ˏˋ°•*⁀➷քʀօʟօɢ

100 13 5
                                    

Langit malam itu di hiasi oleh bintang yang berkerlap kerlip, jalanan yang terang karena lampu penerang di pinggir jalan menyala. Bulan telah berada di posisinya, bertugas menggantikan matahari yang terbenam.

Gadis itu melangkah menuju supermarket, tampak pandangannya yang menatap jalanan kosong. Namun, di pikirannya di penuhi oleh teman imajinasinya. Ia berbicara tanpa suara, kepada dirinya sendiri seolah di sini ada seseorang, namun nyatanya tidak.

Gadis itu mulai memasuki supermarket, di sambut oleh pekerja yang bertugas menjadi kasir. Ia segera berjalan mencari barang yang di inginkannya menuju arah tempat dimana Ia menemukan Mie Instan.

Ia mengambil 2 bungkus, satu di tangan kanan yang memiliki rasa pedas, yang satu ada di tangan kirinya yang memiliki rasa carbonara. Tatapannya tetap kosong, akhirnya ia mengembalikan Mie varian carbonara ketempatnya lantas mengambil Mie varian pedas.

Gadis itu membayarnya menuju ke kasir, sembari menunggu total pembayaran, Ia mengeluarkan Uang dari sakunya.

Setelah Ia membayarnya, Ia berjalan keluar supermarket. Gadis itu berjalan ke arah rumahnya. Jarak dari supermarket kerumahnya tidak terlalu jauh, namun juga tidak bisa di bilang dekat.

Hari ini sangat dingin sekali. Ia menggosok gosokkan tangannya, membuat sumber kehangatan dari telapak tangannya.

Gadis itu duduk sejenak di tengah tengah perjalanan. Di sana terdapat taman yang sepi. Cocok untuk dirinya yang tidak terlalu suka keramaian.

Mengingat dirinya yang tinggal sendirian, ia juga sekali sekali bersantai dengan tenang di rumahnya sendiri. Namun itu sangat tidak memungkinkan, karena Ia harus di sibukkan oleh pekerjaan untuk membiayai hidupnya, ditambah dirinya yang masih bersekolah di sekolah menengah atas yang baru duduk di tahun pertama.

Orang tuanya sudah tiada semenjak gadis cantik tersebut duduk di kelas 2 sekolah menengah pertama. Sempat 1 tahun di asuh oleh pamannya, lalu tahun ini ia meminta untuk tinggal sendiri.

Pamannya juga mengirimi uang kepada gadis itu dari ibu kota untuk membiayai sekolahnya. Sementara untuk makan, Dirinya sudah mampu mencari uang sendiri.

Salju pertama mulai turun di tahun ini, mengingat kisah lama yang di bawakan ibunya dahulu, tepat Ia lahir kepingan salju pertama mulai turun.

Walau ulang tahun Gadis itu masih 2 hari lagi, sepertinya salju turun lebih cepat tahun ini. Ia sudah mulai kedinginan di luar, Ia cepat cepat untuk pulang ke rumah.

Namun, saat akan pulang, Ia melihat seseorang yang mirip sekali dengan teman imajinasinya. Dari segi penampilan bajunya, dan warna rambutnya. Putih, seperti warna salju. Gadis itu telah mengunci pandangannya kepada laki laki tersebut agar tidak ketinggalan jejak.

Gadis itu segera menyebrang, untuk mengejar orang tersebut. Namun sayang, lampu kendaraan menerangi tubuh Gadis itu, bel kendaraan tersebut berbunyi nyaring.

Tubuhnya tidak bisa bergerak lagi, sorot matanya berpindah ke arah kendaraan yang mungkin akan menabraknya. Telinga gadis itu mendengar teriakan dari orang orang yang menyaksikan kejadian tersebut, namun tetap saja tubuhnya tidak bisa di gerakkan.

Setelah itu, semuanya gelap.

First Snowflake - Nakajima Atsushi x Izumi KyoukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang