Seorang pemuda bersurai coklat nampak tengah bersandar pada salah satu tiang ranjang susunnya, matanya nampak terpejam dengan sebelah tangan yang menutupinya.
Puk
Sebotol cola dingin menempel di sisi pipinya, matanya sontak terbuka lebar sesaat sensasi dingin mengenai pipinya.
Di samping ranjangnya kini berdiri salah satu rekan yang memiliki umur diatasnya.
" Tidak perlu memaksakan ingatanmu, semua hanya perlu kau jalani seperti biasanya." Kata si rekan sembari duduk di samping si pemuda yang kini tengah meneguk perlahan cola yang tadi di sodorkannya.
" Aku hanya belum siap dengan apa yang akan terjadi setelah aku kembali ke Korea." Tutur si pemuda dengan pandangan lurus ke depan, seseorang yang lebih tua memilih diam mendengarkan keluhan sang pemuda yang telah dikenalnya sejak lama.
" Hampir sepuluh tahun hidupku di habiskan hanya untuk bertempur di medan perang, bahkan aku melupakan semua tentang diriku, dan sekarang mereka tiba-tiba mengatakan padaku untuk pulang ke Korea menemui satu-satunya keluargaku." Tuturnya lirih, sesekali meneguk cola miliknya sosok lainnya nampak menatap penuh pada si pemuda.
Pikirannya tiba-tiba menerawang ke sepuluh tahun lalu saat menemukan seorang bocah yang terluka parah dibawah sebuah pohon. Ia yang saat itu di tugaskan untuk membasmi para teroris yang berlari kehutan dengan pasukannya malah menemukan bocah yang meringkuk kesakitan dengan seluruh tubuh berlumur darah.
Tanpa basa-basi ia dan pasukannya segera membawa sang bocah kembali ke tenda markas untuk segera mendapat pertolongan, ia hanya berpikir sang bocah terluka karena serangan teroris. Hingga setelah 2 minggu kesembuhannya, entah pemikiran darimana pimpinan mereka menawarkan sesuatu pada si bocah yang berumur 7 tahun yang baru mereka sadari berasal dari Korea.
" Bagaimana jika kau ikut berlatih seperti paman-paman disana?" Tanya pimpinan pasukan yang melihat potensi besar di mata si bocah, Na Jaemin, nama bocah yang baru diketahui oleh mereka hanya mengangguk polos dan dibalas senyum merekah oleh Kim Namjoon, sang pimpinan pasukan Alpha tentara Korea.
Sejak saat itu, bocah polos itu menjalani semua latihan mengerikan bersama anggota lain di dalam hutan Suriah, bocah polos yang awalnya jatuh sakit saat pertama kali berlatih itu kini mampu menyaingi sang pimpinan, dan hal ini benar-benar membuat Namjoon senang sekaligus bangga.
Jaemin menyenggol bahu pria di sebelahnya saat mendapati si pria malah melamun tak memberinya jawaban.
" Jaemin-ah, kau tak perlu risau dengan itu, saat kau menemui keluargamu itu kau akan mengerti arti dari kata pulang." Ujarnya seraya menepuk salah satu pundak Jaemin." Ayo, akan aku ajari caranya hidup seperti remaja biasanya agar kau tidak di curigai dan hidupmu aman." Ajak si pria dan langsung diangguki oleh Jaemin yang masih belum mengerti maksud dari ungkapan REMAJA BIASA.
Sedangkan di sisi lain bumi, tepatnya di sebuah negara yang terkenal akan para girl maupun boy grup dengan visualisasi diatas rata-rata, di sebuah kota yang sangat tidak asing di telinga warga dunia yaitu kota Seoul, di sebuah apartemen sederhana di sisi lain sebuah bangunan perkantoran megah, sebuah apartemen milik mereka yang memang hidup sederhana terdapat seorang pemuda manis dengan wajah membiru yang berjalan tertatih keluar dari lift menuju kediamannya.
Langkahnya yang lemah seketika terhenti saat mendapati seorang pria berjas rapi berdiri tegap di depan apartemennya. Dengan badan lemah dan pikiran yang sangat bingung si manis ini berjalan mendekat.
" Permisi? Ada keperluan apa hingga kau berdiri di depan apartemenku?" Tanya si manis berusaha tenang, nampak pria di depannya meneliti penampilannya dari atas hingga bawah, menyebabkan perasaan gugup seketika merasuki hatinya.
" Benar kau Na Minhee? Putra bungsu Na Seongje dan Na Sooyoung?" Tanya si pria dengan kaku, Minhee mengerutkan kening kebingungan.
" Apa maksudmu dengan putra bungsu? Bukankah aku putra tunggal ayah dan ibu?" Tanyanya bingung, pria di hadapannya masih menampilkan raut yang sama, datar, dengan pasti ia menjelaskan maksud dan tujuannya diutus kemari.
" Saya Mark Tuan, saya diutus kemari untuk memberi tahukan bahwa keluarga anda, lebih tepatnya hyung anda masih hidup dan satu minggu ke depan akan di pulangkan keKorea, untuk lebih jelasnya lebih baik anda membaca dokumen ini sendiri dan jangan lupa untuk menjemputnya di bandara minggu depan, terimakasih, saya pamit." Setelah memberikan sebuah amplop dan membungkukkan badannya, seseorang yang memperkenalkan diri sebagai Mark Tuan itu langsung pergi meninggalkan Minhee yang tercenung di depan apartemennya dengan ribuan pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Sejak kapan ia memiliki hyung? Apa dia melupakan sesuatu? Lalu kenapa sejak bertahun-tahun, baru sekarang hyungnya akan pulang? Kenapa? Mengapa?
Minhee menatap amplop ditangannya dengan raut wajah serius, tanpa basa-basi dan melupakan seluruh rasa sakit yang menimpanya ia segera memasuki apartemen sempitnya dan mendudukkan tubuhnya diatas sofa coklat usang yang menghiasi ruang tamunya.
Amplop terbuka dan di tariknya beberapa lembar kertas yang berada di dalam amplop, di bagian pertama terdapat sebuah foto seorang pemuda manis bersurai coklat dengan pahatan wajah yang hampir mirip dengannya, bedanya garis wajah di foto lebih tegas darinya. Bahkan ia akui wajah dalam foto itu begitu rupawan meski tatapannya nampak tajam.
Di bagian kedua ia menemukan informasi lengkap tentang apa yang sejak tadi berputar di dalam kepalanya.
Jadi, selama ini aku punya hyung? Apa semuanya akan berubah lebih baik? Ya! Aku harap kehidupanku setelah ini akan lebih baik dari sebelumnya
Minhee meremas pelan foto pemuda ditangannya dan tanpa sadar air mata mengalir lembut di pipinya. Dengan senyum yang seketika merekah, si manis bangkit dari duduknya dan menatap kesekeliling apartemen dan berniat membersihkannya untuk menyambut kedatangan sang hyung.
" Jaemin hyung, aku tidak sabar bertemu denganmu."
Vote and coment please
Tbc.....
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]
Fiksi PenggemarSelamat dari kecelakaan pesawat yang menyebabkan ia kehilangan orangtuanya, Na Jaemin dibesarkan dan dididik oleh pendiri pasukan khusus yang merupakan mantan Jenderal tertinggi Korea Selatan. Besar dan tumbuh di lingkungan berbahaya menjadikan Jaem...