2. First Met

2K 282 8
                                    


───

4 tahun berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 tahun berlalu...

Cepat sekali bukan? Tentu saja. Karena kita mulai memasuki cerita yang sebenarnya.

Jocelyne saat ini sedang berjalan cepat menuju ruangan Ramuan. Jo tidak mau telat dan akan mendapatkan detensi dari Prof. Slughorn nantinya.

"Jo, pelan-pelan, dong!" Seru Flesia, langkah Jo terlalu lebar untuk Flesia imbangi.

"Aduh, Flew. Aku tidak akan berjalan secepat ini jika kamu tidak lupa dengan buku ramuanmu itu!" Jawab Jo.

"Iya... Jo. Aku minta maaf." Ia menggaruk kepalanya. Entah sudah berapa kali Flesia berkata maaf pada Jo.

Mari kita mundurkan sedikit alurnya.

10 menit yang lalu...

Kedua penyihir itu tadinya berjalan santai menuju ruangan Ramuan. Namun di tengah perjalanan, Flesia teringat sesuatu.

"Astaga, Jo! Aku lupa membawa buku Ramuannya!" Flesia menepuk jidatnya.

Orang yang di panggil langsung berbalik, "Kamu serius?"

"Iya, aku benar-benar lupa. Aku salah membawa buku ternyata."

"Cepat kembali ke asrama dan ambil bukumu."

"Eh, temani aku, dong." Bujuk Flesia. Mata Jo membulat mendengar kalimat penyihir berdarah campuran itu.

"Hei, ambil sendiri lah. Aku menunggumu di ruang ramuan saja, nanti akan ku jaga tempat dudukmu."

"Jo, temani saja. Please!!" Kedua angan Flesia sudah menyatu-memohon pada Jo.

"Aku tidak mau. Repot naik-turun tangga!" Masalahnya saat ini posisi mereka sudah dekat sekali dengan ruang Ramuan. "Kamu sendiri yang ambil buku." Final Jo.

"Ayolah, Jo. Temani aku!"

Helaan napas panjang Jo terdengar jelas. Ia kembali memutar langkah kakinya naik lagi menuju asrama. Mau tak mau Jo harus menemani Flesia kembali mengambil buku.

Dengan napas terengah-engah, Jo mengetuk pelan pintu ruangan itu. Ternyata semua murid Ravenclaw sudah berkumpul, juga Prof. Slughorn yang sedang menjelaskan materi hari ini.

"Permisi, Professor Slughorn. Maaf kami terlambat datang." Ucap Jo. Sedangkan Flesia? Gadis itu kembali menggaruk kepalanya.

Dalam hatinya, Jo sangat meminta guru Ramuan itu tidak memberinya detensi atau pengurangan nilai.

"Ah, ya. Tidak apa-apa Ms. Chandiro dan Ms. Grizz. Kalian bisa masuk." Balas Prof. Slughorn ramah.

Jo menyentuh dadanya, bernapas lega.

Rainy, Rainy, Rainbow || Tom Riddle [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang