16

7K 787 7
                                    

Pemuda tampan yang akan memasuki usia kepala tiga itu kini sudah siap dengan pakaian tugasnya, empat pistol dengan berbagai jenis bahkan sudah masuk kedalam sakunya. Mata tajamnya masih memantau titik-titik dari koordinat yang di kirim rekannya yang katanya akan memberinya aba-aba nanti.

Jung Jaehyun atau pemilik kode nama Jeff itu masih belum paham dengan apa yang terjadi, Jaemin hanya menelfonnya untuk minta bantuan dengan menyebut code name nya dan Jaehyun merasa ini akan menjadi sesuatu yang serius. Untungnya ia sudah memulangkan tunangannya di sertai kecupan sebagai salam perpisahan mereka.

Uh, membayangkan wajah menggemaskan sulung Lee saja telinga Jaehyun langsung memerah sempurna.


" Jeff, datanglah sekarang, akan aku kirim lokasinya. Kau dan pasukanmu bisakah menunggu di pintu bagian belakang bangunannya?"

Jeff nampak mengeryit mendengar deru nafas seseorang di sebrang sana yang nampak sangat memburu.
" Tentu, sesuai permintaanmu Theron."

Sambungan berhenti dan Jeff langsung bangkit dari duduknya, tangan kekarnya mendorong pintu ruangannya yang sebelumnya tertutup rapat, ketika pintu terbuka Jeff di sambut barisan para pria berbadan kekar juga senjata lengkap yang siap menunggu titah dari sang tuan.

" Bersiaplah, kita akan membantu Theron. Pastikan seluruh perlengkapan tidak ada yang kurang, aku tidak mau ada kecacatan dalam misi kali ini, apa kalian paham?" Aura dominasi dari seorang kapten kesayangan Jendral Kim itu sangat kuat, Jeff menatap seluruh bawahannya dengan dagu yang diangkat keatas.

" KAMI PAHAM TUAN." jawab pasukannya serentak, Jeff mengangguk dan kemudian berjalan lebih dulu membelah pasukannya dengan diikuti oleh mereka di belakangnya.

Puluhan mobil itu kemudian pergi meninggalkan markas besar ke tiga milik Jendral Kim di bawah pimpinan kapten Jeff dengan mobil paling depan yang di kendarai oleh Jeff sendiri.

" Tenang Theron, aku akan segera datang."



.

.

.

.



Entah sudah keberapa kalinya sang pangeran Lee mendapat hujaman di seluruh tubuhnya, namun yang pasti tubuhnya sudah sangat luar biasa sakit dengan mata yang sebentar lagi mungkin akan terpejam.

Di sisi lain, Mark pun tak kalah buruk kondisinya karena berulang kali memberontak saat para bedebah di depan mereka hendak menyentuh Renjun dan Haechan yang meringkuk ketakutan di belakangnya. Jika ia tak bisa melindungi Jeno yang terkapar di depan sana, maka Mark akan berusaha melindungi kedua pemuda manis yang jaraknya sangat dekat dengannya. Ia tidak ingin makin menyesal jika semua ini selesai.

" Hey hentikan, jangan membuatnya mati atau kita akan kehilangan segalanya." Pria bertopi yang merupakan pelaku penembakan Jaemin itu memang sedari tadi hanya menonton semua yang di lakukan anak buahnya.

Seketika para pria itu mundur, menjauhi Jeno maupun Mark. Entah apa yang sedang mereka bahas hingga kemudian gelak tawa besar yang terdengar mengerikan memenuhi ruangan sempit itu.


" Sepertinya kalian sangat senang akan sesuatu hingga menurunkan kewaspadaan ya." Sindir Jaemin yang entah sejak kapan bersandar di dinding dekat pintu yang telah terbuka lebar.

" Siapa kau?" Pria bertopi tadi berjalan mendekat, " Bukankah kau pemuda yang ku tembak tadi? Bagaimana kau bisa sampai sini hm? Nampaknya kau tidak bisa di remehkan semudah itu ya?" Pria bertopi itu melirik kaki Jaemin yang masih mengucurkan darah hingga membasahi lantai.

☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang