CHAPTER 4 : GET THE BALL ROLLING

819 154 100
                                    




Seulgi berjalan menembus malam. Merapatkan mantelnya sambil menenteng tas di tangan kirinya. Otaknya terus berputar, kemana dia akan pergi sekarang?


Melihat halte bus, Seulgi menepi untuk duduk disana. Menghela nafas dalam dalam. Seulgi mengeluarkan ponsel dari kantung mantelnya. Membuka kontak dan berhenti di nama Oh Sehun.

Menimbang nimbang, Seulgi akhirnya menekan ikon hijau dan menempelkan ponsel di telinganya. Mendengarkan nada sambung yang berkepanjangan. Seulgi sudah nyaris menurunkan kembali ponselnya ketika panggilannya akhirnya tersambung.

"Sehun?" Seulgi menegakkan tubuhnya.

Hening sesaat, "maaf Unnie, Oppa sedang di kamar mandi. Ini Sejeong."

Pacar Sehun. "Oh, maaf Sejeong-aah. Maaf mengganggumu."

"Tidak apa apa. Telepon lagi saja nanti Unnie."

"Tentu tentu." Tidak akan, "maaf sekali lagi ya? Kututup dulu. Terimakasih Sejeong-aah."

"Ya Unnie."



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seulgi menurunkan ponselnya. Menatap kembali pada mobil yang berlalu lalang, tangannya memeluk erat bonekanya. Pertanyaan yang sama. Kemana sekarang?

Sauna? Motel akan terlalu mahal. Seulgi tidak ingin menghambur hamburkan uang. Dan Chanyeol mungkin akan meminta maaf besok pagi, dan menyuruh Seulgi kembali ke flat. Setidaknya untuk membersihkan kekacauan yang sedang terjadi sekarang.

Seulgi mendengus. Sialan! Tidak enak sekali menumpang begini. Diberdayakan seperti pembantu tapi ia tidak diberi bayaran yang layak!

"Bahkan aku membelikan makan!" Seru Seulgi jengkel. Teringat pizza di kulkas. Menyesal karena tidak menyempatkan untuk menyambarnya.

Tapi ya mau bagaimana lagi. Chanyeol adalah satu satunya tempatnya bergantung disini. Brengsek brengsek begitu, mereka berhubungan darah. Dia bisa merepotkan Chanyeol tanpa segan. Sedangkan dengan Sehun ... atau Kyungsoo, Seulgi tidak ingin merepotkan. Miskin miskin begini ia masih punya harga diri.

"Apa benar harus jual ginjal?" Gumamnya. Lalu mengerutkan kening karena itu mengingatkan Seulgi pada cowok brengsek itu.

Seulgi menghela nafas lagi. Sepertinya memang harus ke sauna malam ini. Setelah itu, ia harus bicara pada Chanyeol. Harusnya lelaki itu memberitahu dulu sebelum membawa pacarnya ke rumah. Setidaknya Seulgi bisa pergi terlebih dahulu.


Seulgi bangkit berdiri dan pada saat yang bersamaan, sebuah bis berhenti dan pintunya terbuka.

DOUBLE TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang