🧣 (chap 3) 🧣

147 22 2
                                    

Aaaa seneng saiya tuh masih ada yang baca meski udah lama dianggurin :")

Terimakasih buat reader sekalian yang telah membaca dan menekan bintang di book ini!! Saiya terhura! ❤❤ lope banyak banyak deh buat kalian huhuhu ('༎ຶ ͜ʖ ༎ຶ ')♡

Saiya tidak akan memperpanjang bacotan tak jelas ini!

Enjoy❤

Dan selanat membaca (づ ̄ ³ ̄)づ

____________________________________

Sepulang dari kejadian itu, (m/n) kembali ke padang rerumputan yang hanya diisi oleh yang pastinya adalah rumput, satu pohon beringin dan beberapa burung berkicau dengan indahnya.

(Tak Jauh dari sana, ada hutan rimbun dengan gubuk yang jadi tempat (m/n) spawn)

Karena tidak ada hal lain yang bisa (m/n) kerjakan di kala itu

(takut di sembah lagi lebih tepatnya kalau (m/n) keluyuran padahal gak tau apa apa)

(M/n) memutuskan untuk memeriksa asahan yang sebelumnya ia temukan tak jauh dari lokasinya muncul juga.

"Pedang sih masih bisa di pikirkan kegunaannya, tapi gunanya asahan? Buat ngasah pedangnya mandiri kah ini"-Pikir (m/n) melihat pedang bersarung hitam polos juga asahan panjang yang terbuat dari batu tepian sungai itu.

Jika di pikirkan kembali, memang lebih masuk akalnya sih begitu, bisa jadi juga (m/n) bisa ngasih asahan itu kepada orang terpercaya dikala pedangnya sudah tumpul.

Tapi nih, ada tapinya. Kan (m/n) statusnya dulu adalah pria kantoran biasa, bukan koki profesional dengan sertifikat terpercaya

Bukan juga penempa pedang, bukan pula penempa benda logam maupun kaca.

atau apapun itu yang berhubungan dengan asahan. (M/n) bahkan tidak pernah menyentuh hal seperti itu selama 25 tahun ia hidup.

Lalu? Apa (m/n) harus melakukan asahannya secara otodidak seperti yang dia kuasai, begitu? Seperti ngasah pisau didapur yang tumpul karena dipakai buat ngelobangin tanah buat nanem sayur? Atau malah beralih fungsi jadi peraut pensil?

Begitu kah fungsinya? Tapi ini kan pedang yang mirip seperti pedang mahal and berkualitas tinggi

memang tidak masalah jika standar kegunaannya jatuh jika beredar kabar "anak kecil dengan syal tak dikenal mencangkok tanah, memanfaatkan pedang legendaris"

Bisa bisa heboh dalam semalam itu, meski rada gak mungkin sih, kan disini kagak ada siaran berita macam di dunianya dulu

"Hmm... Kalau dipikir pikir kembali, muncul tanpa pemberitahuan itu agak mustahil, mengingat dunia yang tengah kupijaki ini adalah surga-Nya para orang orang berkekuatan Besar, meski memang tidak Sampai dapat menghancurkan banyak planet.. Tetap aja cukup untuk dikatakan sebagai tempat yang hebat"

Gumam (m/n) memandangi langit yang sedang cerah benderang

Dipandang sejenak langit langit cerah itu sebelum ingatannya memutar kenangan percakapan kecil dengan Yana

.
.

FLASHBACK SINGKAT 🐣

"ABANGG!!"-Teriak yana penuh semangat sembari mengangkat ponselnya kepada (m/n) yang sedang duduk dimeja kerjanya

Dikala nama panggilannya terucap di bibir mungil adiknya, (m/n) memutar sedikit kursinya menghadap yana yang sudah siap sedia dengan senyuman bahagianya, masih dengan ponsel yang terangkat kepadanya

Ratusan Ribu tahun Yang Lalu [ Tensura x S!M/R ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang