That Night

937 78 28
                                    









(Sebelumnya Kime mau ingetin kalo di part ini ada beberapa kosa kata yang mungkin kalian ngga paham atau kurang paham, so kalau kalian punya pertanyaan boleh langsung ditanyain dikolom comment aja, ya? Kime ngga gigit kok:D)









Lapangan besar Hakuna Matata, tempat perkemahan besar tahun ini diadakan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ambalan kami selalu mengirimkan perwakilan, tahun ini dipilih 1 regu putra dan 1 regu putri.

Dibelakangku sudah berdiri 2 buah tenda serta satu tenda dapur untuk peserta dari ambalan kami, aku duduk dikursi buatan kami, menatap kearah hutan lebat yang berada disamping tenda.

Seram? Memang, tapi lokasi seperti ini lebih enak, lebih tenang dan juga sejuk.

Sesejuk hatiku ketika mendengar bias nyanyi, hehe.

"Pssttt..."

Aku mengedarkan pandangan, siapa yang memanggil? Hantu hutan, kah?

"Kiw kiw neng, sendirian aja?"

Plak!

"Kaget gue anj-as mara! Ngapain lo ke tenda anak cewek?!," omelku menggeplak kepala berhiaskan topi baret itu.

"Eh suka-suka lah, siapa yang mau ngelarang? Sini orangnya gue tabok pake dollar"

Cih, sombong sekali oknum bernama Park Jongseong ini.

"Gue nanya serius_-"

"Bercanda, mau liat aja gimana keadaan anggota gue, sekalian itu curut-curut minta beras, kan beras di kalian semua"

Mulutku membentuk huruf 'o' sebagai balasan dari penjelasannya, lalu mataku kembali memperhatikan hutan.

"Heh YN"

"Apaan?," jawabku.

"Disamping lo ini ada cogan loh, apa hutan lebih menarik daripada cogan?," Jay mencebikkan bibirnya sok imut.

"Ngeliat hutan bikin gue tenang, ngga kaya ngeliat lo, bukannya tenang malah darah tinggi gue yang ada"

Jawabanku membuatnya bungkam, lalu dia bergumam, "ck, ngedeketin lo ngga ada bedanya sama belajar morse, susah tapi bikin nagih"

"Ha? Apa?"

Jay gelagapan, "ng-nggaaa bukan apa-apa"

Ckrek!

Sontak aku dan Jay menghadap ke belakang, mencari siapa yang itu yang memotret.

Soalnya aku juga mau dipotret, mumpung masih segar dan cakep, besok atau pasti aku sudah dekil.

Ternyata itu Jake, dia mendekati kami, "hehe, kapan lagi kan liat lo berdua akur, momen langka nih"

"Hapus fotonya, Jake," ujarku, Jake hanya menatapku jahil.

"Tidak buat yang kali ini ibu tiri, bhay gue mau berburu foto lagi~," katanya meninggalkan kami dengan bergaya ala miss universe.

"Temen lo tuh, Jay"

"Temen lo juga ye," elaknya.

"Ngga ngaku gue"

"Kalo gitu anggap aja dia orang asing, WOY SUNGHOON UDAH BELOM?! LO NGAMBIL BERAS APA NANEM PADI SIH LAMA AMAT?!," teriak Jay, kasihan telingaku.

"Berisik, balik sama lo ke habitat asli lo! Noh didepan tuh!," sahutku menunjuk hutan dengan dagu, Jay menatapku tidak suka.

"Ngga usah jauh-jauh, kan habitat asli gue itu hati lo, hiya hiya hiya!"

ENHYPEN Imagine Where stories live. Discover now