Bab 11

28 5 5
                                    

JUNGKOOK

Setelah malam itu, Jungkook harus pergi ke negara lain untuk bertanding selama 3-4 minggu. Itu artinya, awal liburan semester mereka akan dihabiskan secara terpisah. Tadinya Jungkook ingin pergi begitu saja karena masih sedikit kecewa pada sikap Misa. Tapi dia tak tega. Sungguh, saat bersama gadis itu, Jungkook merasa dirinya tak lagi sama.

"Lusa, aku harus pergi bertanding. Untuk sementara kita tak bisa bertemu." Jungkook mengatakannya masih dalam posisi yang sama, saling memeluk.

"Aku akan sangat merindukanmu," Bisik Misa.

Jungkook mempererat pelukannya. Dia juga akan sangat merindukan Misa. Sayangnya dia harus pergi. Mewakili negara mereka dan membawa pulang medali. Impian besarnya.

"Pertandingan akan disiarkan di televisi nasional. Kau bisa menontonnya."

Misa menelusupkan wajahnya ke dada Jungkook, "Aku tak pernah tega melihatmu dipukuli, tapi akan kucoba menontonnya."

Jungkook melepaskan pelukannya, berganti menatap Misa. Mencoba menyelam dalam manik gelap gadis yang dicintainya. "I Love you."

Itu pertemuan terakhir mereka. Hingga Jungkook berangkat. Dia tak mengijinkan Misa mengantarnya ke Bandara. Takut hatinya lemah dan mengurungkan niat untuk pergi.

Malam itu juga, Misa mengatakan sesuatu yang membuatnya berpikir banyak tentang hubungan mereka.

"Bukan aku tak mau melakukannya, Kook. Aku hanya ingin menjaga diriku. Dan memberikannya pada lelaki tepat yang bersedia menghabiskan sisa hidupnya bersamaku."

Mengingat kalimat itu membuatnya merasa semakin brengsek. Sudah berapa banyak gadis yang ditidurinya? Sudah berapa banyak gadis yang ia permainkan. Pantaskah dia untuk Misa?

Dua malam pertama di negara lain Jungkook habiskan dengan berpikir. Tapi semakin dipikirkan, yang terbayang justru sebaliknya. Kulit Misa yang lembut, seputih susu, ciuman mereka yang begitu manis, memabukkan. Dan sentuhan gadis itu. Jungkook tak tahan. Tidak. Dia tak ingin merusak gadis itu lebih jauh.

Ponsel Jungkook lebih sering mati. Ia sengaja mematikannya. Dan menyalakannya sebentar ketika sudah di pembaringan, hendak memejamkan mata. Biasanya, puluhan chat dari Misa akan masuk. Dan dia akan membalas sekedarnya, hanya agar gadis itu tidak khawatir. Jungkook menyadari, pada tahap ini, dia sudah berhasil membuat Misa jatuh hati padanya.

Malam itu, Jungkook memilih sendiri. Makan malam di restoran yang masih satu area dengan hotel tempat dia dan timnya menginap. Sementara rekan yang lain merayakan euforia kemenangan mereka di Bar, minum hingga pagi. Besok jadwal bebas mereka sebelum pulang.

Sofa dekat jendela menjadi pilihan Jungkook. Dia memesan steak dan wiski. Dia akan minum sedikit malam ini. Sedikit saja. Sebagai apresiasi atas kerja kerasnya hingga bisa membawa pulang medali emas.

"Jungkookie?" Suara merdu itu membuat Jungkook mengangkat kepalanya. Kang Mila salah satu gadis yang pernah dekat dengannya, tersenyum ke arahnya. Tanpa diminta, gadis itu duduk di kursi kosong yang ada di hadapannya.

"Sendirian?" Pertanyaan retoris. Tapi jungkook mengangguk.

"Kau... Berubah." Mila mengamati sosok pemuda di hadapannya. Sejak dulu Jungkook memang sudah menawan, tapi hari ini, ada yang berbeda darinya. Selain tubuhnya yang semakin atletis.

Jungkook punya kenangan kurang baik bersama gadis itu. Mila adalah kekasihnya semasa SMA. Satu-satunya gadis, selain Misa yang belum pernah ia tiduri. Sayangnya Mila tidak sebaik Misa. Gadis itu sudah tidur dengan beberapa pria bahkan yang lebih tua. Dan meninggalkan Jungkook begitu saja.

Des VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang