)

(Kalau kayak gini mah...rasa-rasanya perjodohan bakal berhasil deh ...emoticon ngakak )

Setelah membaca pesannya, aku langsung menjawabnya.

( Ini nggak seperti yang kamu kira ya)

Ternyata HP di seberang pas online. Balasan langsung masuk.

( Tenang bro...santai, aku dukung kok hehe)

( Tadi aku nggak sengaja ketemu Mila. Ya udah terus bareng jalannya. Gitu Broo)

( Iya...iya..percaya bang...)

(beneran brooo)

(Alah...pakai ngasih alasan segala. Hari ini jalan pagi trus sarapan besoknya lagi apa? Ya udah lah nggak apa-apa. Udahlah orang tua kalian juga sudah setuju. Nggak masyalaaah kalee)

Dani kian dongkol.

( Heh....jangan macem-macem mikirnya ya. Tadi beneran nggak sengaja ketemu, nggak ada namanya janjian!!)

Galih yang ada di seberang hanya membalas dengan emoticon ngakak.

KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang