Bab 2

23 7 5
                                    

Dering ponsel yang tak berhenti membangunkan Jungkook. Kepalanya pening sekali. Dia baru sampai rumah lewat tengah malam. Dia bahkan langsung tidur tanpa membersihkan diri saking lelahnya.

Jungkook mengangkat telepon dengan enggan.

"JUNGKOOKIE!!! DIMANA KAU?" jerit pelatihnya.

Kesadaran Jungkook pulih dengan sempurna mendengar teriakan itu. Dia segera tahu kesalahan apa yang ia perbuat semalam, lupa memberikan kunci ruang latihan pada penjaga kampus.

"Masih dirumah, Ssaem." Jawab Jungkook dengan suara husky, khas bangun tidur.

Pelatihnya mengoceh tak jelas. Jungkook hanya menangkap pesan untuk segera datang ke kampus dalam 30 menit. Itu artinya, tak ada waktu untuk berbaring lagi. Dia harus bersiap. Mandi, dan segera lari menuju kampus.

Matanya menatap tas hitam yang semalam ia cari. Milik Misa. Jungkook sempat memeriksa isi tasnya. Dia hanya ingin tahu dimana ia bisa bertemu Misa di kampusnya. Tangannya meraih tas kecil hitam itu, memasukkan dalam ransel besar yang selalu ia bawa. Dan Jungkook segera berlari sebelum pelatihnya semakin murka.

"Eh? Misa? Dia tidak masuk hari ini." Jawab seorang mahasiswi ketika Jungkook bertanya soal Misa.

Jungkook sempat membuka planner book milik Misa. Ada jadwal kuliah yang tertera lengkap dan jelas, memudahkannya untuk mencari.

"Mungkin kau bisa coba tanya ke perpustakaan. Misa anggota tetap disana." Saran gadis tersebut.

Jungkook mengucapkan terima kasih sebelum pergi. Pikirannya berkecamuk. Apakah gadis itu baik-baik saja?

Pemuda itu melangkah menuju perpustakaan kampus. Gedung yang dibangun dengan banyak kaca, mirip rumah kaca untuk membiakkan tumbuhan, menurut Jungkook.

Suasana sunyi menyambut Jungkook ketika melangkah ke dalamnya. Suasana khas perpustakaan yang melarang aktivitas berisik. Dia harus memasukkan jaket dan tasnya ke dalam loker di samping meja pendaftaran sebelum masuk ke area membaca.

"Kau tau, semalam penjaga sekolah menemukan seorang mahasiswa tak sadarkan diri di area belakang kampus." Jungkook mendengar dua orang gadis berbincang tak jauh darinya yang sedang mencari kartu mahasiswa di depan loker area.

"Eh? Siapa?" tanya gadis lain.

"Entah. Tapi menurut rumor, sepertinya orang itu korban kekerasan. Banyak bekas pukulan diwajahnya.

Jungkook mengepalkan tangan. Sepertinya dia tahu siapa yang mereka maksud. Rumor itu salah. Tapi dia tak ingin meluruskannya. Tak ada gunanya.

Dia berhasil masuk ke area membaca. Dengan hati-hati dia mencari sosok gadis seputih susu yang semalam bersamanya. Pandangan matanya menyapu seisi ruangan. Tapi Misa tak ada dimana-mana. Tidak di area membaca. Tidak juga diantara rak buku. Jungkook menghela napas. Sebenarnya, saat masuk tadi, dia sudah bertanya pada petugas perpustakaann, tapi tak ada nama Misa dalam daftar pengunjung hari ini. Dia hanya ingin memastikan.

Dia memutuskan untuk datang ke rumah Misa, mencarinya disana. Tapi sebelumnya, dia harus berhadapan dulu dengan pelatihnya.

"Ssaem, sepertinya hari ini aku tak bisa ikut latihan."

Pelatih bertubuh tinggi besar itu menatap Jungkook dengan pandangan curiga. Jungkook menunjukkan luka di kepalan tangannya. Luka kecil. Entah bagaimana dia bisa mendapatkan luka itu. Apakah ketika latihan? Atau ketika dia menghajar lelaki yang nyaris memperkosa Misa? Dia tak ingat.

"Aku harus mengobati ini." Jungkook beralasan. Sebenarnya luka kecil itu sama sekali tak menganggu aktivitas latihannya. Tapi, dia harus melakukan sesuatu. Kalau tidak, latihan tak akan ada artinya. Dia tak bisa berkosentrasi ketika ada yang mengganggu pikirannya.

Des VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang