Hati Yang Terkoyak. 13

321 10 0
                                    

Zara meringkuk dengan posisi membelakangi saat Rash masuk ke kamarnya. Walau tanpa suara, pria itu yakin, istri kecilnya tengah menangis.

Rash kembali geram mengingat kelakuan bejad saudara tirinya. Andai saja tidak memikirkan nasib banyak orang, sudah dibunuhnya bajingan itu, tidak peduli kelak hidupnya dihabiskan di bui.

Pelecehan Jhonatan membuat Zara shock berat, meninggalkan luka hati yang dalam. Rash bersumpah akan membuat perhitungan kembali dengan lelaki kurus itu.

Saking fokus meratapi duka, Zara tidak menyadari kehadiran Rash di kamarnya. Pria itu menatap nanar tubuh yang sesekali bahunya berguncang.

Zara sedikit terhenyak merasakan ranjangnya dinaiki seseorang, lalu berbaring di sampingnya seraya memeluk pinggang.

"Tuan!" Dengan suara sengau.

"Iya. Jangan menangis lagi." Rash membalikan tubuh Zara menghadap dirinya. Menatap iba wajah sembab itu.

Rash menarik dagu Zara supaya mendongak menatapnya, kemudian mengecup lembut bibir yang mengatup tanpa membalas.

"Kau baik-baik saja?"

"Iya, Tuan."

"Mulai detik ini jangan panggil aku tuan. Kau istriku tidak pantas memanggilku tuan."

Mata Zara mengerjap. Apakah sang tuan sudah mutlak menempatkan dirinya sebagai wanita penghuni hatinya?

Ah, bagaimana bisa Zara menyimpulkan hal itu. Hanya karena merubah panggilan bukan berarti menghak milik orang lain sepenuhnya. Nyonya Shanaz tetap pemilik tahta utama. Dirinya hanya pengisi kekosongan semata.

"Sayang!"

Rash mengelus pipi wanita yang terlihat melamun.

"Aku harus panggil apa?"

"Panggilan yang membuatmu nyaman."

"Tuan."

"Hmmm."

"Aku nyaman dengan panggilan itu."

Rash tersenyum kecil, bukan waktunya untuk protes. Biarlah untuk saat ini panggilan dari Zara tetap seperti itu.

"Tidurlah!"

Zara membenamkan wajah sembab di dada bidang sang tuan. Rash mendekap wanitanya erat dan mengecup pucuk kepalanya.

Tidak dipungkiri, jangankan saling bersentuhan seperti ini, membayangkan Zara saja membuat hasrat Rash meletup-letup. Namun, ditahan sekuatnya, demi kebaikan psikis sang istri, meskipun itu sangat menyiksa.

***

Shanaz berlenggak-lenggok di cutwalk meragakan gaun indah dengan atasan corak batik Jogja, sedangkan ke bawahannya rok payung mengembang warna biru langit, terkesan cerah.

Sudah beberapa hari ini Shanaz disibukan pemotretan bertema Batik Internasional, bekerja sama dengan infotainment ternama dari Negeri Kanguru.

Desainer terkenal Garin Ganesa memboking Shanaz dalam pembukaan pagelaran busananya. Wanita itu bak ratu, mengingat karirnya memang sedang di puncak.

Shanaz sudah dijadwalkan akan menjalankan sesi pemotretan, dan beberapa pagelaran busana, termasuk Jogja Fashion Week pada akhir pekan sekaligus sebagai penutupan.

Sudah tiga hari Shanaz menjadi ratu di runaway tersebut, dikarenakan saingan terberatnya, Pinkan Aura menjalani pagelaran busana di tempat yang berbeda, yaitu dibagian pantai Parang Tritis.

Di atas catwalk, Shanaz dan Pinkan seolah bersaing menjadi kesayangan para desainer ternama. Berusaha tampil terbaik dengan kelebihannya masing-masing.

Shanaz si cantik berwajah barbie, dagu lancip, mata kecil, bibir mungil, meski usianya sudah menginjak kepala tiga, tetapi terlihat seperti berumur duapuluh tahunan. Segar dan enerjik.

ISTRI RAHASIA SANG CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang