Kepala sekolah memijit pelipisnya pusing, kepalanya serasa mau pecah karena kedatangan tiba-tiba dari orangtua Kim Seoli yang meminta pertanggungjawaban untuk kekerasan juga pembulian yang diterima putrinya setelah satu minggu bersekolah disini.
Sedari tadi orangtua Kim Seoli terus menerus menyerangnya dengan berbagai protesan juga ketidak terimaannya, Kim Seoli sendiri sedari tadi hanya menunduk, ia sedari awal tidak berniat mengadu kepada orangtuanya mengingat ia telah mencari masalah pada orang yang salah, tapi karena bekas pukulan Jeno juga tamparan Haechan tidak main-main hingga sekarangpun bekasnya belum pudar sedikitpun.
" Pokoknya saya tidak mau tau, pelaku kekerasan putri saya harus dihukum dengan berat!" Ucap ibu Seoli menggebu-gebu sedang sang suami mengangguk menyetujui.
" Tunggu dulu tuan dan nyonya, sejak tadi kalian selalu berteriak dan bicara tapi tidak pernah mengatakan pelakunya jadi bagaimana saya bisa memberi hukuman padahal kita tidak tau pelakunya?" Kepala sekolah menatap lelah satu keluarga itu, sedangkan dua orang guru yang merupakan guru BK dan kesiswaan disamping sang kepala sekolah hanya menahan tawa mereka.
" Seoli, cepat katakan sayang, tidak apa kau tidak usah takut, disini tidak akan ada yang berani pada kita." Bujuk sang ibu agak sombong, guru BK yang mendengarnya memasang tampang julid dan segera di cubit pinggangnya oleh sang guru kesiswaan.
" Cih, memang mereka siapa?" Bisik sang guru BK bertanya, guru kesiswaan tidak dapat menahan rasa gelinya, " Entah? Mungkin cucu presiden?" Kedua guru tersebut terkikik diam-diam dan ketika sang kepala sekolah menoleh keduanya langsung bungkam dengan saling senggol.
" Ayo katakan sayang." Seoli mengangkat wajahnya yang memar, matanya takut-takut melirik kedua orangtuanya yang duduk mengapitnya.
" Y-yang memukulku a-adalah siswa kelas 2-1A." Jawab Seoli dengan lirih, kedua mata orangtuanya seketika membulat.
" Lihat! Bahkan disekolah ini siswanya berani bermain tangan dengan anak perempuan." Cela ayah Seoli marah, kepala sekolah mendesah lelah, "Seoli, bisakah kau menyebut langsung nama pelakunya agar segera hadir? Lagipula siswa kelas 2-1A tidak hanya seorang." Ucap kepala sekolah dengan lelah.
Wajah siswi itu memucat, jika ia menyebut nama si pelaku mau jadi apa kehidupannya kedepan? Yang ia tau orang tuanya pun juga menjalin kerja sama dengan bisnis keluarga Lee.
" Pelakunya adalah J-Je-
Jaemin! Pelakunya adalah Jaemin!" Seru Seoli tanpa ragu, jika ia menyebut Jeno hidupnya akan berakhir tapi jika pemuda yang kemarin menatapnya tajam dia tidak akan berbahaya kan? Lagipula nampaknya ia tidak punya apa-apa terlihat dari penampilannya yang sederhana.
Guru BK dan kesiswaan mengeryit, bukan apa tapi mereka mengenal siswa bernama Jaemin hanya satu dan itupun kakak dari seorang Na Minhee yang mereka kenal sangat acuh dengan sekitar kecuali jika itu menyangkut adiknya.
" Panggil siswa bernama Jaemin itu kesini, berani sekali dia menyakiti putri kesayangan keluarga Kim." Desak ibu Seoli, Kepala sekolah memberi isyarat untuk guru BK menghampiri Jaemin sedangkan guru Kesiswaan ia tahan untuk menemaninya mendengarkan celotehan kedua orangtua Seoli yang memamerkan kekayaan mereka.
Setidaknya siswa bernama Jaemin itu tidak berbahaya kan?-batin Seoli menyeringai.
.
.
.
.
Siswa siswi kelas 2-1A yang tengah fokus memperhatikan penjelasan dari guru fisika di depan kelas seketika menoleh saat pintu kelas yang tertutup rapat diketuk dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]
Fiksi PenggemarSelamat dari kecelakaan pesawat yang menyebabkan ia kehilangan orangtuanya, Na Jaemin dibesarkan dan dididik oleh pendiri pasukan khusus yang merupakan mantan Jenderal tertinggi Korea Selatan. Besar dan tumbuh di lingkungan berbahaya menjadikan Jaem...