Bab 5

19 7 1
                                    

JUNGKOOK

Seperti biasa, mereka saling diam dalam perjalanan pulang. Misa sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara Jungkook sibuk memperhatikan gadis itu. Postur tubuh Misa termasuk mungil, hanya setinggi dadanya. Tubuh ramping itu selalu dibalut dengan pakaian yang sedikit lebih besar ukurannya.

Hari ini Misa menggunakan celana jeans skinny dengan kaus putih yang ditutupi jaket tipis berwarna hitam. Melihat celana jeans, mau tak mau Jungkook teringat kembali peristiwa beberapa malam lalu. Dia menggelengkan kepalanya.

"Kau sakit?" tanya Misa.

Jungkook menggeleng. "Tidak. Ada serangga."

Gadis itu kembali diam. Jungkook memperhatikan tangan Misa. Jarinya lentik dan indah. Kukunya rapih. Jungkook membayangkan bagaimana rasanya menggenggam tangan itu. Apakah lembut? Atau justru menyebabkan bagian dalam tubuhnya panas menggelora?

Misa menggunakan flatshoes. Berbeda dengan beberapa gadis yang ia kenal yang sangat mencintai high heels. Misa justru terlihat sangat sederhana dan elegan. Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai. Sesekali Misa membenarkan posisi rambut yang jatuh menutupi wajah dengan cara menyibakkannya ke belakang. Gerakan seduktif. Bagi Jungkook.

Mereka tiba di depan gedung tempat Misa tinggal. Jungkook tidak pernah mengantarnya hanya sampai situ saja. Selalu memastikan dia tiba di rumahnya dengan aman.

"Hari ini ada pemeriksaan rutin. Jadi lift tidak bisa digunakan." Misa mengajak Jungkook naik menggunakan tangga.

Layaknya gedung apartemen, tangga itu tentu saja berada di tempat yang tidak nampak alias tersembunyi. Misa memimpin jalan, sementara Jungkook dibelakangnya mulai merasakan debaran aneh sekaligus gelisah.

Ketika nyaris tiba di lantai dua, Jungkook berlari mendahului hendak membukakan pintu. Tapi gerakannya yang tiba-tiba itu membuat Misa terkejut dan nyaris terjatuh. Dengan relfeks cepatnya, dia menangkap lengan Misa.

"Maaf," ucapnya. Misa menggelengkan kepala. Dibandingkan terkejut, Misa lebih takut dirinya jatuh.

Gerakan refleks Jungkook memang menyelamatkan Misa. Tapi membahayakan dirinya. Hormon lelakinya ingin merengkuh gadis itu dalam pelukan. Hanya saja, Jungkook berhasil mencegahnya.

Mereka tiba didepan pintu apartemen Misa.

"Lukamu sudah sembuh?" Jungkook menunjuk leher Misa.

Gadis itu menyingkap rambutnya, membiarkan leher kirinya terekspos. Jungkook menelan ludah. Leher yang sangat indah.

"Bisa tolong kau periksa? Aku tak bisa melihatnya sendiri." Misa balik bertanya.

Jungkook mendekat agar bisa memeriksa lebih jelas. Bahkan lehernya pun memikat untuknya. Sangat menggoda. Ditambah parfum lembut yang digunakan Misa. Dia ingin mengecupnya. Tapi akal sehat menahannya.

"Masih ada sedikit bekas. Tapi sudah hampir sembuh," Jawabnya.

Baiklah, saatnya berpisah. Terlalu berbahaya baginya jika lebih lama bersama Misa.

"Terima kasih," ucap Misa sebelum Jungkook pergi.

Jungkook mengibaskan tangannya, mencoba bersikap keren. Walau sebenarnya dia tidak melakukan apapun. Hanya mengantar Misa pulang. Dan itu atas kemauannya sendiri.

"Besok pagi, aku jemput. Kita ke kampus bersama," katanya sambil melangkah pergi.

Jungkook turun sembari memegang dadanya. Jantungnya berdebar sangat keras. Sebelumnya, dia tak pernah merasa seperti ini ketika dekat dengan gadis manapun. Tidak ada rasa spesial. Bahkan cenderung jenuh dan enggan melanjutkan lebih jauh. Tapi Misa berbeda. Atau, dirinya yang sudah berubah?

Des VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang