JUNGKOOK
Mereka berdua tengah berada di kantin kampus. Duduk di bangku paling sudut, berusaha untuk mengurangi perhatian dari mahasiswa lain. Tapi tentu saja percuma. Kemanapun Jungkook pergi, kesitulah spotlight mengarah. Dia akan selalu jadi pusat perhatian. Terlebih saat ini dia bersama seorang gadis. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Mungkin Jungkook tak peduli pada tatapan mata yang tertuju pada mereka. Tidak dengan Misa. Gadis itu kelihatan sangat tidak nyaman.
"Mau pindah ke kafe saja?" Jungkook menawarkan.
Misa menggeleng. Sebentar lagi ada materi penting. Dia tak melewatkannya kalau ingin mengambil kelas lanjutan disemester berikutnya.
Jungkook tidak menyangka Misa akan menghubunginya pagi ini. Dia sedang mandi ketika ponselnya berkali-kali berbunyi. Masih bertelanjang dada, hanya mengenakan celana pendek, Jungkook mengecek siapa yang begitu gigih menghubunginya. Panggilan dari Misa, sebelas kali. Kali ini Jungkook yang mencoba menghubungi Misa.
"Apa kau sangat merindukanku padahal semalam kita baru bertemu?" Jungkook mulai menggoda ketika Misa menjawab panggilan.
"Jangan bercanda. Aku bukannya merindukanmu." Jawab Misa ketus.
Jungkook tertawa, "tapi aku merindukanmu."
Dia merasa bebas untuk mengekspresikan perasaannya pada gadis yang kini sudah mengakui dirinya sebagai kekasi.
"Ada hal yang harus kita bicarakan. Bisa kita bertemu?" pinta Misa.
Dan di sinilah mereka saat ini. Sudah 10 menit saling berhadapan tapi Misa belum mengutarakan apa yang ingin ia bicarakan. Sementara Jungkook menunggunya dengan sabar sambil memandangnya lekat-lekat.
"Berhenti menatapku!" pinta Misa.
"Kalau begitu, apa aku harus mulai menatap gadis lain?" jiwa iseng Jungkook muncul. Dia segera berakting seolah mencari gadis lain.
"Jungkook-ssi."
Pemuda itu menghentikan candanya. Dan mulai fokus kembali pada gadis yang ada dihadapannya. Hari ini Misa mengenakan kaus lengan panjang berwarna biru muda dipadu dengan celana jeans. Sebagian rambutnya diikat ke belakang. Sisanya ia biarkan tergerai. Misa punya rambut hitam panjang yang bergelombang. Membingkai sempurna wajah cantiknya. Kalau saja tak ingat sedang berada ditengah keramaian, mungkin Jungkook sudah melayangkan kecupan bertubi di pipi Misa.
"Mengenai semalam...." Misa menggantung kalimatnya.
"Semalam? Yang mana?" Terlalu banyak kejadian dalam ingatan Jungkook mengenai semalam.
"Tentang ajakan dating darimu."
"Kau sudah menjawabnya, Misa. Secara langsung. Di depan nenekmu." Jungkook mengingatkan. Perasaannya bak diatas awan.
"Aku menjawab tanpa berpikir panjang. Kuharap kau tak salah paham. Aku tidak ingin Nenek berpikir aku perempuan nakal yang dekat dengan sembarang lelaki. Lebih aman jika kukatakan kau kekasihku."
Kalimat Misa sedikit menyakiti Jungkook. "Apa kau menyesalinya?"
Misa menggeleng. "Sejujurnya dalam hati aku masih belum yakin. Apa kau benar mencintaiku. Atau kau hanya kasihan padaku karena peristiwa itu."
Jungkook menghela napas. Jangankan Misa, dia sendiri pun awalnya tak yakin akan perasaannya sendiri terhadap gadis itu.
"Bagaimana caraku membuktikannya agar kau yakin aku mencintaimu?" tanya Jungkook. Misa menjawab tidak tahu. Jungkook menghela napas lagi.
"Sekarang kau mau bagaimana? Mengakhiri hubungan yang bahkan belum sehari?"
"Tidak. Tidak, bukan itu maksudku." Jawab Misa cepat. Dia memang tak bermaksud seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Des Vu
FanfictionDès Vu', berarti 'The Awareness That This Will Become A Memory' atau 'Kesadaran Bahwa Hal Ini Kelak Akan menjadi Kenangan'. Secara etimologis, 'Dès Vu' berasal dari bahasa Perancis yang penulisannya juga serupa, namun arti aslinya adalah "seen as so...