bonchap 2

6K 593 20
                                    



Jeno menangis, tidak mau makan, mogok bekerja bahkan mengurung diri di kamar. Membuat Tiffanny dan Donghae khawatir bukan main, sejak beberapa hari yang lalu putra bungsu mereka pulang dalam keadaan basah kuyup tanpa kata langsung masuk ke dalam kamar dan mengamuk. Hendak di dekati pintu kamar terkunci dari dalam, setelah mereda Tiffanny yang saat itu hanya sendiri di rumah langsung menelpon sang suami dengan tangis yang membuat Donghae ketar ketir.


Hingga kini meskipun pintu kamar sudah bisa terbuka akibat dobrakan Donghae Jeno masih sama saja. Mogok segalanya, bahkan urusan kantor Jaehyun yang langsung menghandlenya sendiri.


Khawatir tentu saja, bahkan Taeyong dan Jaehyun serta anak mereka mengungsi sementara kekediaman besar Lee, berusaha membujuk agar Jeno tidak seperti mayat hidup.


Mark yang baru mendengar langsung bergegas bersama Haechan untuk kekediaman Lee, ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

" Sebenarnya ada apa ini paman?" Tanya Mark penasaran, di depannya kini Donghae nampak kacau dengan mengurut keningnya yang sangat pusing.

" Aku juga tak tau Mark, hari itu aku pergi bersama ayahmu jika kau lupa. Tiba-tiba bibimu menelpon dengan terisak aku tanpa babibu langsung pulang dan mendapati kondisi mengenaskan bocah nakal itu."

Mark mengeryit, merasa bingung dengan keadaan. " Apa paman sudah menghubungi Jaemin?" Tanya Mark pelan, Donghae menggeleng pelan.
" Bagaimana aku bisa menghubungi si kelinci itu? Ponselnya berada di tangan putra Namjoon, aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi karena nada bicara si Kim kecil nampak sangat marah, dan aku tau sepertinya telah terjadi hal yang buruk, sayangnya aku tidak tau apa itu mengingat Jeno tidak bisa diajak bicara." Ujar Donghae sangat pusing, putra bungsunya ada saja membuatnya ketar ketir seperti ini.

Mark terhenyak, tiba-tiba mengingat apa yang pernah Jeno bicarakan.

" Paman, sepertinya aku tau penyebab masalah ini." Ujar Mark yakin, Donghae langsung duduk dengan tegap di kursinya.

" Apa?"

Mark menyeringai, " Jeno......"









.


.


.


.





Pemuda manis yang kini tengah menjadi seorang barista itu nampak berjalan mondar-mandir dengan tangan yang sibuk meracik minuman pesanan pelanggan juga menghias kue yang akan di pajang di balik etalase.

Sudah tiga hari sejak kejadian dimana ia dan Jeno bertengkar, Jaemin benar-benar memberi jarak pada si namja Lee. Ponselnya di minta oleh Jungkook dan tanpa pemberontakan si manis langsung memberikannya. Belum ada yang tau tentang masalahnya dan Jeno selain Jungkook dan Taehyung yang ada di lokasi kejadian. Ia tidak tau kabar si Lee dan Jaemin mencoba untuk baik-baik saja akan hal itu.

Biarkan kesayangan kita ini menikmati waktunya untuk meredakan sakit hatinya.


Kling

Pintu cafe terbuka, Jaemin yang mendengarnya langsung bergegas memposisikan dirinya di depan kasir, rekannya tengah menjemput adiknya dan mau tak mau Jaemin mengurus cafe ini sendirian, kalian tak lupa bahwa Haechan sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya kan?



" Selamat datang, mau pesa-"

" Jaeminie,"


Jaemin menatap sosok pria rupawan yang kini berdiri di depannya, sosok pria yang wajahnya sangat mirip dengan seseorang yang kini sedang ia hindari namun lebih ke versi yang lebih dewasa dan matang.

☑️HUNTER NA🦋 [NOMIN ft JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang