Rain adalah anak laki laki yang ceria dan iseng, ada saja tingkah nya yang membuat ke dua kakak nya kesal. Walaupun rain anak nya iseng, tapi rain sangat di sayang oleh keluarga nya. Walaupun rain sakit, tapi dia tidak menunjukan sisi lemah nya pada...
Rain yang sudah di rawat di ruang biasa selama satu minggu terus meminta pulang karena bosan, dia juga merasa sudah baikan dan tidak ada keluhan. Hari ini hanya rani yang menjaganya karena yang lain sibuk dengan kegiatan masing masing.
Setelah bicara dengan dr. Rian, rain juga di perbolehkan pulang dan itu membuat rain senang. Rain melihat rani yang sedang sibuk menata pakaian rain yang kotor ke dalam tas.
"Bunda rain bantuin ya?" Tawar rain, dia turun dari ranjang untuk membantu rani.
"Nggak usah sayang, kamu tiduran aja! Bunda sebentar lagi selesai kok"- rani.
"Nggak papa bunda, raih capek tidur terus" sahut rain.
"Nggak papa sayang, ini juga udah selesai kok" rani melihat rain.
"Oh ya rain, bunda ke administrasi dulu ya, ngurus pembayaran. Biar nanti kalau ayah datang udah tinggal pulang" kata rani dan rain mengangguk sebagai jawaban.
Setelah rani pergi, rain melihat beberapa obat yang harus dia minum di atas meja. Karena penasaran, rain mengambil obat nya dan mebawa pergi ke suatu tempat. . . .
"Rain harus cari tau, sebenernya ini obat apa sih? Kenapa rain harus minum obat ini terus? Kenapa rain bisa sakit kalau nggak minum obat?" gumam rain.
Rain menghentikan langkahnya setelah sampai di depan apotik yang ada di dalam rumah sakit.
"Selamat sore, ada yang bisa di bantu, dek?" Tanya petugas apotik pada rain yang terlihat bingung.
"Sore bu, ini rain mau tanya" rain memberikan obat nya pada petugas apotik.
"Ini obat apa ya?" tanya rain dengan polos.
"Loh emang ayah sama ibu nya kemana? Kok kamu bawa obat nya ke sini? Dokter pasti udah jelasin kok ini obat apa sama orang tua kamu, dek" sahut petugas apotik.
"Ayah sama bunda belum datang, rain lupa obat mana yang harus rain minum sekarang.
"Karena takut salah minum, jadi rain tanya aja ke sini" bohong rain dan petugas apotik mengangguk percaya.
"Ini obat untuk jantung dek, nggak bisa sembarangan di minum tanpa pengawasan orang dewasa ya,
"Untuk sekarang belum ada yang harus di minum, nanti minum nya jam tujuh malam" jelas petugas apotik.
Rain diam untuk beberapa saat setelah mendengar jawaban petugas apotik, setelahnya dia mengambil kembali obat nya dan pergi setelah mengucapkan terimakasih. Rain berjalan dengan tatapan kosong, dia terus berjalan keluar rumah sakit dan membiarkan tubuh nya di guyur hujan deras.
Menangis? Ya. rain menangis sekarang, karena tidak mau ketahuan kalau sedang menangis jadi dia menangis di bawah guyuran hujan.
"Jadi rain itu sakit jantung ya? Kenapa nggak ada yang bilang sama rain? KENAPA?" teriak rain dan menangis sambil menggenggam obat.
"Kenapa nggak ada yang bilang kalau rain penyakitan? Kenapa Semuanya Diam Aja?
"Argh__, Rain Kesel Sama Bunda, Rain Kesel Sama Ayah, Rain Benci Semuanya__" pekik rain, dia terus menangis dan membiarkan tubuh nya basah kuyup.
"Pantes aja rain selalu di atur dan nggak boleh melakukan semua kegiatan yang melelahkan. Rain kira semua itu karena imun rain lemah seperti yang bunda dan ayah bilang, ternyata rain begitu karena rain penyakitan" kata rain di sela tangis nya.
"Akh, ssst, aduh__ dada rain sakit" rain meremat dada nya." rain capek sakit terus" keluh rain di sela tangis nya.
Rain menangis sampai puas sambil memegangi dada nya, setelahnya rain bejalan kembali ke kamar rawat nya karena dia juga mulai merasakan pusing. . . .
"Rain kamu dari mana sayang? Kenapa kamu basah kayak gini? Kamu gabis main hujan hujanan,ya?" tanya rani khawatir.
"Rain kenapa diam aja? Bunda nanya loh" bingung rani karena rain hanya diam.
"Rain mau mandi bunda" kata rain tanpa menjawab pertanyaan rani, membuat rani bingung melihat nya.
Tanpa sepengetahuan rani, rain meletakan obat nya di dalam tas yang sudah rani rapikan
Setelahnya rain berjalan ke kamar mandi tanpa mengatakan apapun lagi . Di dalam kamar mandi pun rain masih menangis, dia menangis tanpa suara dengan menyalakan air agar tidak terdengar oleh ibunya.
"Rain kenapa sih? Aneh gitu?" bingung rani, dia mengeluarkan baju untuk rain ganti baju.
"Bunda minta handuk" kata rain, dia hanya mengeluarkan tangan nya dengan pintu yang sedikit terbuka.
Rani yang mengerti langsung memberikan handuk sekalian pakaian ganti untuk rain.
Setelah selesai ganti baju, rain keluar dari kamar mandi dan duduk di kasur tanpa mengatakan apapun.
"Rain?" panggil rani.
"Iya bunda, kenapa?"- rain.
"Rain habis main hujan hujanan?" - rani.
"Iya bunda, rain pengen aja main hujan" rain melihat rani.
"Kenapa bunda? Nggak boleh?" tanya rain dengan nada dingin.
"Bukan gitu sayang, kan rain baru sembuh nanti rain sakit loh. Bunda nggak mau rain sampe sakit"- rani.
"Jangan khawatir bunda! Rain nggak selemah itu kok, rain nggak akan sakit cuma karena main hujan" sahut rain, setelahnya dia membaringkan diri nya dan memakai selimut sampai menutup kepala nya.
"Rain mau tidur bunda, kalau ayah pulang bangunin aja rain!" kata rain dengan air mata yang mengalir begitu saja tanpa sepengetahuan rani.
Rani hanya diam, dia benar benar bingung dengan sikap rain, kemana rain nya yang manja dan cerewet? Kemana rain yang selalu banyak alasan kalau di tanya, kenapa sekarang menjadi diam dan tidak banyak bicara. . . . .
"Bim lo beli permen jelly sebanyak itu buat apaan sih? Yang bener aja lo beli sampe 10 bungkus gitu, siapa yang mau makan?" tanya kevin dengan bingung.
"Biasalah, gue beli buat hamster di rumah. dia kan ajaib makan nya permen permen jely" sahut bima dengan tawa kecil nya.
"Hamster? Sejak kapan lo punya hamster, bim?" - kevin.
"Sejak 13 tahun yang lalu gue udah punya tu hamter, gue aja tau waktu tu hamster lahir"- kekeh bima.
"Serius lo tau? Kayak apa sih bentuk bayi hamster itu?"- kevin.
"Lucu lah, mana nangis nya kenceng banget lagi, udah gitu besar nya tukang ngambek lagi" sahut bima.
Kevin tidak menjawan dan hanya memasang ekspresi merengut.
"Kenapa lo?"- bima.
"Itu mah rain, ah ellah gue kira beneran hamster" gerutu kevin sementara bima hanya tertawa sambil membawa permen jelly ke kasir.
"Emang dia hamster, buat gue sih dia itu hamster, vin" sahut bima dan kevin hanya berdecak dengan wajah merengut.
Setelahnya, kevin berjalan menyusul bima untuk membayar barang belanjaan nya juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.