5. Indignant

1.7K 234 1
                                    


───

Pukul delapan malam, dirinya jatuh tenggelam dalam novel yang ia baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul delapan malam, dirinya jatuh tenggelam dalam novel yang ia baca. Tebak sudab berapa lama Jocelyne duduk serta menunduk membaca novelnya? Lama ia bertahan dalam posisi itu, sampai... Jocelyne menyerah.

Gadis bersurai coklat gelap itu menutup novel bacaannya. Kemudian ia menyenderkan badanya di kursi. Ia melihat jendela di dalam kamarnya. Langit malam ini cerah, bintang-bintang bertebaran. Lalu ia mengalihkan pandangannya, melihat seisi kamar. Hanya ada Flesia yang sedang menulis perkamen di atas kasurnya, sembari bersenandung pelan. Tapi dimana Merissa? Teman sekamar Jo satu lagi

"Hei, Flew,"

Sang pemilik nama pun hanya berdehem. "Hm?" Flesia sibuk menulis.

"Ica kemana, ya?" Flesia mengendikkan bahunya, tanda ia tidak tahu. Jo merebahkan kepalanya di atas meja belajar.

"Oh ya, aku ingat!" Baru saja merebahkan kepala, kepala Jo terangkat kaget mendengar seruan Flesia.

"Hehehe... Maaf, Jo." Flesia tertawa cekikikan. Jocelyne melotot sebal padanya. "Tadi aku teringat, saat kamu sedang mandi ada seorang lelaki mengajak Ica keluar."

"Masa? Anak Hufflepuff?" Tanya Jo. Gadis itu mengangguk.

"Jika bukan murid Hufflepuff, bagaimana dia bisa masuk ke asrama kita. Asrama ini kan asrama yang paling aman." Katanya dengan bangga sembari berkacak pinggang. Jo memangut-mangut. Kemudian teringat sesuatu.

"Flew,"

"Ya?"

"Besok tanggal berapa?"

"27 Mei, kenapa?"

"Besok hari ulang tahun Ica!"

Sedari semalaman sebelum Merissa kembali, Jo dan Flesia sudah menyusun rencana membuat kejutan untuk Merissa. Sejak Merissa sudah kembali bersama anak Hufflepuff itu. Jo dan Flesia hanya berpura-pura tidur semalaman. Hingga pada tepat pukul dua belas malam, keduanya memulai aksinya.

"Ica! Ica, bangun!" Tidak ada reaksi. Gadis-gadis itu saling pandang, maka mereka mencoba membangunkan Merissa lagi. Sia-sia, Merissa tetap masih tertidur.

"Bagaimana kalau kita gelitikin saja?" Usul Flesia. Jo mengangguk setuju dengan ide cermelang Fleisa.

Hitung mundur dari tiga dimulai. Pada angka satu di sebutkan dengan kompak mereka menggelitik perut Merissa. Gadis itu paling tidak bisa digelitik di bagian perut, itu adalah titik terlemahnya.

Dalam sekejap Merissa langsung bangun. "Stop! Stop! Stop! Hah... Hei, geli!!"

"HAPPY BIRTHDAY, MERISSA!!"

Merissa menganga tak percaya melihat kejutan dari dua sahabatnya itu. Awalnya ia sebal digelitiki kini ia terharu menatap kue tiramisu kesukaannya beserta dengan lilin yang dibawa Jo. Merissa mengucap terima kasih dan memeluk dua sahabatnya.

Rainy, Rainy, Rainbow || Tom Riddle [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang