Chapter 4

36 6 7
                                    


🍙

   Niki yang sedari tadi tengah berbaring sembari menutup mata tak ayal langsung mengambil ponselnya ketika si pipih itu berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Niki yang sedari tadi tengah berbaring sembari menutup mata tak ayal langsung mengambil ponselnya ketika si pipih itu berbunyi. Dari siapa lagi kalau bukan si gadis Lee yang sering menerornya. Hanya nomor kontak gadis itu yang diberi notifikasi, sisanya di-silent tentu saja.

   Ketika membuka aplikasi pesan dia mendadak duduk dengan mata yang melebar tak terkira sambil menatapi ponselnya. Mulutnya terbuka lebar akibat perasaan terkejut yang luar biasa ketika melihat foto yang dikirimkan Nara kepadanya.

  Niki menghela napas dalam lalu kembali menghempaskan tubuhnya. Perasaan asing kemudian menghantuinya ketika tahu bahwa Nara ternyata menerima tiket dari Sunghoon dan pergi sendirian ke sana tanpa mengajaknya atau bahkan tanpa memberitahunya sedikitpun. Sesuai dugaannya jika Nara ingin meminjam jaket hanya untuk dipakai melihat pertandingan Park Sunghoon.

            🍫

Siapa yang mengambil foto itu?

🍙             

Seseorang

Apakau sedang di tempat les?

              🍫

Aku sedang sakit gigi

Jadi, sekarang ada seseorang di hidupmu?

🍙            

Benarkah? Apa karena cokelat tadi?

Maaf yaaa😭😭

  Niki tidak menjawab pesan Nara dan hal itu membuatnya merasa sedikit khawatir sekaligus merasa bersalah. Rasanya baru kali ini dia mendengar jika Niki punya penyakit sakit gigi. Sejak kapan dia punya penyakit seperti itu?

  Tampaknya tribun masih lumayan sepi karena acaranya akan dimulai setengah jam lagi. Karena alasan bosanlah Nara kini berada di sini dan pergi sendirian sebab dia tahu Niki punya jadwal les di hari kamis seperti ini.

  Mengajaknya pun percuma. Niki pasti menolak dan lebih memilih lesnya ketimbang membuang waktu di tempat lain. Bahkan jika itu pertandingan temannya sekalipun Nara tak pernah mendengar jika Niki akan hadir meski hanya sesaat. Lagipula teman-temannya juga sudah memaklumi hal itu, bahwa Niki selalu punya jadwal sebanyak buku di perpustakaan. Terlalu hiperbol, tapi memang sebanyak itu. Dia bisa saja punya tiga tempat les berbeda dalam satu hari dan pulang ketika malam sudah larut. Tidak setiap hari, tapi nyaris.

🍙            

Mau kubelikan obat?

AnathemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang