36

75 8 0
                                    

"Pangeran,sepertinya kau menyukai perempuan yang bercadar itu," ujar permaisuri dari kerajaan park yang sedari tadi memperhatikan putra sulungnya itu selalu tersenyum melihat penampilan seorang perempuan bercadar yang memiliki suara yang sangat indah.

"Dia seseorang yang selama ini pangeran cari,akhirnya pangeran dapat menemukannya," ujar pangeran dari kerajaan park tersenyum lebih lebar melihat lisa yang menuruni panggung.

"Dia?bukannya pangeran selama ini mencari putri kim lisa?apa pangeran sudah mencintai gadis lainnya?" Tanya permaisuri itu dengan guratan sedih. Dia sangat berharap dapat menimang putri sahabatnya chuncha dan membawanya jauh dari kerajaan kim dengan status menantu. Ya,walaupun sebenarnya dia sedikit tidak menyukai sifat arogan lisa tapi tidak mengubah harapannya apalagi didukung putranya yang sudah mencintai lisa sejak kecil.

"Ibu akan tahu yang sebenarnya sebentar lagi," ujar pangeran park membuat ibunya itu mengangguk dan menatap lurus ke acara pengangkatan permaisuri baru.

"Acara pengangkatan permaisuri baru akan segera dimulai,hadirin semua diharap mengikuti dengan tenang," ucap salah satu kasim membuat selir aera tersenyum lebar,inilah penantian selama 17 tahun yang dia nantikan. Dimana mimpi kecilnya yang ingin menjadi permaisuri akan terwujud. Walau dia harus banyak berkorban waktu,harta dan tenaga dia akhirnya dapat mendapatkannya.

"Aku sangat senang akhirnya setelah 17 tahun kerajaan kita memiliki permaisuri lagi."

"Benar,yang mulia raja sudah memutuskan hal yang terbaik."

" Yang mulia,lebih baik anda memikirkannya dua kali lagi. Apa permaisuri chuncha sudah benar-benar hilang dari pikiran anda?" Tanya ibu suri membuat raja chungho menggeram marah dan memalingkan wajahnya. Jujur saja dia tidak pernah melupakan wanita yang paling dia cintai dan wanita yang paling tepat menjadi permaisuri disampingnya. Tapi bagaimanapun tempat permaisuri sudah dia biarkan kosong selama 17 tahun dan membuat pemberontakan diberbagai daerah semakin menjadi-jadi menuntutnya agar dia segera mengangkat seorang permaisuri untuk kerajaan kim.

" Kerajaan perlu seorang permaisuri ibu, yang mulia raja tidak bisa membiarkan kursi permaisuri kosong lebih lama lagi. Seharusnya ibu sebagai ibu suri juga memikirkan keadaan rakyat." Sahut selir aera menaikkan dagunya.

"Itu juga karena putra mahkota yang keadaan jiwanya belum pulih sepenuhnya menghambatnya untuk dijadikan seorang raja untuk menggantikanku. Jika dia sudah benar-benar pulih saya akan segera turun dari tahta ini dan mengasingkan diri," timpal raja chungho dengan pandangan kosong.

"Saya akan membantunya lagi yang mulia,agar pangeran mahkota siap dinobatkan dan dapat juga menikah segera," atau membantunya cepat pergi dari dunia ini dan putraku yang akan menjadi raja selanjutnya. Maaf ya putraku,ibu juga ingin merasakan menjadi permaisuri dan harus kembali ke rencana awal ibu menikahi raja. Batin selir aera melirik putranya yang juga sedang menatapnya datar.

"Bacakan titah!" Ujar raja chungho keras.

Salah satu menteri lalu naik ke podium,memberi hormat kepada raja chungho lalu mengeluarkan gulungan kertas diikuti sang raja yang langsung berdiri diikuti lainnya.

"Isi titah. Permaisuri terdahulu sudah tiada dan permaisuri baru dinobatkan. Segala kepentingan rakyat dan kerajaan bersamaan dengan yang mulia raja akan ditanggungkan." Ujar keras menteri itu lalu setelahnya pergi mengundurkan diri.

Setelahnya datang seorang pelayan membawa nampan berisikan pedang raja turun temurun dihadapan raja diikuti beberapa pelayan dibelakangnya membawa nampan berisikan mahkota permaisuri dan bunga tabur untuk merayakan pengangkatan.

"Huft,maafkan aku chuncha. Aku mengingkari janjiku untuk yang kesekian kalinya." Batin raja chungho dengan berat hati mengangkat padangnya dan berhadapan dengan selir aera yang menatapnya dengan mata penuh binar.

"Sebentar lagi aku yang akan berkuasa." Batin selir aera membungkukkan badannya untuk melakukan peresmian.

"Dengan ini saya raja chungho mengangkat selir Aera untuk naik tahta menjadi perma......."

"Tunggu!!"

Raja menurunkan padangnya yang berada disisi kanan selir aera lalu memalingkan wajahnya menatap gadis bercadar yang berjalan menaiki podium.

"Berani sekali kau menghentikan pengangkatan permaisuri!" Teriak seorang jenderal menodongkan pedangnya kearah gadis itu membuat suasana aula semakin tegang.

"Seseorang yang sudah melakukan kejahatan tidak berhak menjadikan dirinya seorang permaisuri," ujar gadis itu mengeratkan pegangannya ke gitar yang ia bawa.

"Apa maksudmu bocah sialan?" Teriak selir aera membuat orang-orang yang ada di aula mulai berbisik-bisik negatif tentang perilakunya yang tidak mencerminkan seorang calon permaisuri.

"Dan anda raja chungho! Apa mata anda sudah dibutakan dengan tipu daya sehingga anda tidak bisa melihat kebenaran?setelah 17 tahun apa yang sudah anda lakukan? Anda bahkan telah mengusir putri anda sendiri dan sekarang anda mengangkat seorang penjahat menjadi permaisuri?yang satu ini tidak akan saya biarkan,kejahatan tidak akan abadi." Ujar gadis itu keras membuat dirinya dikelilingi prajurit yang menodongkannya padang karena sudah berani mengujarkan kebencian dihadapan sang raja.

"Anda akan dihukum mati disini sekarang juga jika anda berani bergerak sedikit pun," ancam kepala jenderal membuat gadis itu berkeringat dingin.

"Sebentar jenderal,apa yang coba anda katakan sebenarnya?" Tanya raja chungho dengan penuh wibawa.

"Saya akan perlihatkan sesuatu," gadis itu mulai menunduk dan dengan perlahan melepas kaitan cadarnya membuat prajurit yang berada disekelilingnya menjatuhkan pedang mereka dengan serempak membuat yang lain bingung.

"Apa anda ingat wajah ini?" Tanya gadis itu mendongakkan wajahnya menatap tajam raja chungho yang dengan kaget langsung menjatuhkan pedangnya menatap gadis itu tidak percaya.

"Chuncha?" Lirih raja chungho perlahan turun dari singgasananya namun dengan sigap selir aera menahan lengan raja chungho agar tetap berada disisinya.

"Dia bukan kak chuncha yang mulia,dia hanya penipu," tuduh selir aera membuat gadis itu bersmirk dan melirik ke prajurit yang ada disekelilingnya membuat mereka serempak mundur kebelakang.

"Queen itu permaisuri chuncha?tapi bagaimana bisa?" Monolog yoonjun yang juga terkejut.

"Apa itu benar chuncha?dia masih hidup?" Tanya ibu suri yang sudah menangis haru didekapan selir hwayang yang juga terkejut.

"Permaisuri chuncha masih hidup."

"Dia sangat mirip tapi bukan berarti dia permaisuri chuncha kan?"

"Bagaimana bisa?"

"Gadisku itu memang licik," gumam pangeran mahkota park banryu yang malah bersedekap dada memandang pemandangan didepannya seolah bukanlah hal yang membuatnya ikut terkejut.

"Ibunda?" Lirih pangeran mahkota kim jongin dengan wajah penuh airmata.

"Ibunda!" Teriak pangeran jongin berlari memeluk gadis itu dengan erat. Mungkin benar pengeran jongin memiliki sedikit gangguan mental sejak ibunya tiada.

"Hiks.....ibunda,jongin kangen ibunda," rengek pengeran jongin membuat gadis itu risih.

"Minggir!" Bentak raja chungho ke selir aera lalu menghempaskan tangannya kasar.

"Yang mulia!"

"Selangkah saja anda mendekat,putra anda akan mati segera," ancam gadis itu mengarahkan belatinya ke leher jongin membuat langkah raja chungho terhenti.

"Kenapa chuncha?dia putramu," ujar raja chungho pelan.

"Eoh benarkah?apa saya mengatakan kalau saya itu chuncha?"






Sacrifice ( Lengkap  )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang