PART 7

1.7K 108 3
                                    

Tanpa berlama-lama lagi..... cekidot

Hana.

Dull..

Set....

###########################################

"Siapa yang mau turun?" Tanya Mike. Kini mereka- Devvada Raja tengah berada di sirkuit balap bebas yang tiap malamnya selalu ada belasan bahkan puluhan juta taruhan di tiap perlombaannya.

"Will, Lo lah yang turun....ntar bagi gue duitnya. Baba nggak ngasih duit ke gue" ucap Diko menyela. Selagi ada Wildan,maka kesejahteraan Diko terjamin.

Bukan hanya karena Diko itu bungsu di inti Devvada Raja,namun juga karena Wildan tau bahwa Diko itu anak satu-satunya bunda dan babanya. Diko takkan pernah memiliki adik sebab rahim bundanya telah diangkat,lagipula Diko juga sedikit lebih rendah kualitas imun tubuhnya dari anggota lain membuat yang lain menjaganya bak adik.

Tapi emang dasarnya nih anak gak tau diri, suka banget ngelunjak minta ini itu ke inti Devvada Raja yang lain dengan booking-ngan nama Willdan. Mana bisa yang  lain ga nurut coba.

"Gak mood....kalian aja" ucap Willdan. Bahu Diko meluruh, gagal sudah mendapat uang. Bisa sih dia turun balapan,tapi orang-orang disini pada ember. Ntar dia difoto trus bundanya tau gimana?! Alamat gak boleh main lah!.

"Eh, si Radit gimana? Ada perkembangan??" Tanya Milo. Ia tak tau keadaan temannya yang di rumah sakit tadi sebab ia sudah pulang duluan meninggalkan yang lain dirumah sakit karena ada urusan penting.

"Anak-anak udah pada jaga sebagian....kita tinggal tunggu dia sadar, orang tuanya udah Dateng tadi" jawab Farhan.

"Admistrasi nya?" Tanya Milo, sebab ia tau Radit bukan orang berada.

"Pake kas Devvada Raja" jawab Samudra.

"Oh.....mending kita nggak ada yang turun. Firasat gue gak enak" ucap Milo yang sedari tadi gelisah. Kali ini balapan tidak memakai motor masing-masing melainkan motor yang sudah disiapkan anak-anak penyelenggara.

"Kebanyakan pake firasat Lo,kek cewek" sindir Ariel.

"Yeee si bangke...bukan gitu maksud gue njing" sengak Milo.

Di keramaian perdebatan mereka, sesosok pria yang duduk di antara anggota lain itu tengah tersenyum tipis. Terbayang  wajah Nayla tadi sore.

"Balik dari sini kita ke rumah sakit" ucap Samudra.

"Gimana?" Tanya Sam ke arah Willdan yang masih duduk menyandar dengan jari saling bertautan. Entah apa yang membuat Willdan seperti ini, tapi Sam tau ada yang Willdan rencanakan. 

Semua mengkode satu sama lain saat Willdan tak menyahut bahkan tak memperhatikan suasana malam ini.

"Kenapa tu?"  Bisik Diko ke arah Leo.

Leo hanya mengendikkan bahu tanda tak tau. Sementara Samudra, dia tersenyum miring. Tebakannya tentang Willdan yang menyukai Nayla mungkin terbukti.

Dugh

Willdan menoleh saat bahunya ditepuk seseorang.

DEVVADA RAJA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang