Caesar melanjutkan perjalanannya menuju Pubstar. Di tengah jalan, handphonenya berdering dan ia lekas memasang earpods di telinganya.
"Uh-huh~"
"Caesario Leon Nikolas."
"Yes, ma'am."
"I need your help."
"Apaan?" Pria itu terdiam mendengarkan ucapan di seberang telepon, "Jam makan siang?"
"Yep! aku akan minta Pak Bram ke sana--"
"Nggak usah," sambar Caesar cepat. "Aku aja yang ke sana."
"Huh? emang nggak ada kerjaan?"
"Ya adalah! tapi kan aku juga mau ketemu."
"Beneran nih nggak ngerepotin?"
"Ya nggak lah..anything for you, Ma'am~"
"Tch-- disgusting-- ya udah! see you at lunch!"
***
Heidi iseng membaca chat dari teman-teman seruangannya yang tengah sibuk membicarakan perihal kehadiran bos baru mereka yang akan menggantikan bos lama dalam waktu dekat.
"Tch..laki-laki, pantesan aja pada semang--" Heidi sontak terdiam ketika pandangannya bertemu dengan Yuna yang baru saja kembali dari meeting.
Semenjak duduk bersama sejak pagi tadi, keduanya tak bicara pada satu sama lain.
Yuna dengan canggung kembali ke kursinya dan sesekali mencuri pandang pada Heidi, yang tak mempedulikan kehadirannya.
"Katain aja aku, Di. I deserve it."
"Yeah..you do. Tapi energiku udah habis buat ngeladenin kamu sama Jevon. Just do whatever the fuck you two are planning to do. Aku nggak peduli."
Yuna hanya tertunduk muram. "
"Aku benci kamu dan Jevon...tapi aku juga sadar bahwa aku juga nggak sesuci itu. Sama kayak kamu dan Jevon yang nyembunyiin sesuatu dari aku, I am also hiding something that Jevon doesn't kno--"
Heidi mendadak membeku selama beberapa saat. Ucapan Caesar tentang dirinya yang tahu tentang Heidi yang bahkan gadis itu sendiri tak tahu.
Yuna terdiam dan menatap Heidi, yang hanya termenung menatap layar komputer, "Heidi?"
"Y-Ya?"
"Kamu nggak apa-apa?"
"Uh-oh! Y-Ya? Ya pokoknya jangan ganggu aku lagi!" Sungut Heidi keki.
Yuna hanya tersenyum getir mendengar ucapan Heidi, "Ya kalau memang itu bisa buat kamu lebih baik..." Meskipun masih merasa bersalah, namun paling tidak dengan membicarakan semuanya mampu membuat Yuna merasa lebih baik.
"Selamat pagi semua!" Seorang wanita cantik memasuki ruangan. Ia adalah bos dari Heidi yang selama ini memimpin tim mereka, putri dari presiden direktur pemilik perusahaan; Celine Leona Nikolas.
Pagi itu, ia tak datang sendiri, melainkan dengan ditemani sekretarisnya.
"Pagi ini, kalian mungkin juga sudah dengar, bahwa aku akan pindah ke cabang baru dalam waktu dekat. Karena sebagai cabang baru tentunya aku berharap cabang itu bisa bekerja sama baiknya dengan perusahaan kita saat ini, so that's why i have to make sure everything goes smoothly."
"Maka dari itu, untuk melanjutkan kinerja baik yang sudah berjalan selama ini, seseorang akan menggantikan posisiku. Seseorang yang sudah sangat kupercaya dan mampu untuk membawa perusahaan ini menjadi lebih baik lagi, silahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] WINE
عاطفيةHeidi terbangun dan mendapati dirinya berada di tempat tidur bersama pria lain yang tak dia kenal. Yang paling terburuk adalah, Heidi yakin benar jika pria itu bukanlah kekasihnya!