Semua karakter milik J.K Rowling kecuali Jocelyne Chandiro dan [Own Character]
Alur sedikit berbeda dari novel dan film.
•᪥•
"Sesungguhnya hati laki-laki itu sangat rapuh. Orang-orang tidak menyadarinya dan dia tidak pandai berbohong mengenai perasa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pintu kompartemen berderit ketika dibuka, menampilkan seorang jakung tinggi berambut hitam pekat mencari gadis yang saat ini sedang menatapnya bersama dua sahabatnya.
Ketiga gadis itu saling bertatapan. Dasar Tom Riddle, dia mengganggu topik panas yang sedang Flesia bahas. Jo beranjak dari tempatnya, sedikit merapikan bajunya, lalu menghampiri Tom di ujung pintu. "Maafkan aku, ladies." Ucap Tom sedikit menurunkan pandangannya.
Flesia menyenderkan bahunya pada kursi membiarkan Tom dan Jo pergi. Flesia dan Merissa sudah terbiasa dengan Tom yang tiba-tiba datang ke kompartemen mereka untuk mengajak Jo pergi. Flesia dan Merissa merasa jengkel, pasalnya setiap saat pulang atau pergi ke Hogwarts laki-laki itu akan selalu mengajak Jo seperti ini.
Ketika sudah sampai di kompartemen yang kosong, Jo mengeluarkan sebuah bingkisan. Bingkisan itu berisi dua cupcake, Jo menaruh satu lilin di masing-masing cupcake.
Tom hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan Jo.
Jo mengeluarkan tongkatnya dan menyebutkan salah satu mantra sehingga sebuah api keluar dari tongkatnya. Lilin itu menyala.
Jo menyodorkan satu cupcake pada Tom. "Happy Birthday, Tom! Tak masalah sudah lewat, tapi momen seperti ini mungkin sangat spesial jika diingat di masa depan."
"Nah, sekarang ayo buat harapan dan tiup lilinnya!"
Wajah Tom menampakan ekspresi bingung harus melakukan apa tapi laki-laki itu memejamkan matanya, mengucapkan harapannya. Setelah itu ia meniup lilin tersebut.
"Yeaayy!" Jo berseru kecil.
Tom mengambil cupcake satunya, "Ini giliranmu." Ucapnya.
Jo menyelipkan rambutnya di telinga lalu berpesan, "Jangan baca pikiranku, ya. Harapan ini privasi." Peringat Jo. Tom hanya menyahut dengan pelan.
"Janji?" Tom mengangguk.
Kemudian Jo mulai memejamkan matanya, "Fuuhh." Jo meniup lilin itu.
Tom diam, menatap intens Jo. Sebenarnya dia barusan melanggar janjinya, Tom sangat penasaran dengan harapan Jo. Ada sedikit rasa senang dalam hatinya saat Jo menyebutkan namanya, tapi Tom bingung, kenapa gadis dihadapannya ini mendoakan orang lain dan tidak mendoakan dirinya sendiri?
"Ayo kita makan cupcake nya!" Ucap Jo riang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.