──────────────
up : november 3rd, 21
Sekarang mereka berdua tiduran di ranjang sambil ngeliat langit-langit kamar Jihan yang ada bercak-bercak cat dan glitter bak bintang di malam hari. Terkesan glow in the dark.
"Jaem"
"Hm?"
"..."
Lelaki itu langsung memiringkan posisi badannya menghadap Jihan. Dilihatnya raut Jihan yang sepertinya berpikir keras buat menjelaskan sesuatu.
"Kenapa Jihan?" tanyanya, berharap Jihan merespon.
Jihan menghembuskan nafasnya lalu ngelirik Jaemin yang tepat lagi natap dia sekarang.
"Lo tau foto yang dapet Jiyoon kasi ke gue waktu itu?"
Lelaki itu ngangguk.
"Aneh aja rasanya gue ga curhat ke siapa-siapa"
"Ke gue aja"
Jihan lagi-lagi melirik Jaemin, dibenaknya terselip keraguan buat mengeluarkan apa yang mengganjal di pikirannya. Tapi Jihan memilih buat menceritakannya ketimbang dia terus terbebani. Lagipula jika gadis itu bercerita pasti akan membuat dirinya lebih tenang. Pikirnya.
Jihan langsung ngubah posisinya menjadi duduk menghadap ke Jaemin dimana lelaki itu ikut mengubah posisinya. Hening mengelilingi mereka sampai Jihan membuka suara.
"Kalo gue nyari tau sesuatu yang menurut lo privasi dari keluarga ini, salah ya Jaem?"
Lelaki dedemit itu mengangkat sebelah alisnya masih dengan atensinya pada Jihan, "Kenapa lo berpikiran kaya gitu?"
"Gue itu anak angkat di keluarga ini. Ga ada hubungan spesial Jaem-"
Jihan tersentak karena sebuah tautan yang sekarang ada ditelapak tangannya. Manik Jihan sekarang terfokus pada manik lelaki dedemit dihadapannya itu.
"Terlepas dari status lo sebagai anak angkat. Memang hak lo buat tau lebih tentang keluarga lo. Apa motif paman lo ngerawat lo sampai sedewasa ini? Ga ada, selain kasih sayang buat gadis seperti lo. Paman lo udah membuat komitmen sejak lo diangkat jadi bagian keluarga ini. Jadi jangan berpikiran kalo lo itu orang lain disini"
Entah datang darimana kata-kata yang keluar gitu aja dari bibir Jaemin. Namun itu lolos membuat Jihan terdiam dan makin fokus pada wajah Jaemin.
"T-tapi gue ngerasa aneh Jaemin" gadis itu menunduk, memikirkan potongan kata-kata yang sering Wonyoung lemparkan dulu padanya perihal dirinya yang yatim, itu membuat hatinya makin sakit.
"Belajar buat nerima semua yang lo dapetin dikehidupan sekarang Jihan. Gue yakin siapa yang ngebuat lo terluka akan dapat boomerangnya nanti" Jaemin mengusap punggung tangan gadis itu. Walau ga terasa di kulit gadis dihadapannya, lelaki itu yakin dengan ini dia bisa membuat Jihan sedikit lebih tenang.
Sekarang perasaan Jihan membaik karena perkataan Jaemin. Gadis itu ngangguk pelan mengiyakan dan benar aja seburat senyuman langsung terbit di wajah cantik Jihan.
Keyakinan Jaemin terbukti.
Entah dapat dorongan dari mana Jaemin mengusap anak rambut Jihan. Jarak mereka lama kelamaan terkikis. Dan tanpa sadar Jihan memejamkan matanya. Gadis itu merasakan hawa berbeda, rasanya seperti angin sejuk mengelus halus kulit wajahnya. Jaemin natap netra cantik di depannya yang sedang terpejam begitu terpukau, seakan mendorong wajah lelaki dedemit itu untuk lebih dekat dengan wajah Jihan.
Brak!
Jihan tersentak, dia langsung menghadap ke lelaki bermarga Kim yang sekarang udah ada di ambang pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aware
FanfictionGaris hidupnya seakan sudah terbentuk dari kesalahan seseorang sebelum kelahirannya. Dan parahnya lagi, gadis itu dipertemukan oleh "seseorang" itu secara tidak sengaja. Bagaimanakah akhir dari lika liku hidup gadis ini? Apakah mereka bisa menyelesa...