Delapan

13 3 0
                                    

Di tengah tempat yang begitu sunyi dan minim cahaya, terdapat dua orang pria yang berperawakan tinggi, sedang berhadapan dan saling memancarkan kilat kebencian di mata mereka.

"Untuk apa kau mengajakku ke tempat seperti ini? Bukankah lebih nyaman mengobrol di restoran atau kafe?"

"Untuk apa kau kembali?"

"Apa lagi? Tentu saja untuk menghadiri pesta ulang tahun pamanku."

"Berhenti berpura-pura. Aku sudah bisa mencium pikiran busukmu."

"Kau selalu berburuk sangka kepadaku, padahal dulu kita adalah teman baik. Tidakkah kau merindukanku, Jaehyun? Kau tak ingin melompat ke pelukanku seperti Jihan? Kita bisa berteman lagi, sambil mengenang masa kecil."

"Lebih baik kau mundur, sebelum kau berurusan lebih jauh denganku," suara bariton Jaehyun begitu berat menggema di tempat itu.

"Mundur? Tidak ada kata mundur di dalam kamusku," balas Jungkook yang tidak kalah berani.

"Bedebah sialan. Pergilah saat aku masih berbaik hati melepaskanmu! Kembali saja ke tempat asalmu dan jangan muncul lagi di hadapan keluargaku," suara Jaehyun terdengar semakin dalam, sarat akan kebencian.

Alih-alih takut, Jungkook justru terpancing untuk memprovokasi Jaehyun.
"Kau paham betul tempat asalku adalah Seoul, lebih tepatnya Minji group."

"Tutup mulutmu, Jungkook!"

Jungkook menampilkan smirknya, "Ternyata kau masih sadar bahwa aku adalah orang yang berhak mewarisi Minji group. Karena itu kau takut akan kedatanganku 'kan?"  Terlihat sekali raut wajah tidak suka, dia tampakkan di depan Jaehyun.

Sementara Jaehyun hanya memandang Jungkook dengan tatapan datar tanpa ekspresi sedikit pun, berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya sudah mulai terpancing emosi.

"Haruskah kuingatkan dengan dirimu yang sebenarnya?" tanya Jaehyun yang langsung membuat Jungkook tersenyum mengejek.

"Cih, apa kau lupa? Bahwa kedatanganku sekarang ini karena aku akan mengambil hakku sebagai pewaris keluarga Hwang yang sesungguhnya?" ucap Jungkook.

"Setelah kau pergi begitu saja, lalu ingin meminta hakmu kembali?" Tanya Jaehyun dengan sebelah alis terangkat.

"Itu benar," jawab Jungkook yang kedua tangan sudah dimasukkan di dalam saku celana.

"Memalukan." Setelah mendengar pernyataan Jaehyun, Jungkook pun berhasil mengepalkan kedua tangannya.

"Kalau kau lupa, aku bukan pergi atas keinginanku, tapi ayahmu yang membuangku dan ibuku, Berengsek!"
Satu langkah diberikan oleh Jungkook untuk lebih dekat di hadapan Jaehyun.

BUGH!

Satu pukulan kuat berhasil Jungkook lesatkan tepat di wajah tampan milik Jaehyun, membuat sang empunya mengeluarkan darah segar melalui hidung. Tidak lupa, tubuh Jaehyun yang langsung terpental ke belakang karena mendapat serangan yang tidak terduga sebelumnya.

Terlihat Jaehyun yang sedang menghapus darah segar itu dengan ibu jarinya. Berbeda dengan Jungkook yang malah menyunggingkan senyum pada Jaehyun. Namun, Jaehyun tidak tinggal diam begitu saja.

Dengan gerakan cepat, Jaehyun sukses membalas Jungkook dengan pukulan yang mematikan.

BUGH!

"Mati kau bajingan!" ucapan dan pukulan dilakukan secara bersamaan oleh Jaehyun. Jungkook pun seketika langsung ambruk ke tempat yang begitu lembab dan basah.

"Damn," umpat Jungkook lirih, tapi masih bisa didengar oleh Jaehyun.

Jaehyun masih terus menatap Jungkook yang masih belum beranjak dari tempatnya. Napas Jaehyun terus berembus tak karuan, sedangkan Jungkook masih menikmati kesakitan yang baru ia dapatkan.

Dandelion [Jaehyun-Jungkook✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang