Suara deru mesin kendaraan yang berlalu lalang di jalan rupanya tidak menjadi persoalan pemuda manis berseragam yang tengah melamun dan duduk di depan minimarket yang merupakan tempat kerja Jaemin, Minhee memutuskan untuk menunda kepulangannya karena pasti hanya sepi yang ia dapatkan.Ia bingung, sudah bertahun-tahun ia hidup sendirian diapartemennya yang sederhana namun hanya dalam beberapa bulan ia bertemu dan hidup dengan Jaemin, satu hari tanpa melihat wajah kaku kakaknya membuatnya kosong dan kesepian.
Dan ini sudah hari kedua Minhee tidak bertemu Jaemin.
Minhee masih saja melamun hingga tidak menyadari kehadiran pemuda lain yang berseragam sama dengannya.
Tak
" Minumlah, kau sudah seperti orang yang kehilangan semangat hidup, apa kau berencana bunuh diri dengan menabrakkan diri di tengah jalan?" Minhee mengalihkan perhatiannya pada pemuda yang memberinya sekaleng cola dingin, dalam diam Minhee menatap intens pemuda yang bingung dengan tatapannya.
" K-kenapa melihatku seperti itu? Setiap bertemu kau selalu menatapku dengan pandangan menilaimu itu." Pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah Hwang Yunseong yang pernah ditolong Minhee itu mengalihkan pandangannya ia agak kikuk di tatap sedemikian dalam oleh mata bulat yang jernih itu.
" Maaf." Yunseong kembali menatap Minhee yang kini mengalihkan pandangannya, kembali menatap lalu lalang kendaraan.
" Tidak apa, aku hanya risih di tatap sedemikian intens dengan jarak yang sangat dekat." Jelas Yunseong menenangkan, " Oh ya, aku hampir lupa, siapa namamu? Aku mengenalkan diriku tanpa mengetahui namamu."
" Na Minhee, kau bisa memanggilku Minhee."
Yunseong mengangguk, "Baiklah, lalu Minhee apa yang menganggumu? Sudah dua hari ini aku melihatmu melamun disini dan menatap kosong jalanan tiap pulang sekolah, aku berpikir kau akan mengakhiri hidupmu dengan tragis."
" Aku....aku hanya merindukan kakakku, dan hilangkan pikiran konyolmu itu, sejak tadi kau hanya membicarakan tentang bunuh diri terus." Gerutu Minhee kesal, Yunseong tertawa ia baru sadar bahwa pemuda di sampingnya ini sangat manis dan menggemaskan, dia kan jadi suka, eh?
.
.
.
.
Jaehyun memilih mengajak Jaemin untuk bertemu langsung dan membicarakan hal ini dengan calon ayah mertuanya, eh? Tidak salahkan Jaehyun memanggil Donghae seperti itu? Lagipula juga sebentar lagi ia akan menikahi Taeyong dan sudah pasti Donghae akan menjadi mertuanya kan? Sudah mari kita lupakan pembicaraan ini, kita kembali ke masalah yang baru pria itu ketahui bahwa masalah menjadi se intens ini.
Tapi daripada memikirkan ini Jaehyun lebih tidak habis pikir dengan Jaemin yang tidak mengenal dan mengetahui siapa itu Lee Donghae, Jaehyun ingin marah tapi melihat tatapan polos Jaemin yang langka membuatnya menelan segala kemarahannya seketika lebih baik ia membawa si manis ini kepada Lee Donghae secara langsung dan membahas kelanjutan masalah ini bersama.
Tiba di depan sebuah gerbang hitam yang tinggi menjulang Jaehyun menekan klaksonnya dan seketika pintu terbuka, Jaemin yang duduk di sampingnya menganga tak percaya dengan rumah megah yang mereka kunjungi.
" Ini rumah siapa?" Tanya Jaemin penasaran, Jaehyun tersenyum kemudian memilih keluar dari mobil diikuti Jaemin.
" Ini rumah Lee Jeno." Jaemin menukikkan alisnya bingung, "Jeno? Bukankah kita harusnya menemui Lee Donghae?"
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]
Fiksi PenggemarSelamat dari kecelakaan pesawat yang menyebabkan ia kehilangan orangtuanya, Na Jaemin dibesarkan dan dididik oleh pendiri pasukan khusus yang merupakan mantan Jenderal tertinggi Korea Selatan. Besar dan tumbuh di lingkungan berbahaya menjadikan Jaem...