Berdamai Dengan Keadaan

10 0 0
                                    

Aku sudah melupakanm. Berulang-ulang aku merapalkan mantra itu. Pada akhirnya semua hanya omong kosong. Semua pertahanan yang kubangun, runtuh dalam sekejap begitu kamu muncul lagi di depanku. Semudah itu. Hei, mengapa sangat sulit melupakanmu? Tolong beri tabu aku, harus dengan cara apa lagi aku menghapus sosokmu dari setiap jengkal hatiku?

Duniaku abu-abu. Semua warna yang pernah kamu bawa dalam hidupku pudar seiring kepergianmu. Kalau dipikir-pikir lagi, kenapa saat itu aku bisa sebegitu berantakannya hanya karena seorang yang bahkan tidak pernah memberi kenangan yang begitu berarti untukku. Kamu tahu, aku pernah menganggap kamu sebagai pusat semestaku kala itu.

Apa jatuh cinta memang begitu? Entahlah. Aku jadi bertanya-tanya, apa perasaanku ini bisa disebut jatuh cinta? Atau hanya sebatas kagum, sekadar perasaan sesaat yang muncul karena begitu lemahnya hatiku. Atau mungkin... hanya sebuah obsesi semata, ketika aku merassa duniaku terlalu sepi dan sendiri.

Hari-hari berlalu dengan perasaan kehilangan. Pada akhirnya aku tidak bisa berbuat apa-apa. Memintamu kembali dan memberi kejelasan untuk harapanku juga percuma. Terus-menerus larut dalam duka mendalam tanpa alasan pasti juga sia-sia. Lambat laun aku mencoba untuk terbiasa. Mungkin memang sudah saatnya aku berdamai dengan keadaan ini. Terbiasa tanpa kamu lagi di hidupku.

Setelah jauh darimu: Berdamai Dengan Keadaan

Setelah Jauh DarimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang