Sinar matahari pagi, masuk melalui jendela dan ketika aku membuka mata, aku melihat angin musim semi menerpa tirainya.
Hari ini cuacanya tampak menyenangkan, tetapi itu sangat berbeda dengan badai menggelora yang telah terbangun di dalam diriku segera setelah aku membuka mata pagi itu.
Kemudian aku mencium aroma manis di udara yang aku yakini datang dari arah dapur dan dengan itu aku memutuskan untuk bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Ketika aku sampai di dapur, aku melihat ada dua gelas jus strawberry yang telah disiapkan Alice dan dua buah wafel rasa madu yang sudah dia taruh di atas piring.
Alice yang telah mengenalku dengan baik seperti biasa menyadari jika ada sesuatu yang salah saat dia mengarahkan matanya ke arahku dan aku segera membuat alasan dengan mengatakan padanya jika aku sedang sakit kepala.
Aku masih tidak tahu bagaimana cara untuk memulai percakapan tentang apa yang terjadi semalam. Alice masih bersikap seperti biasanya, tindakannya selalu dilakukan dengan penuh kasih sayang.
Misalnya semalam, dia masih seperti biasanya, mencium punggungku dengan lembut sebelum tidur dan itu membuatku tidak bisa menuduhnya begitu saja karena bisa saja, mungkin apa yang semalam aku lihat di hotel itu sama sekali tidak seperti yang aku bayangkan.
"Kamu sedih karena aku meninggalkanmu di restoran, bukan?"
Aku terkejut dengan pertanyaan Alice.
"Tidak, bukan karena itu." Aku mencoba untuk tersenyum, tetapi senyumanku salah karena aku melakukannya dengan pipi terangkat dan itu jelas bukan senyuman yang biasa aku lakukan.
Alice terdiam selama beberapa detik sampai dia berkata.
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tidak ada apa-apa... aku hanya sedikit terganggu dengan sesuatu, tapi jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja." Aku mencoba untuk tersenyum lagi, namun senyum itu kembali salah.
Kemudian Alice perlahan mengangkat daguku dengan tangannya, lalu dia mengarahkan pandanganku untuk bertemu dengan mata hazelnya yang menatapku dengan dalam.
"Katakan padaku, apa yang salah?"
Aku masih belum siap untuk membicarakan apa yang aku lihat semalam karena itu masih terlalu dini. Aku masih perlu berpikir dengan lebih baik sehingga nantinya tidak akan menimbulkan sebuah pertengkaran diantara kami.
Aku masih perlu menemukan cara terbaik untuk menanyakan siapa wanita berambut pirang dan apa yang mereka lakukan di dalam hotel.
Aku sebisa mungkin harus berhati-hati, karena itu adalah pembicaraan yang sensitif dan sejauh ini, Alice belum menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan terhadap perilakunya.
Aku tidak ingin dia berpikir jika kepercayaan yang aku miliki padanya telah hilang.
Aku jelas masih percaya padanya. Aku hanya bingung dengan apa yang aku lihat dan aku membutuhkan cara yang tepat untuk memulai pembicaraan itu.
Dan saat ini, aku pikir itu bukanlah momen terbaik untuk membicarakan hal itu.
"Aku hanya... aku hanya tidak tahu apakah yang telah aku rencanakan untuk pekerjaanku akan berhasil atau tidak... aku khawatir hari ini aku tidak akan mendapatkan apapun dan aku takut jika itu akan membuatku kehilangan semangatku."
Aku tidak berbohong saat mengatakan itu, tapi itu juga bukan alasan mengapa senyumanku menghilang.
"Aku belum mendapatkan banyak pengikut di Instagram, meskipun salah satu foto yang aku unggah telah mencapai lebih dari seratus Like."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU LIE TO ME (GXG)
FanfictionJennie Rubyjane dan Alice Bruschweiler telah menikah selama sekitar 6 tahun. Mereka menjalani kehidupan yang sederhana dan damai di lingkungan yang tenang di kota Gwangju, Korea Selatan. Keinginan terbesar dari pasangan itu adalah mengadopsi anak...