2. Takdir

414 49 9
                                    

Tidur Rika kali ini terasa lebih nyenyak, seakan dia tengah bermimpi dengan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur Rika kali ini terasa lebih nyenyak, seakan dia tengah bermimpi dengan indah. Bahkan, suara bising di sekitarnya, dia abaikan begitu saja. Rasa kantuk dalam dirinya benar-benar membuatnya enggan untuk sekedar membuka mata.

Sayup-sayup suara seseorang tengah berbicara, terdengar jelas di telinganya. "Hana belum bangun juga?" Mendengarnya membuat Rika mengernyitkan dahinya sembari berpikir, Hana? Perasaan gue gak kenal seseorang yang bernama Hana.

"Belum Bun," jawab suara laki-laki yang membuat Rika semakin bingung. Namun, dia masih saja enggan untuk membuka matanya. Dia merasakan ada guling di samping tubuhnya, Rika pun mulai merapat tubuhnya ke arah guling tersebut. Nyaman. Kasurnya pun terasa empuk. Gulingnya pun terasa pas untuk dipeluk.

Guling? Tunggu sebentar! Bukankah tadi gue sedang berada di kelas, tapi kenapa sekarang kelas bisa berubah menjadi kamar tidur? batinya bertanya-tanya.

Seakan tersadar, Rika terdiam sebentar, dia mulai terbangun dari tidurnya, dengan mata yang membelalak. Diperhatikan ruangan sekitar yang kini tengah di tempatinya. Kamar sederhana yang di dominasi dengan warna lilac itu mencerminkan kalau si pemilik adalah seorang wanita.

Dia sekarang berada di mana? Berbagai macam pertanyaan muncul dalam kepalanya, saat tangannya menyentuh bagian kepalanya, terasa ada perban yang tengah melilit di bagian tersebut. Rika yakin seratus persen, dia ingat betul, terakhir kali dia berada di dalam kelas, bersama dengan Elin yang setia di sampingnya, lalu sekarang di mana dia berada? Elin? Bagaimana dengan Elin? Kepalanya mendadak terasa sakit karena memikirkan itu semua.

Ringisan kecil terdengar di indera pendengaran kedua orang yang sedang berbicara tersebut.

"Alhamdulillah, akhirnya lo bangun juga," ucapnya, Rika semakin tak mengerti. Siapakah orang yang berada di hadapannya ini?

"Bunda khawatir banget sama kamu, Sayang," timpal seorang wanita yang terlihat begitu anggun dan cantik.

"Bu-bunda?" Rasanya Rika ingin membenturkan kepalanya saja, rasa sakit datang menderanya kembali. Tubuhnya terasa sakit saat dia mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya. Pusing di kepalanya pun terasa sangat menyiksanya. Ini sungguh menyakitkan, batinnya. Sebenarnya dia ini kenapa? Apa yang terjadi padanya?

Sadar jika Rika ingin bangun dari tidurnya, lelaki tersebut mencoba untuk membantu Rika untuk duduk. "Kalian siapa?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Rika, membuat kedua orang tersebut saling berpandangan bingung.

"Lo gak usah bercanda, candaan lo gak lucu," tutur pemuda tersebut sembari terekekeh kecil.

"Gue gak bercanda, kalian siapa? Gue gak kenal kalian, terus kenapa gue ada di sini? Kalian nyulik gue ya?" cecar Rika membuat pemuda tersebut menghentikan kekehannya, sembari menatap lekat ke arah Rika.

"Kamu beneran nggak inget sama Bunda, Sayang? Ini Bunda, Bunda Nopi Aljawiyyah, Ibu kandung kamu," tutur wanita tersebut, membuat Rika semakin tak mengerti apa yang tengah dikatakan orang-orang ini. Rika menatap Nopi dengan pandangan yang sulit diartikan.

RIGEL MY WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang