Langkah 1 untuk tidak kusut

9 1 0
                                    

Perasaan boleh cepat hilang dan lupa, tapi tidak dengan sifat, perlakuan atau tindakan yang pernah mereka bagi dan rasakan bersama

.
Bab 5
.

"Jadi maksudnya kamu gak balikan, kan sama dia?"

"IYALAH!" teriaknya yang membuat Darrel terbangun dari sendunya.

"Kamu bodoh, La." Farla mengernyitkan alisnya. "Kalau masih sayang kenapa harus pilih meninggalkan?"

"Kamu ngerti gak, pemisalan kertas yang aku jelasin tadi?" bentaknya dengan menggenggam erat dan menunjukan kertas kusut tadi.

"Kamu percaya kertas ini bisa rapi lagi?" Farla menggeleng menjawab pertanyaan Darrel dengan wajahnya yang sudah memunculkan raut emosi. Darrel merampas kasar kertas itu.

"Aku juga bisa pake pemisalan. Kertas ini bakal rapi pake setrikaan. Nah jadi pemisalannya itu kalau hidupmu diisi dengan orang yang sama dari masa lalu lagi yang kamu bilang menghancurkan, dia bisa datang dengan perubahan dirinya dan membawa hubungan kamu sama dia lebih baik daripada sebelumnya."

"Gak percaya!"

"Kenapa gak percaya sama usaha orang yang bisa berubah lebih baik?"

"Karena aku masih berusaha percaya sama diri sendiri." Farla melanjutkan menyuap sesendok makanannya sedangkan Darrel tertawa kecil disampingnya.

"Masih berusaha percaya kalau kamu bener-bener udah move on?" Tatapan Farla mulai menajam, namun mulutnya masih terus mengunyah.

"Apa?" lawan Darrel yang mulai senyum-senyum sendiri. Mulai kesal dan menyesal juga Farla melihat tingkah manusia sendu ini.

"Faktanya kamu itu udah ditolak secara kasar tapi masih aja mengharap?" Ia tak mau kalah, wajahnya bersemangat membalas.

"Ini jangan jadi ajang saling ejek, ya! Oke? Kita damai, kita saling bantu." Jari kelingking Darrel meminta isyarat balasan sekaligus berjanji.

"Mau dibantu caranya-"

"Caranya merelakan. Puas?" sambung Darrel pasrah.

"Terus bantu aku juga, tulis kehidupan baru di selembar kertas ini!" lanjut Farla memperlihatkan kertas baru dan menunjukan kelingking kirinya juga.

"Dicatat juga tanpa dia lagi! Ya, kan?"

"Kamu baru kenal aku, tapi udah tau segalanya tentang aku. Unik." seru Farla sembari mengeratkan jarinya ke jari Darrel.


***


Bukan main ricuhnya lapangan. Dipenuhi anak-anak yang memecah kesunyian dengan bersorak memanggil nama yang saling beradu menggiring bola basket. Semua orang juga tahu, siapa yang paling bersemangat untuk berteriak, wanita. Terlihat mata dan kepala mereka menuntunnya untuk fokus pada jalan permainan. Permainan sengit antar kelas ini membuat semua penonton dan pemain berapi-api. Baju olahraga mereka basah penuh keringat.

"Darrel, tangkap!" seru salah satu temannya yang melempar bola kearahnya. Lalu memantulkan dan menggiringnya mendekati ring.

"Aw!" teriak Darrel tersungkur jatuh dengan memegang lenganya yang tergores di tanah. Kini bola berhasil diraih oleh Gavin sebagai lawannya. Dengan cepat ia menggiringnya dan memasukannya ke ring. Yaps! Shoot yang menambah poin grup mereka berhasil dicapai, tak lupa selebrasi Gavin yang membuat semua wanita klepek-klepek. Syukur sudah putus.

Dua lembar kertas kusutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang