Lima

20 4 0
                                    

Terlihat seorang pria yang berdiri di depan pintu kaca besar yang mengarah ke balkon kamar. Kedua tangan sang pria sengaja ia masukkan ke dalam saku celananya. Membuat aura wibawa dari pria itu terpancar sangat jelas dan elegant. Tidak lupa pandangan pria itu yang terus menatap jauh ke luar balkon.

Baru saja mendapatkan ketenangan tiada tara, tiba-tiba harus kembali terusik dengan kedatangan seseorang yang sangat tidak asing baginya.

"Kak Jaehyun, Nenek menyuruhku untuk memanggilmu." Pria yang dipanggil Jaehyun itu menolehkan wajahnya ke arah gadis yang bersurai panjang itu.

"Ada apa nenek memanggilku?" tanya Jaehyun pada adiknya yang bernama Jihan.

Adiknya hanya bisa mengendikan bahu karena adiknya juga tidak tahu apa yang akan dibicarakan neneknya pada Jaehyun. "Aku juga tidak tahu Kak, Nenek hanya menyuruhku untuk memanggilmu saja," ulangnya lagi.

Pria dengan setelan jas lengkap itu mendudukan dirinya di sofa terdekat dan nampak sedang berfikir sejenak sebelum akhirnya ia kembali berbicara, "Kenapa kau masih ada di sini?" tanya Jaehyun yang menyadari bahwa Jihan belum pergi juga.

"Aku akan mengantarkan Kak Jaehyun ke Nenek," balas Jihan dengan frontal.

Jaehyun malah terkekeh saat mendengar perkataan Jihan, 'memangnya aku bocah yang harus dituntun?' batin Jaehyun.

"Kau pergi saja, Jihan! Aku bisa berjalan sendiri," usir Jaehyun tanpa rasa berdosa sama sekali.

Jihan? Tentu saja gadis itu sudah berdecit kesal dan memgerucutkan bibirnya yang menandakan dirinya sedang sangat kesal. "Aku juga ingin mendengar pembicaraan Kak Jaehyun dan Nenek," ucap Jihan dengan lantang.

Sontak Jaehyun langsung menyipitkan kedua kelopak matanya. "Ck. Kau masih belum cukup umur untuk mendengarkan pembicaraan orang dewasa," sahut Jaehyun dengan nada sedikit mengejek.

"ENAK SAJA KAK JAEHYUN MENGATAIKU SEPERTI ITU!" Suara dentuman dari mulut Jihan sukses membuat Jaehyun menutup telinga rapat-rapat menggunakan kedua telapak tangannya. 

Setelah mengatakan kalimat itu, Jihan langsung membalikan badan dan hendak pergi dari ruangan kerja Jaehyun. Tidak lupa dengan langkah kaki Jihan yang sengaja dihentak-hentakan ke lantai sehingga menciptakan suara cukup nyaring. Jaehyun yang melihat ingin sekali melempar gadis itu dengan sesuatu yang ada di meja kerjanya.

Jaehyun terus menatap lekat gadis yang sedang berjalan menjauhinya hingga punggung itu menghilang dari balik pintu ruangan.

Jaehyun kembali berdiri untuk merapikan sedikit jasnya dan tidak lupa bercermin untuk melihat kadar ketampanannya luntur atau tidak. 'Kau tampan sekali, Hwang Jaehyun," batin Jaehyun dengan penuh percaya diri.

Kemudian, pria itu berjalan keluar dari ruangan pribadinya untuk menuju salah satu ruang kamar yang ditempati sang nenek. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Jaehyun untuk sampai di kamar itu.

Dengan satu tarikan tangan, pintu ruangan si nenek pun terbuka dan menampakkan tubuh sang nenek yang sudah berdiri tepat di depan pintu. "Selamat datang, cucuku," sambut nenek dengan merentangkan kedua tangannya ke udara.

Jaehyun pun berhambur ke pelukan sang nenek, "Aku merindukan nenek." Selesai mengatakan ucapannya, Jaehyun kembali menjauhkan tubuhnya dari dekapan si nenek.

"Ahahaha.. Kamu merindukanku Jaehyun? Padahal setiap hari kita bertemu, Nak." Apa yang dikatakan nenek memang sedikit benar dan membuat Jaehyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Nenek menggiring Jaehyun untuk duduk di sofa yang sudah tersedia di kamar nenek. Tidak basa-basi lagi, Jaehyun langsung mendaratkan pantatnya di sofa yang empuk itu. "Ada apa nenek memanggilku kemari?" tanya Jaehyun langsung ke intinya.

Dandelion [Jaehyun-Jungkook✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang