Happy reading ya readers moga ngga mengecewakan kalian😊
" anu apa jawab dengan jelas pertanyaan saya.." ucapnya dengan nada naik satu oktaf. Sang asisten sedikit ngeri melihat raut dingin yang di tunjukkan oleh sang tuan.
" Itu tuan katanya dia sedang terburu-buru jadi karena tuan tidak merespon ucapannya dia memberikan ini pada saya" sang asisten menyerahkan kartu nama yang di berikan gadis tadi kepada sang tuan. " dia juga berkata jika anda ingin memperbaiki mobil anda, anda di suruh membawa mobil anda ke bengkel Rania putri di jalan xxx" lanjut sang asisten.
Tuannya itu hanya dia setelah mengambil kartu nama yang di berikan sang asisten kepadanya, dia hanya menunduk menatap kartu nama yang kini ada di tangannya lalu tersenyum tipis amat sangat tipis hingga sang asisten pun tidak menyadari senyuman itu hanya dia dan Tuhan yang tahu dan amat sangat singkat mungkin hanya satu detik. Setelah puas menatap kartu nama di tangannya ia lalu menatap ke arah sang asisten dengan raut wajah yang sudah tidak menunjukkan hawa dingin.
" Ya sudah kita lanjutkan perjalanan" setelah mendengar ucapan sang tuan sang asisten hanya diam melongo tidak percaya atas tindakan yang tuannya itu berikan singgung membuatnya terkagum-kagum, tidak biasanya tuannya memaafkan seseorang yang sudah membuat masalah dengannya dengan semudah itu. Ia pun tersadar dari keterkejutannya oleh sikap sang tuan karena mendengar klakson mobil yang ada di belakangnya ia lalu menoleh mendapati dua orang yang tadi bersamanya sudah tidak ada di sekitar trotoar dan lampu mobil menyala menandakan bahwa dua orang itu sudah masuk ke dalam mobil lalu dengan tergesa-gesa ia pun menuju ke mobil dan duduk di samping sang sopir.
" kenapa lama sekali... Mikirin apa kamu?... Jangan berani-berani memikirkan gadis tadi..." ucap sang tuan dengan nada mengintimidasi yang membuat hawa di dalam mobil menjadi dingin seketika. Sang sopir menelan salivanya dengan susah payah ia takut akan terjadi perkelahian antara tuannya dengan atasannya.
" Tidak tuan saya sama sekali tidak sedang memikirkan gadis tadi" sang asisten mencoba menenangkan tuannya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sang tuan hanya diam dan terlihat berfikir sejenak.
" baiklah saya percaya, tapi jangan berani-berani kamu memikirkan gadis tadi" jawaban dari sang tuan membuatnya tak percaya dan semakin bertanya-tanya apa yang membuat tuannya berubah 180 derajat.
" saya tidak akan pernah berani tuan" jawab sang asisten dengan mantap dan di balas anggukan oleh sang tuan lalu sang tuan beralih pada gadget yang ada di tangannya.
" oh ya setelah sampai kantor pak Umam bisa langsung kembali ke mansion biar nanti mobil saya sendiri yang bawa ke bengkel dan kamu Lang bisa pulang menggunakan mobil kantor"
" Baik tuan" ucap pak Umam yang tidak lain adalah sang sopir dengan patuh.
" biar saya saja yang membawa mobil ini ke bengkel, tuan tidak perlu repot-repot membawa mobil ini ke bengkel" sang asisten mencoba menawarkan diri untuk membawa mobil ke bengkel
" Saya tidak membutuhkan jasa kamu" singkat padat dan jelas ya jelas ia menolak mentah-mentah tawaran sang asiten.
" baik jika itu yang tuan mau"
Sebenarnya ada hubungan apa tuan dengan gadis tadi apa mereka sudah saling kenal? Tapi sepertinya tidak dari raut wajah gadis tadi sepertinya tidak merasa mengenal tuan... Tapi kenapa sikap tuan berubah? Apa jangan-jangan tuan suka dengan gadis tadi atau bahkan tuannya itu sedang jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika tebakanku benar ini bagus buat tuan muda.. batin sang asisten dengan menampilkan senyum tipis di bibirnya ia pikir gadis itu akan bisa menyembuhkan luka hati sang tuan dengan cinta mereka.Kenapa jantungku berdetak secepat ini saat memikirkan gadis itu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku ini... batin sang tuan sambil berusaha menetralkan detak jantungnya yang menggila karena memikirkan gadis tadi.
Baiklah ayo kembali ke Rania ~Author
Setelah meninggalkan tiga yang menurutnya sedikit aneh ia pun kembali melajukkan kendaraan bermotornya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di kampusnya. Ia terus melajukan kendaraannya berkelok-kelok melewati kendaraan yang berjalan lambat menurutnya, setelah 10 menit akhirnya ia sampai di depan gerbang kampusnya disambut dengan raut khawatir yang terlihat jelas di wajah sang kakak yang tadi mengajaknya balapan siapa lagi kalau bukan Rizky. Dengan tergesa-gesa ia berjalan menuju tempat sang adik menghentikan sepeda motornya, sedang Rania dengan tenang seakan tidak terjadi apa-apa melepas helm full facenya dan sedikit merapikan rambutnya yang berantakan lalu turun dari motor kesayangannya. Demage yang membuat para cowok yang tadinya bergerombol sambil bersenda gurau di depan gerbang mengalihkan perhatiannya ke Rania mereka semua terpesona akan indahnya makhluk ciptaan Tuhan yang satu itu kalian tahu apa tanggapan Rania dia tidak menanggapi sama sekali ia cuek dan tidak peduli keadaan sekitarnya yang menjadikan dirinya pusat perhatian. Rizky kini sudah berada di samping Rania segera mengecek seluruh tubuh sang adik untuk memastikan tidak ada lecet sedikitpun sambil memutar-mutar tubuh sang adik." Lo gak apa-apa kan Za, ada yang sakit ngga... Ada yang lecet ngga... Kalo ada bilang sama gue biar gue obatin" ucapnya sambil terus memutar-mutar tubuh Rania hingga membuatnya kesal.
" Gue gak papa nggak ada lecet sedikitpun jadi Lo tenang aja nggak usah khawatir" ucap Rania berang dan berusah melepaskan diri dari Rizky.
" Gimana gue ngga khawatir secara Lo itu udah biasa balapan liar masa..emmm...emmm" ucapan Rizky terpotong karena Rania membungkam mulutnya menggunakan tangan hingga ia pun memberontak agar Rania melepaskan tangannya dari mulutnya.
" Kecilin suara Lo.... Lo mau buka rahasia gue hm.." bisik Rania di telinga sang kakak memperingatkan apa yang akan kakaknya itu katakan. Sang kakak baru sadar apa yang ia bicarakan tadi lalu melirik ke sekitarnya semua orang baik yang sengaja mendengar maupun tidak sengaja mendengar berhenti dan menatap dia dan adiknya dengan tingkat penasaran level tinggi. Ia pun mengangguk mengerti dan meminta Rania untuk melepaskan tangannya dan Rania pun melepaskannya.
" Oi Zen.... Jo.... Sini Lo berdua" panggil Rizky saat melihat kedua sobatnya keluar dari cafe depan kampus, dengan bingung keduanya akhirnya memilih untuk menghampiri sobatnya yang satu itu.
" Ada apa tumben Lo manggil-manggil gue pasti ada udang di balik bakwan" tanya Zen dengan sedikit bercanda yang mengundang tawa orang di sampingnya setelah TOS ala-ala geng mereka.
" hahahaha Lo emang orang yang paling mengerti gue beb" balas Rifky dengan nada yang sedikit kemayu yang membuat Rania bergidik ngeri pada kakaknya satu ini.
segini dulu ya nanti sambung ke episode selanjutnya. yang lagi baca pas novel on going jangan lupa tinggalin jejak ya jangan lupa komen biar author tahu salah author dimana dan bagi yang baca pas udah tamat juga jangan lupa tinggalin jejak komennya juga biar author buat pelajaran ke novel selanjutnya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Rania the hidden heart
Teen FictionCerita tentang seorang gadis cantik nan manis yang berubah 180° dari sikap lucu lucu nan manis menjadi cuek dingin dan atuh tak acuh "kak Reno...." "iya Zaza sayang butuh apa? " tanya Reno dengan lembut. " nama gue R A N I A kalau kakak lupa bukan...