Sekali lagi, aku berpura-pura kepada Alice jika semuanya dalam keadaan baik-baik saja.
Namun, setelah mengetahui jika ada sesuatu yang tersembunyi dirumah ini, aku tidak bisa lagi berpura-pura dengan benar, karena ketika aku mencoba untuk tersenyum, senyumanku tidak menujukan senyuman bahagia dan riang seperti yang selalu aku berikan pada Alice, namun senyuman itu adalah senyuman yang terpaksa muncul di bibirku dan aku sebisa mungkin menyembunyikannya sebelum Alice menyadari jika ada sesuatu yang tidak beres denganku.
Aku membicarakan berbagai macam topik pembicaraan dengannya, mulai dari aktivitasku sehari-hari dan hal acak lainnya, dan ketika Alice mulai berbicara tentang berbagai hal denganku, pikiranku tersesat di ruang rahasia yang terletak di dinding pembatas yang memiliki lebar sejauh tiga kaki yang mungkin digunakan Istriku untuk menyembunyikan rahasia yang tak terhitung jumlahnya.
Aku berusaha mengalihkan semua kemungkinan itu dari pikiranku yang bergemuruh dengan cara mengajak Istriku menonton episode baru dari drama serial favorit kami.
Namun aku meninggalkan ruang tamu ketika episode itu baru aku tonton setengah jalan, dan segera setelah itu aku menerima tatapan ketidakpercayaan dari Alice. Namun dia tidak mengatakan apa-apa, meskipun aku tahu jika dia ingin menanyakan seribu pertanyaan kepadaku.
Mungkin kali ini tingkahku terlihat jauh lebih aneh dari biasanya dan itulah sebabnya Alice memilih untuk diam, tapi aku bisa merasakan jika matanya terus mengikuti gerakanku di sekitar rumah seolah-olah dia sedang mencoba mengungkap apa yang sebenarnya aku sembunyikan.
Untuk alasan itu, penting bagiku untuk menemukan cara agar aku bisa masuk ke ruang rahasia yang ada di antara studioku dan kamar tidur kami dan aku perlu menemukan semua yang Istriku sembunyikan dariku.
Karena dengan semua bukti yang aku temukan, aku bisa lebih memahami kebohongan dan rahasianya sehingga aku bisa berbicara dengan serius tentang itu semua. Aku benar-benar ingin tahu segalanya, sehingga ketika kami berbicara dia tidak bisa lagi menyembunyikan apapun dariku.
Aku punya beberapa teori tentangnya.
Dia mungkin memasuki dunia kejahatan ini beberapa tahun yang lalu ketika dia mengalami kecelakaan mobil.
Itu adalah kecelakaan yang buruk dan membuat Alice dirawat di rumah sakit selama satu minggu sampai akhirnya dia diperbolehkan untuk pulang.
Beberapa tulang rusuknya patah, sementara wajah dan tubuhnya dipenuhi dengan memar. Aku ingat betul ketika aku mendapat berita tentang kecelakaannya dari seorang wanita yang merupakan petugas polisi yang membuat tekanan darahku secara drastis turun.
Aku ingat polisi wanita itu menemaniku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Alice, karena aku benar-benar shock sehingga aku tidak pergi sendiri.
Aku ingat dalam perjalanan ke rumah sakit aku melewati lokasi kecelakaan dan melihat kerusakan parah yang terjadi pada mobilnya. Aku bahkan meragukan Alice telah selamat dari kecelakan itu dan ketika tiba di rumah sakit, hal pertama yang aku lakukan adalah memegang tangannya.
Aku masih ingat tawanya yang lemah ketika dia pertama kali membuka matanya dan menemukanku dalam kondisi berantakan di sampingnya. Tapi aku juga ingat perilakunya yang mencurigakan setelah dia pulang dari rumah sakit.
Alice saat itu tidak bisa melakukan banyak gerak dan dokter mengharuskan dia untuk beristirahat di rumah selama 24 jam sehari, tetapi ketika aku kembali dari pekerjaanku, aku menemukan rumah yang kami tinggali benar-benar kosong.
Kemudian ketika aku menanyainya tentang hal itu, Alice akan menjawabnya dengan gelisah seolah-olah dia telah tertangkap basah, dan dia segera membuat alasan yang bagus dan tentu saja aku selalu mempercayainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU LIE TO ME (GXG)
FanfictionJennie Rubyjane dan Alice Bruschweiler telah menikah selama sekitar 6 tahun. Mereka menjalani kehidupan yang sederhana dan damai di lingkungan yang tenang di kota Gwangju, Korea Selatan. Keinginan terbesar dari pasangan itu adalah mengadopsi anak...