*kita panggil Rika jadi Hana ya!
Hana masih termenung, dia ingin menolak semua hal yang telah terjadi padanya. Kemudian dia mengingat kembali, percakapannya kala itu dengan Elin.
"Yee, disadarin juga, inget, di dunia ini gak ada yang namanya transmigrasi seperti dalam novel-novel, jadi gak usah banyak halu deh."
"Dan inget, di dunia ini juga nggak ada yang namanya gak mungkin, kun fayakun, jadilah maka jadi."
Seakan ingin menertawakan dirinya sendiri, saat mengatakan hal tersebut pada Elin, dia begitu yakin, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tapi sekarang, lihatlah, dia sendiri yang kini tidak mempercayai apa yang sedang dia alami.
"Kok lo udah bangun?" tanya Tian yang menyadarkan Hana dari lamunannya. Sejak kapan Tian masuk ke dalam kamarnya, kenapa dia tidak mendengar suara derap langkah kaki mendekat atau suara pintu terbuka.
"Terus, lo mau gue tidur terus? Mati dong gue!" sinis Hana, Tian hanya tertawa mendengarnya.
"Meskipun lo hilang ingatan, tapi kesensian lo sama gue ternyata gak hilang juga ya? Gue pikir setelah lo amnesia, lo bakal bersikap baik dan manis di depan gue, ternyata sama aja." Hana hanya mendengus mendengar ucapan Tian, sedangkan Tian terkekeh kecil melihat raut wajah jutek Hana. Dengan gemas Tian mengacak rambut Hana.
"Gimana keadaan lo sekarang?" tanya Tian dengan menatap lekat Hana.
"Membingungkan," jawab Hana sembari menghela napas panjang.
"Apa yang membuat lo bingung?" tanya Tian dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Entahlah, seperti lo baru saja terbangun dari dunia lain." Tian terkekeh kecil mendengar jawaban Hana, yang terdengar seperti lelucon di telinganya.
"Apa ada yang sakit?" Tian bertanya, Hana hanya menggeleng lemah. Sakit di badannya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya, karena teringat harus berpisah dengan Elin dan Ibu panti, serta keluarga panti lainnya. Sungguh semua yang dia alami hari ini terasa membingungkan dan mustahil baginya.
"Lo pengen lihat foto-foto masa lalu lo?" Tian berkata sembari berpikir, mungkin dengan menunjukan foto masa lalu Hana, dia akan kembali mengingat semuanya. Meski dalam hati, Tian menginginkan Hana bisa melupakan sebagian ingatan menyakitkan dalam hidupnya.
"Memang ada?" Tian hanya mengangguk dan berdiri untuk mengambil sebuah album foto.
Beberapa saat kemudian, Tian datang dengan membawa beberapa tumpukan album foto di tangannya.
"Nih, kalau lo mau lihat," ucap Tian sembari mengulurkan album foto yang diterima baik oleh Hana. Dengan perlahan Hana membuka lembar demi lembar foto tersebut. Satu hal yang baru dia sadari, ke mana Ayahnya saat dia sedang sakit?
"Ini ...."
"Itu Bokap lo," sela Tian sebelum Hana menuntaskan ucapannya.
"Sekarang dia di mana? Kenapa gue gak lihat dia di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGEL MY WORLD
Teen Fiction[ SQUEL TRANSMIGRATION QUEEN RACING]. #TRANSMIGRASI_SERIES_2 Bagaimana jadinya jika seorang Reader Novel Transmigration Queen Racing, memimpikan bisa bersanding dengan Rigel Madhava Yutapea, seorang Sad Boy dari cerita TQR? Dan apa jadinya jika mimp...