ׂׂૢ вαgιαη 1

79 9 8
                                    

Malam itu, sirine ambulan berbunyi membuat heboh orang orang yang berkumpul di sekitar tempat kejadian. Darah yang berlumuran di aspal jalan tidak terlalu banyak, namun tidak bisa dibilang sedikit. Anak berumur 14 tahun tersebut tergeletak lemas. Beruntungnya, seseorang yang hendak di kejarnya oleh sang gadis pada malam itu sadar bahwa ada kecelakaan di sekitarnya. Lantas anak laki laki tersebut berlari menuju gadis tersebut, lalu mencoba memberikan pertolongan pertama pada korban.

Anak laki laki tersebut paling khawatir sendiri di bandingkan orang orang yang melihat kejadian tersebut. Entah mungkin ada alasan di balik semua itu, namun kita belum mengetahuinya.

Malam yang dingin dan mencekam tersebut berlalu seiring berjalannya waktu. Namun, malam itu tentu bukan malam yang mudah di lupakan bagi seluruh orang yang menyaksikan kejadian tersebut maupun supir yang menabrak gadis malang tersebut. Supir juga sudah membantu biaya perobatannya, namun tidak ada yang mengurus gadis tersebut.

Nakajima Atsushi, yang menolong gadis cantik kemarin akhirnya merawatnya sendiri. Namun tidak setiap waktu Ia menjaganya, ia harus berangkat kuliah dan bekerja. Setiap malam minggu, ia selalu membawakan sebuah bucket bunga Dwarf Iris yang akan di pajang di kamar ruang inap Izumi Kyouka.

Sayangnya, Kyouka belum menyadarkan diri dari malam itu. Hari ini sudah 11 hari Ia berbaring di ranjang rumah sakit. Parahnya lagi, tidak ada yang mengetahui siapa Kyouka dan dimana keluarganya. Salah satu petunjuk adalah namanya yang terpapang di struk belanjaan kemarin.

"Atsushi san, adakah informasi mengenai dirinya?" Sang dokter masuk kedalam ruang inap, sementara Nakajima Atsushi baru saja kembali dari tempat kerjanya.

"Sayangnya tidak, namun aku sudah meminta tolong pada kenalanku untuk mencari informasi tentang gadis ini" Balasnya sembari meletakkan bunga Dwarf Iris di vas bunga.

"Kenalan anda seorang polisi?" Tanya dokter itu lagi sembari menutup gorden ruang inap tersebut.

"Lebih tepatnya ia seorang detektif, Edogawa Ranpo" Jawabnya lagi, Atsushi lalu memandang gadis tersebut.

"Detektif terkenal itu ya, ternyata kenalanmu" Ucap Dokter itu sembari meninggalkan ruangan.

"Yosano san" Panggil Atsushi, tatapannya masih tertuju pada gadis yang masih terbaring di tempat tidurnya.

Dokter itu--Yosano Akiko menoleh.

Atsushi mendekat kearah gadis itu, "Izumi Kyouka membuka matanya"

¤First SnowFlake¤

Gadis itu masih terdiam, melihat lihat benda yang di sekitarnya. Pandangannya masih belum terlalu jelas, namun Ia menyipitkan matanya agar bisa melihat lingkungan sekitarnya dengan jelas. Sudah 5 menit Kyouka membuka matanya, namun belum ada sepatah kata ataupun 2 kata keluar dari mulutnya.

Salju turun. Udara semakin dingin, jalanan di selimuti oleh salju yang putih. Yosano membuka sedikit tirai ruangan tersebut, agar Kyouka bisa memandang keluar jendela.

Atsushi masih menatap gadis itu sayu. Lelaki tersebut masih belum berani berbicara kepada gadis yang ada di depannya. Masih menatap iris ungu tua gadis tersebut, gelap. Rambutnya yang terurai, membuat wajahnya sedikit tertutupi dengan rambut panjangnya.

Atsushi mendekat, lalu menyingkirkan rambut ungu tersebut dari wajah Kyouka. Kini wajahnya terlihat dengan jelas, Atsushi tersenyum.

Sorot pandang Kyouka terpaku dengan Lelaki yang tersenyum di dekatnya. Iris ungu gelap tersebut bertemu dengan iris kuning--keunguan milik Atsushi. Entah kenapa, Kyouka tersenyum saat memandang Atsushi.

"Izumi Kyouka, ada keluhan?" Tanya Yosano sembari berjalan menuju gadis itu.

Atsushi mengambil langkah sedikit jauh dari Kyouka, hendak melihat pemandangan di balik jendela rumah sakit.

Kyouka mengumpan reaksi membutuhkan waktu yang terbilang cukup lama. Akhirnya setelah 5 menit Kyouka menggeleng geleng memberikan jawaban, lalu seketika jarinya menunjuk kearah jendela. Atsushi yang sadar akan hal itu, langsung membuka jendelanya.

Namun, gadis itu tidak menurunkan tangannya. Ia tetap terus menunjuk kearah jendela. Yosano tersenyum, lalu berjalan ke arah Atsushi.

"Yang dimaksud adalah dirimu" Bisik Yosano sembari terkekeh kecil.

Atsushi mengangguk, lalu berjalan mendekat kearah Kyouka. Masih mengamati gadis itu yang teramat misterius. Tatapannya seperti kosong, tanpa ekspresi apapun.

Kyouka langsung meraih tangan Atsushi. Atsushi tersentak terkejut, namun ia membiarkan gadis itu melakukan apapun. Kyouka mendekap tangan lelaki tersebut.

"Dingin" Ucap Kyouka dengan nada pelan.

Tak kalah terkejutnya, Atsushi terus memperhatikan gadis itu.

"Apa? Aku tidak dengar"

Kyouka memandang tangan Atsushi yang sedang di dekapnya, "Aku bilang tanganmu dingin."

"Izumi Kyouka? Bisa kau katakan padaku apa yang kamu rasakan saat ini?" Tanya Yosano, sambil berjalan menuju Kyouka. Yosano melihat gadis tersebut dengan teliti.

"Lupa.." Jawab Kyouka mengundang tanda tanya bagi Atsushi.

"Ah, iya. Hasil pemeriksaanmu, kamu mengidap Amnesia. Dan sialnya, kami hanya menemukan petunjuk namamu saja" Ucap Yosano mengambil kertas laporannya di meja dekat ranjang Kyouka.

"Dunia berputar?" Tanya Kyouka memejamkan matanya.

"Pusing, ya? Sebentar ku ambilkan obatnya" Sahut Yosano mengambil suntikan di kotak penyimpanan obatnya.

Dengan cepat Yosano memasukkan obatnya kedalam infus. Atsushi hanya bisa merinding saat Yosano memasukkan obat kedalam saluran infus.

"Putih" Oceh Kyouka lagi sembari melihat warna rambut Atsushi.

"Ini? Lebih tepatnya sedikit ada warna perak sih" Ucapnya menunjuk rambutnya sendiri.

"Persis, seperti yang di luar sana" pandangan Kyouka mulai kabur, Ia merasakan kantuk akibat obat yang dimasukkan Yosano tadi.

"Itu? Salju. Indah bukan?" Sahut Atsushi mengarah keluar jendela

"Salju.." Lalu Kyouka tertidur.

First Snowflake - Nakajima Atsushi x Izumi KyoukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang