Kang Seulgi, Direktur dari 'Miracle Planner' sebuah perusahaan Event Organizer. Ceria, spontan dan cepat naik darah.
Park Jimin, fotografer mitra kerja Seulgi. Santai, cerdas dan keras kepala.
Dua kepala yang pendapatnya sering bertentangan, berada...
Seulgi mengejang ketika bibir Jimin menyentuh bibirnya. Mengecupnya manis. Belum sempat bereaksi, Jimin menariknya kembali.
"When you kiss, time will stop." Ucap Jimin. Tatapan matanya tajam menatap Seulgi.
Seulgi tergagap menatap pada mata itu. Dan dia menjilat bibirnya, untuk mengetahui rasa Park Jimin disana. Rupanya itu keputusan yang salah. Karena setelah itu Jimin menciumnya lagi.
Dan Seulgi luruh.
Pada bibir Jimin yang bergerak lembut di atas bibirnya.
Pada rengkuhan Jimin di punggungnya yang memaksanya untuk mendekat. Untuk melebur. Untuk merasakan nafas pria itu, merasakan rasa dari bibirnya yang begitu manis dan memabukkan.
Seulgi membalas ciumannya.
Dan benar. Waktu seolah berhenti. Menjadi tidak nyata. Menjadi kabur. Semua yang ada di sekitarnya menjadi bayang samar. Karena yang nyata hanyalah Park Jimin. Bibirnya, nafasnya, sentuhannya, hanya Jimin yang nyata. Seulgi hanya mampu berpegangan pada Jimin agar tidak tersesat oleh waktu yang seakan menggulungnya.
Meskipun begitu, bagai mantera yang membuyarkan kutukan, waktu kembali berjalan ketika wajah Taehyung terlintas di benak Seulgi.
Jimin mengrenyit ketika Seulgi menggigit bibirnya dengan keras sebagai respon dari apapun yang mengejutkannya. Dan Seulgi mendorong dada Jimin untuk melepaskan diri.
Mereka bertatapan.
"Ini tidak benar, Jimin." Bisik Seulgi.
"Tapi kau membalas ciumanku." Jimin menjilat bibirnya, merasakan sedikit darah disana.
"Aku tau." Seulgi memegang kepalanya, frustasi.
Hening. Hanya suara angin yang terdengar. Seolah berbisik mempertanyakan kesalahan yang baru mereka perbuat.
"Kenapa kau melakukannya?" Bisik Seulgi.
"Agar kau menjauh." Jimin tidak menatap Seulgi, melainkan hamparan air sungai yang memantulkan cahaya bulan, "kau akan merasa bersalah pada pacarmu dan menjauhiku." Ia menoleh pada Seulgi, "itu kenapa aku menciummu."
Mata Seulgi berkaca kaca, "jangan main main denganku, Park Jimin." Bisik Seulgi lagi, "aku bisa saja jatuh cinta denganmu." Dan menjadi brengsek dengan meninggalkan Taehyung.
Jimin tertegun, menatap mata indah yang dilapisi kaca bening itu. Kemudian ia berpaling, "tapi hanya itulah yang bisa ku tawarkan. Permainan."
Seulgi tersentak. Air mata jatuh ke pipinya tapi ia bangkit. Menatap kecewa pada Jimin dan berbalik untuk meninggalkan Jimin.
Jimin tidak menoleh, ia menghela nafas panjang menatap air, "ya, pergilah. Aku melakukannya supaya kau meninggalkanku." Gumam Jimin, "karena aku hanya tau cara bermain. Tidak dengan yang lain."
*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.