────────────────
up : january 24th, 22
"Pernah ga sih lo ketemu sosok yang keberadaannya seakan memaksa diri lo buat jatuh cinta lagi sekaligus menentang hukum alam diwaktu bersamaan?"
-KimJihanDihari yang hujan, angin berhembus dari jendela kelas menerpa wajah Jihan yang lagi asik denger lagu dari earphone yang tersumbat di telinganya. Seakan ngajak Jihan buat lebih terlarut ke dalam melodi lagu itu. Jihan memejamkan matanya biar bisa dapat feel dari lagu yang dia denger.
Suasana kelas emang lagi sepi karena pada ke kantin semua buat nyajan jadi gadis itu bener-bener merasa bebas tanpa gangguan sedikit pun.
Grek!
Terdengar pintu kelas bergeser, dan sebuah derap langkah mendekat ke tempat duduk Jihan. Udah Jihan pastikan seseorang yang baru masuk itu lagi duduk di bangku sebelahnya.
"Jihan" panggil lelaki itu.
Suara ini, suara yang jelas dia kenal. Tapi Jihan milih buat ga menghiraukan seakan volume earphone nya bener-bener mendominasi indra pendengarannya sekarang.
"Maaf tentang sikap gue di koridor sama kantin waktu itu"
Sekali lagi Jihan ga menampik perkataan lelaki di sebelahnya itu. Genggaman pada ponselnya sekarang dieratkan, seakan ga terima dengan apa yang samar ia dengar barusan.
"Lo ga kenapa kan?" tanya lelaki itu sembari menggeser bangku yang ia duduki ke dekat Jihan.
Jihan yang denger pertanyaan yang seakan "sepele" di pikiran lelaki itu langsung noleh. Tatapan gadis itu seakan menusuk pandang si lawan bicaranya.
"Ga kenapa ya? Keadaan gue yang udah sekarat waktu itu masih lo tanya ga kenapa?"
Brak!
Jihan menghempas apapun yang ada di atas mejanya, melampiaskan kekesalannya pada lelaki berstatus mantan kekasih disebelahnya itu.
Grep!
"Jihan! Denger gue Jihan!"
Genggaman erat pada lengannya segera gadis itu hempaskan, dia ga sanggup disentuh oleh penjahat seperti Haruto. Mata gadis itu udah memanas, pelupuk cantik itu hampir aja menjatuhkan cairan bening sebelum akhirnya tubuhnya dipeluk erat oleh Haruto. Gadis itu berusaha memberontak tapi rasanya sia-sia, karena kekuatan Haruto yang ga bisa ditandingi oleh gadis bertubuh mungil sepertinya.
Haruto memejamkan matanya kuat kala dia merasakan isakan ringan dari gadis yang sekarang ada di dekapannya. Tangan lelaki itu lihai mengelus rambut Jihan. Seperti memberi tau Jihan buat melepaskan semua di dekapannya.
Buk buk!
"Jahat! Lo jahat Haruto!" Jihan memukul dada bidang milik Haruto dan meremas kuat pakaian lelaki itu dengan Haruto yang berusaha menahan semua dengan mendekap punggung Jihan erat.
"Iya gue jahat, gue tau itu Jihan. Gue bener-bener minta maaf" mata Haruto kini ikut memanas karena lunjakan rasa yang ada di dalam dirinya sekarang.
Jihan menangis kencang disana, ia berusaha buat melepaskan diri. Beda dengan tadi dekapan itu melonggar, Jihan bebas tapi...
Cup
Bibir mereka kini bersentuhan, Haruto melingkarkan posesif tangannya di pinggang Jihan. Membuat jarak mereka semakin menipis.
Jihan membulatkan matanya kaget. Beda dengan Haruto yang sibuk menatap netra cantik di depannya.
Bibirnya dilumat pelan oleh lelaki itu. Lidah itu perlahan masuk dan mengabsen satu persatu gigi di dalam bibir ranum milik Jihan. Permainan yang memabukkan nan menyakitkan, sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aware
FanfictionGaris hidupnya seakan sudah terbentuk dari kesalahan seseorang sebelum kelahirannya. Dan parahnya lagi, gadis itu dipertemukan oleh "seseorang" itu secara tidak sengaja. Bagaimanakah akhir dari lika liku hidup gadis ini? Apakah mereka bisa menyelesa...