──────────────────
up : november 24th, 22
Banyak orang yang bilang, kalo seorang pasien punya sakit yang resiko nya fatal pihak keluarga bahkan dokter dilarang ngasi tau pasien tentang penyakitnya itu. Hal ini bertujuan biar rohani dari pasien ga ikut sakit dan memperburuk keadaan pasien. Bener kan?
Ya itulah yang dilakukan sekarang pada Jihan. Buat proses pemulihan, gadis itu dikasi obat khusus yang dilarutin di setiap makanan dan minuman yang di konsumsi.
Sahabat-sahabatnya sampe nutup segala rasa khawatir mereka setiap bertemu gadis itu. Jihan sampe dibuat bingung gara-gara mereka yang bergantian dateng terus ke rumah ga kaya biasanya.
"Iss gue ngga sakit kenapa bawa-bawa beginian?"
"Bi Karin kok harus bibi yang ngambilin Jihan makanan. Jihan bisa sendiri kok"
"Aaa kapan gue bisa makan tteokbokki lagi..."
Ya... begitulah ocehan dari seorang Jihan. Gadis yang terlanjur heran sama kelakuan orang disekitarnya habis kepulangannya dari rumah sakit baru-baru ini.
Makanan yang Jihan makan dibatasi semua, ga boleh makan ini itu nanti ginilah. Lah kan dia cuma sakit perut biasa kan. Iya kan? Pikir gadis itu.
Penyakit tanpa gejala berat yang menempel di Jihan itu semua orang udah tau, Nenek Taeyeon bahkan sampai Jaemin udah tau sendiri gara-gara dikasi tau Win.
Sekarang di dalam kamar, Jihan lagi tiduran.
Ga tau kenapa segala macam hal yang pengen Jihan lakuin ga jalan juga. Mending merebahkan diri pikirnya.
Tok tok tok!
"Masuk aja"
"Jihan" panggil seseorang dari daun pintu kamarnya.
Jihan langsung menyembulkan wajahnya dari balik guling yang dia peluk buat ngeliat siapa yang ada disana dengan jelas, "Ohh paman?"
Jungwoo berjalan nyamperin Jihan dan duduk di sisi ranjangnya. Jihan lalu natap pamannya itu bingung.
"Kenapa paman?" tanya Jihan sekali lagi sambil perlahan ngubah posisi tidurnya menjadi duduk.
Jungwoo menggeleng lalu secara pasti tangannya mengelus pelan surai hitam legam milik Jihan yang membuat tanda tanya bermunculan di kepala gadis itu.
Pria itu menatap Jihan begitu lekat, seakan ada suatu pesan tersirat yang tersembunyi di balik tatapannya itu.
"Makan kamu teratur kan?" akhirnya Jungwoo membuka suara.
Jihan ngangguk.
"Ada keluhan?"
"Paman, aku baik-baik aja kan? Kenapa paman sama temen aku semua memperlakukan aku kaya ada sesuatu?" tanyanya curiga tanpa ada niat ngejawab pertanyaan Jungwoo sebelumnya.
Jungwoo tersenyum tipis, "Iya kamu gapapa, kita kan cuma khawatir takut kamu kaya kemarin lagi"
Itu bohong.
Jihan merenung, mencoba ngeyakinin diri kalo dia baik-baik aja. Salahkan aja perlakuan mereka yang ngebuat Jihan over thinking.
"Kamu mirip bibi kamu Jihan"
Jihan tertegun, bingung sama apa yang dibicarakan pamannya tiba-tiba. Tanda tanya semakin banyak menyembul dari kepala Jihan.
Jungwoo langsung ngeluarin ponselnya dan ngotak-atik layar nya buat mencari sesuatu yang bakal dia tunjukin ke Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aware
FanfictionGaris hidupnya seakan sudah terbentuk dari kesalahan seseorang sebelum kelahirannya. Dan parahnya lagi, gadis itu dipertemukan oleh "seseorang" itu secara tidak sengaja. Bagaimanakah akhir dari lika liku hidup gadis ini? Apakah mereka bisa menyelesa...