"Kau harus kembali ke kampus,"
Ucapan itu sejenak membuat Misa ragu.
"Dia tak akan berani mengganggumu," Jungkook berusaha meyakinkan. "Setidaknya saat kau berada bersama teman-temanmu, dia tak akan pernah berani mengganggumu."
Memang benar. Tapi entah kenapa rasa takut masih menguasai hati Misa. Bagaimana jika senior itu menggunakan segala cara agar bisa bertemu lagi dengannya? Membayangkannya saja membuat rasa ngeri menjalar keseluruh tubuhnya.
"Hubungi aku, kalau dia datang mengganggumu," suara tegas itu sedikit memberikan rasa nyaman. Misa menatap manik hitam di mata Jungkook. Sepertinya pemuda itu sangat bersungguh-sungguh dengan kalimatnya.
Karena itulah, hari ini Misa memutuskan untuk datang ke kampus. Dia sudah melewatkan banyak materi. Dia harus segera mengejar ketinggalannya. Seperti yang Jungkook bilang, jika ada yang bertanya mengapa dia menghilang selama tiga hari, cukup katakan flu sebagai alasan.
"Misa-yaaaa. Kangen sekali," Seora memeluknya erat. "Kau baik-baik saja?"
Misa mengangguk. Mereka berjalan bersama menuju kelas pertama. Seora menggandeng tangan Misa erat.
"Beberapa hari lalu, ada seseorang yang mencarimu," Seora bercerita.
"Siapa?"
Awalnya Seora tak mengenalinya karena dia menggunakan topi untuk menutupi sebagian wajahnya. Tapi setelah diperhatikan baik-baik, Seora tahu siapa pemuda itu. Salah satu pemuda yang cukup populer di kalangan gadis-gadis. Wajah yang tampan, didukung fisik yang bagus. Ditambah dia seorang atlet. Sempurna sudah.
"Jungkook." Jawab Seora.
"Ah, Jungkook." Jawaban Misa membuat Seora sedikit terkejut.
"Hei! Melihat reaksimu, sepertinya kalian sudah saling mengenal."
Misa mengangkat bahu. Dia bahkan baru tahu Jungkook adalah atlet taekwondo setelah Seora menyebutkannya. Pemuda itu tak pernah membahas apapun tentang dirinya.
"Bagaimana kau bisa kenal dia?"
Bagaimana Misa bisa menjelaskan? Tidak mungkin menceritakan semua yang sudah dia alami. Sama saja membuka rahasia yang ingin dia sembunyikan. Dia masih belum berani menceritakannya pada siapapun. Bahkan pada Seora, sahabatnya.
"Kebetulan saja," jawab Misa.
Sebuah kebetulan yang sulit sekali untuk dipercaya. Selama ini Jungkook dikenal sebagai pemuda yang tidak pernah terlihat dekat dengan lawan jenis. Entah sudah berapa gadis yang dibuatnya patah hati dengan penolakannya yang tegas dan tanpa basa basi.
"Jangan-jangan, selama ini kalian pacaran ya?" tebak Seora. "Mungkin itu sebabnya dia selalu menolak gadis yang menyatakan cinta padanya.
Bukannya menjawab, Misa malah mengabaikan Seora dan berjalan menuju mesin penjual minuman terdekat.
"Ceritakan. Apa dia baik? Romantis? Lembut?" Seora masih terus mengikutinya.
Misa berbalik. "Kau ingin tahu?" tanyanya pada sahabatnya.
Puppy eyes Seora berbinar. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tanyakan padanya kalau begitu," jawab Misa tak acuh.
Bibir Seora mengerucut. Bukan itu jawaban yang ingin dia dengar. Dia memutuskan pantang menyerah hingga Misa menceritakan semuanya.
Saat itu, dua orang pemuda mendekati mereka. Pemuda-pemuda berbadan besar dengan wajah tak ramah menghampiri mereka. Menghampiri Misa lebih tepatnya. Melihat sahabatnya ketakutan, Seora segera bertindak. Dia melindungi Misa dibalik punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Des Vu
FanfictionDès Vu', berarti 'The Awareness That This Will Become A Memory' atau 'Kesadaran Bahwa Hal Ini Kelak Akan menjadi Kenangan'. Secara etimologis, 'Dès Vu' berasal dari bahasa Perancis yang penulisannya juga serupa, namun arti aslinya adalah "seen as so...