12. Rayuan

193 28 6
                                    

Jangan lupa buat follow Authornya terlebih dahulu.
Kalau pengen lebih kenal dengan authornya, bisa langsung kepoin :

IG.          : @Wahyu_idah
Twitter : @wahyu_idah
Tiktok   : @Wahyu_idah /
                  @Tulisan_wattpad

          : @Wahyu_idahTwitter : @wahyu_idah Tiktok   : @Wahyu_idah /                   @Tulisan_wattpad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua orang berbeda gender itu sedang berboncengan dengan kecepatan di atas rata-rata. Setelah menanyakan alamat rumah Hana, dengan cepat Rigel melajukan motornya, sedangkan Hana langsung saja memegang erat jaket Rigel agar dirinya tidak terjatuh.

Hana sedikit bernapas lega saat jalanan menuju rumahnya terlihat semakin dekat, Rigel pun mulai memelankan laju motornya, jika tidak ingin kena amukan warga.

"Rumah lo yang mana?" tanya Rigel ketus.

"Lurus aja, nanti gue kasih tahu arah selanjutnya." Tanpa membalas ucapan Hana, Rigel terus melajukan motornya.

"Habis ini belok kanan."

"Lo lihat itu ada pertigaan, belok Kiri."

"Stop, stop, stop." Hana menepuk pundak Rigel agar menghentikan laju motornya. Rigel pun menghentikan motornya.

"Nah ini rumah gue, thanks." Rigel menghela napas panjang. Mencoba untuk bersabar. Kini dia merasa seperti babang tukang ojek. Tanpa kata Rigel kembali melajukan motornya, meninggalkan Hana yang melongo.

"Dasar Es batu!" unpatnya. "Akhirnya, sampai rumah juga." Melangkahkan kakinya memasuki pagar rumah dengan bersenandung pelan. Saat sampai di depan pintu rumahnya, dia melihat Tian yang sedang duduk menantikan kehadirannya. Hana mendengus kesal melihatnya. Kekesalannya kepada Tian belum menghilang dan sekarang Tian malah menampakkan diri di depan wajah Hana.

Melihat Hana memasuki rumahnya, Tian melangkahkan kaki mendekati Hana. "Han, lo tadi di antar siapa?" tanyanya. Tanpa mempedulikan Tian, Hana terus saja berjalan.

"Han lo marah? Maafin gue ya? Gue bener-bener lupa," kata Tian menatap Hana sendu dengan wajah penuh penyesalan. Menghela napas panjang, Hana nghadap ke arah Tian dengan tangan terlipat di depan dada.

"Gue mau istirahat, gue capek, dahlah, sono, lo pulang aja," usir Hana membuat Tian semakin merengek ke arah Hana.

"Han, gue bener-bener minta maaf, gue gak sengaja, suer, gue lupa. Biasanya kan gue ke tempat kayak gitu sendiri, terus tadi gue panik, jadi gak ingat kalau lagi ngajak lo. Maafin gue ya Han. Nanti gue beliin lolipop deh, sebagai ucapan permintaan maaf gue." Hana menghela napas panjang. Sungguh dia ingin marah, tapi mendengar kata lolipop, ternyata membuat dirinya lemah.

"Oke, gue maafin. Sekarang gue mau istirahat." Tian sedikit bernapas lega. Lolipop kali ini kau telah menyelamatkanku.

"Beneran kan di maafin?"

"Iya Tian, tapi lolipopnya jangan lupa, LIMA," kata Hana dengan penuh penekanan di akhir kalimat. Tian tersenyum mengangguk sembari mengelus kepala Hana. "Yaudah, tidur yang nyenyak ya, gue pulang dulu," pamitnya kemudian berlalu Meninggalkan Hana.

RIGEL MY WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang