⚘12--story under the rain

50 29 6
                                    

────────────────


up : january 24th, 22

"Mm! Wah jinjja, enak sekali" Jungwoo dengan lahapnya memakan makanan yang udah terhidang di hadapannya. Wajahnya menampakkan raut yang begitu takjub dengan masakan Yoo Karin, perempuan yang baru kemarin ia angkat menjadi pembantu.

Jihan baru tau nama bibi itu adalah Yoo Karin habis dikenalkan sama pamannya tadi.

"Astaga, nek. Paman udah kaya ga makan berapa hari aja" ujar Jihan yang lagi mengunyah makanannya dan menatap heran ke arah Jungwoo.

Nenek terkekeh tertahan, "Pasti gara-gara terus ngurung diri di ruang kerja Ji"

"Karin, kamu kenapa ga direkrut jadi koki? Makanan kamu rasanya kaya hidangan bintang lima" gurau Jungwoo lalu melirik Karin.

"Tuan bisa saja" ucap Karin yang dari tadi berdiri di dekat meja makan sambil tersenyum canggung.

"Ngomong-ngomong paman, kenapa bisa ngangkat bibi Karin?" tanya Jihan mengingat rumahnya udah cukup dengan dua pembantu aja, kenapa menambah pembantu lagi?

"Bibi yang datang langsung ke paman buat kerja. Jadi ya paman terima, masa ditolak" ujar Jungwoo sambil fokus menyesap kopi hangatnya.

Wah suatu kebetulan yang ga diduga-duga.

"Aw sshh" ringis Jihan megang perut sampingnya yang sakit.

"Jihan? Kenapa sayang?" tanya Nenek khawatir melihat pergerakan Jihan.

Semua yang ada di meja makan langsung menatap khawatir ke Jihan. Karin yang melihat Jihan kesakitan langsung nyamperin gadis itu.

"Nona Jihan kenapa?" tanyanya sambil menggenggam tangan Jihan.

Jihan menggeleng, "Udah bi ga kenapa"

"Yaudah kalo gitu habis makan kamu langsung istirahat ke dalam ya. Lagian ini diluar mendung, kamu ga ada kegiatan keluar kan?" tanya Nenek.

"Ga ada nek"

"Diam di rumah ya istirahat"

Jihan mengangguk.

"Karin"

"Iya nyonya?"

"Tolong jaga Jihan di rumah ya, kalau ada apa-apa tolong hubungi saya atau Jungwoo" ujar Nenek.

Karin menunduk sesekali, "Baik nyonya"

"Nek, Jihan bukan anak kecil lagi ih"

"Udah ga kenapa, lagian emang harus dijaga kamunya belakangan sering ngga enak badan kan?"

Jihan mempoutkan bibirnya samar, adakah yang bisa mengerti posisinya?

°°°

Jihan mengulurkan tangannya lurus di balkon kamarnya, ngerasain dinginnya rintikan air hujan. Matanya sekarang dipejamkan merasakan angin sejuk yang mengelus kulit wajahnya.

"Boo!"

"HA!" kaget Jihan yang dibalas sengiran sama si Jaemin.

"Kebiasaan lo Jaem!"

Jaemin terkekeh samar lalu ikut nemenin Jihan di balkon. Dia samar ngelirik Jihan yang sekarang lanjut memejamkan matanya. Ga sadar kedua sudut bibir lelaki dedemit itu terangkat. Rasanya seperti melihat nirwana, pikir Jaemin.

"Jihan"

"Iya?" gadis itu masih setia dengan atensinya pada hujan.

"Lo pernah main hujan?"

AwareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang