PART 12

1.1K 72 26
                                    


Tanpa berlama-lama lagi..... cekidot

Hana.

Dull..

Set....

###########################################


"Bagaimana keadaan putri saya?" Tanya Windi yang baru sampai bersama dengan Dian dan juga Fajar. Tadi setelah Dian mendapat kabar bahwa Nayla masuk rumah sakit,ia langsung ke rumah Nayla dan bertepatan dengan datangnya Fajar,kakak kelasnya.

Fajar mengatakan bahwa ibu Nayla menelepon nya dan memintanya mengantarkan dirinya ke rumah sakit karena hari sudah malam, ibu Nayla takut terjadi apa-apa saat menyetir dengan keadaan panik dan juga hari sudah  malam.

Semua anggota Devvada Raja berdiri menghadap Windi. Pandangan Windi mengarah kepada laki-laki yang memakai baju ber-bercak  darah.

"Tan,tenang" ucap Dian menenangkan

"Nayla, masih didalam.....dokter ingin menemui Tante di ruangannya" ucap Diko mewakili.

"Dimana ruangannya?" Diko memberitahu tepat dimana ruangan dokter yang merawat Nayla kepada ibunya Nayla dan ditemani Dian.

Disaat Diko mengantar bunda Nayla, suasana disana kembali hampa. Fajar tidak percaya bahwa Nayla ada di ruangan itu. Terkulai lemah entah kenapa.

"Kenapa Nayla jadi kayak gini?" Ganya fajar dengan datar.

Hening

Tak ada jawaban dari orang-orang yang menunggu disana.

Tak lama,Willdan datang menatap mereka dengan datar. Ia menatap kesamping tepat dimana Sam duduk dengan pandangan dingin khas miliknya. Mata Willdan tak bisa lepas dari baju dan tangan Sam yang terdapat bekas darah Nayla.

Suara isakam dari arah yang berlawanan dengannya mengundang perhatian Willdan dan yang lainnya.

Willdan mengangkat satu alisnya memandang Diko. Diko yang peka langsung menghampiri dan berkata bahwa Nayla harus segera di operasi.

"Fajar,Tante titip Lala dulu ya...Tante mau jual toko roti Tante sama mobil dulu buat biaya operasi Lala" Willdan dan Fajar kaget. Sampai segitunya harus menjual toko roti dan mobil?

Separah itu?

"Tan, kalo boleh operasi Lala biar keluarga Diko yang urus....Nayla kayak gini karena nyelametin Diko. Diko ngerasa bersalah sama Nayla dan Tante" ucapan Diko membuat Windi menggeleng dan tersenyum.

"Nggak usah nggak papa.... Nayla seneng nolongin temennya, jadi nggak usah ngerasa bersalah. Tante bisa jual toko Tante yang baru buka kok" ucap ibu satu anak itu menenangkan padahal harinya tengah kalut takut Nayla meninggalkannya sendiri.

"Tapi tan...baba nya Diko mau biayain semuanya. Jangan di tolak ya tan....nanti Diko yang dimarahin" ucapan polos Diko membuat Windi kembali teringat Nayla.

Dengan air mata menetes, Windi mengangguk seraya mengucapkan terimakasih kepada Diko yang sudah mau membiayai pengobatan Nayla.

Hari itu juga Nayla menjalani operasi guna mengeluarkan peluru yang bersarang di punggung kanannya. Tepat pukul tiga subuh, Operasi yang dijalani Nayla telah usai walau tadi sedikit kisruh karena Nayla kekurangan darah dan pada akhirnya Willdan mendonorkan darahnya yang kebetulan sama dengan Nayla.

"Nak Diko,nak Willdan, nak Sam bisa pulang kok sama yang lain....nanti Nayla biar Tante yang jagain. Besok bukannya kalian sekolah?" Sedari semalam tak ada yang meninggalkan rumah sakit kecuali fajar dan Dian. Windi memaksa Fajar pulang mengantar Dian, dan ia juga tak ingin orang tau Fajar khawatir.

DEVVADA RAJA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang