Simple Thing

691 80 18
                                    

Don't forget to vote and comment gais^^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading beb😸






"Hahhh..."

Helaan nafas entah untuk keberapa kalinya keluar dari mulutku, banyaknya tugas dan urusan yang harus kuuruslah penyebabnya. Tapi mau bagaimana lagi? Sudah resiko menjadi seorang mahasiswi Teknik Informatika dan juga sekretaris HIMA (Himpunan Mahasiswa), sudah menjadi tanggungjawabku.

Aku menilik jam dipergelangan tangan kananku, menunjukkan pukul 16.46 yang artinya langit pasti sudah mulai menjingga sekarang.

Begitu keluar dari bagian koridor yang tertutup, barulah kudengar deru suara hujan diluar. Kurasa aku terlalu fokus menhitung helaan nafasku sampai-sampai tak menyadari bahwa hujan sederas ini turun membasahi bumi.

Sembari mempercepat langkah, aku memeluk diriku sendiri yang mulai menggigil. Seharusnya aku melihat ramalan cuaca sebelum berangkat kuliah tadi, akibatnya aku hanya memakai sehelai kaus lengan pendek berwarna hitam tanpa jaket atau apapun itu yang bisa menghangatkan tubuhku, bahkan blazerku tertinggal dirumah.

Untung saja aku membawa payung yang memang selalu ada didalam tas, dengan payung lipat itu aku berjalan cepat dari gedung kampus menuju halte tempatku biasa menunggu angkutan umum.

Semoga saja masih ada yang beroperasi, karena sekarang sudah hampir pukul 5 sore.

Halte sudah sangat sepi, hanya aku yang ada disitu, mungkin orang-orang yang biasanya menunggu bersamaku sudah pulang terlebih dahulu, sangat tidak mungkin mereka mau menungguku. Memangnya aku siapa? Mbak IU?

Sebenarnya aku sudah kepikiran untuk menerobos hujan saja karena aku membawa payung, tapi setelah kupikirkan lagi itu sama saja mengundang penyakit, daya tahan tubuhku lemah terhadap hujan dan cuaca dingin.

Drrttt... drrttt...

Aku yang sibuk mengusap lengan atasku kaget, dengan segera tangan kananku mencari ponselku didalam tas, meskipun agak sulit karena isi tasku tidak sedikit.

"Ketemu!," seruku melihat siapa yang memanggil dilayar ponsel.

Kutub Utara💞 are calling you...

"Halo, Hoon?"

"Masih dikampus?," tanyanya tanpa basa basi, untung saja aku sudah terbiasa.

"Iya, ini lagi dihalte," jawabku sekenanya.

"Hujan," tuturnya lagi dengan nada dingin seperti biasa. Aku mendadak bingung, tanpa diberitahu pun semua orang juga tau sekarang sedang hujan.

"Iya, makanya aku masih di halte"

"Aku jemput"

Aku tersentak, aku baru ingat kalau hari ini Sunghoon tidak ada mata kuliah, itu artinya pasti sekarang dia sedang bersantai di kostannya.

"Ngga usah Hoon, biasanya juga aku naik angkutan umum sendiri, 'kan?," ucapku menolak. Bukan bermaksud apapun, kostan Sunghoon dan kostanku itu beda arah dan juga cukup jauh. Ditambah sekarang sudah sore dan hujan, aku hanya tidak mau Sunghoon kesusahan dijalan.

"Aku jemput, ini aku berangkat," dan lagi, kata-kata dengan nada dingin itu yang terdengar bersamaan dengan putusnya sambungan telepon.

Kalau sudah begini, aku tidak bisa apa-apa selain menunggu Sunghoon.

ENHYPEN Imagine Where stories live. Discover now