Internship

528 100 23
                                    

Tidak seperti yang di bayangkan Tzuyu, ternyata kantor sangat bersih dan tertata rapih. Hanya saja banyak aturan aneh yang nampak sekali jauh dari kata kantor.

Seperti pagi tadi sang bos yang berpakaian seperti bangun tidur alias hanya koloran dan kaos oblong. Jeongyeon masuk pukul sepuluh pagi, padahal jam kerja pukul 8 dan Chaeyoung yang merokok di meja kerjanya.

"Lu kalo mau ngerokok, engga apa-apa disini santai. Noh Dahyun jam segini pasti boker sambil nonton IQ7. Eh anying rokok gue di bawa sama dia pasti! HYUN ROK--"

"Gue cabut dulu ya? Jemput Nayeon dulu, ntar kalo ada tamu kasih aja ke Jeongyeon paling dia lagi rebahan di atas" Dahyun keluar dari kantor jam sebelas siang.

KANTOR MACAM APA INI?!!

"Rokok gue jangan di bawa anjing!" Chaeyoung memaki bosnya sendiri.

KANTOR MACAM APA INI?!!

"Chaeng serius ini sebenernya kantor apaan sih?!" Tzuyu mulai panik, ia takut jika perusahaan dimana ia bekerja sekarang adalah perusahaan illegal yang menjual barang-barang haram atau lainnya.

"Kan lu tau, kita perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Bikin poster, pamplet, copywriting dan lain-lain. Kecuali Jeongyeon, dia jalanin trading, nah yang punya modal itu si Dahyun" jelas Chaeyoung tapi tetap saja itu tidak memuaskan.

"Oh iya, Lu banyak ngobrol deh sama Dahyun. Dia suka orang pinter kayak lu tapi kurang-kurangin kakunya, soalnya dia gasuka orang formal. Terlebih cerita hidup dia sama lu sama-sama miris" tambah Chaeyoung.

"Maksudnya gimana tuh?" Mendengar itu Tzuyu mulai penasaran.

"Bismillah, niat dulu nih mau gibah. Jadi gini, Dahyun sama kayak lu tapi bedanya dia di besarin sama kakaknya, mulai dari kuliah sampe ke barang-barang brand yang dia pake itu dari kakanya. Nah ternyata semua itu kakanya anggap hutang" Reflek kepala Tzuyu miring mendengar itu karena ia bingung.

"Jelasnya si Dahyun itu kayak di kasih beban hutang budi ke kakanya. Sebelum se-kaya ini Dahyun tuh di peralat sama kakanya buat jalanin bisnis punya kakanya. Soalnya itu anak super briliant nyari kesempatan. Tapi dia tuh kayak ada cekcok gitu sama kakaknya, nah kakanya mention kalo dia ga akan kayak gini tanpa bantuan kakaknya"

*Deeeeg*

Kalimat yang sama persis orangtuanya ucapkan pada Tzuyu sebelum ia kabur dari Jogja ke Bandung.

Kisah hidup Dahyun masih terus Chaeyoung ceritakan pada Tzuyu dan itu membuat Tzuyu semakin kagum pada bosnya tersebut.

"Jadi Tzu, kalo menurut lu paham lu itu kuat dan bisa aja terealisasi ya gas aja gaperlu dengerin kata orang. Karena pas jatoh orangtua kita pun kadang engga akan tau gimana cara nyembuhinnya, mungkin mereka ngerti dan ikut sakit tapi buat kasus lu, itu beda lagi. Buktinya pas lu bangkrut malah di banding-banding sama kaka lu"

"Gini loh chaeng--"

Kalimat Tzuyu terpotong karena ponselnya berdering.

"Halo?"

"Hah? Siapa? Saya di tempat kerja, kenapa? Boleh sih tapi paling sore"

"Sekarang aja, pake mobil gue" Chaeyoung ikut nimbrung.

"Bentar mbak Sana! Gimana Chaeng?"

"Ya elu mau ketemu cewek kan? Sekarang aja, lagi gada kerjaan juga. Pake mobil gue" Chaeyoung mengulang kalimatnya.

"kan lagi ker--"

"Mau ga? Sebelum gue berubah pikiran" Chaeyoung menyodorkan kunci mobilnya.

"Halo mbak Sana, Boleh shareloc alamatnya? Oke di tunggu" Tzuyu menutup panggilan teleponnya dengan Sana.

Ia membenarkan posisi duduk dan menatap Chaeyoung begitu tajam.

"Sekali lagi gue tanya, gue magang di kantor apaan?" suaranya tegas.

Bagaimana bisa ia di suruh menemui seseorang di tengah pekerjaannya. Ya walaupun belum ada kerjaan.

"Jadi Tzu, sebenernya bos besar itu bukan Dahyun"

"Hah? Jadi siapa? Kakaknya?"

"Pablo Esco--"

"Anjing!" Tzuyu mengambil kunci mobil Chaeyoung, sementata pemilik kendaraan hanya tertawa karena berhasil mengerjai Tzuyu

"Udah deh sono, ga akan apa-apa Dahyun ma, apalagi kalo urusan cewek. Asli gue, sumpah Demi Allah nih" Chaeyoung mengangkat dua jemarinya, tanda bersumpah.

"Bensin penuh, nitip marlboro merah aja" perintah Chaeyoung hanya di balas dengan dehaman oleh Tzuyu.

"Ada lagi?"

"ini cewek yang tempo hari muntahin baju lu kan?" Tzuyu mengangguk

"Sekalian mintain no temen dia yang waktu itu duduk samping gue. Siapa si namanya bentar gue inget-inget. Mina gitu kalo ga salah mereka manggilnya" Tzuyu mengernyitkan keningnya.

"Lu inget? Bukannya lu kemaren itu--"

"Di bilang gue ga mabok!! "

=====

Di perjalanan menuju tempat dimana Sana berada. Tzuyu memikirkan kalimat Chaeyoung saat tadi berada dikantor.

Namun sejauh ini sepertinya ia lebih suka berada di kantor Dahyun dari pada harus kembali memulai bisnisnya. Tentu saja perusahaan macam apa yang membebaskan karyawannya seperti itu.

Dan kesan pertama Dahyun di mata Tzuyu, runtuh sudah. Dahyunpun tidak jauh beda seperti Chaeyoung dan Jeongyeon, sama-sama aneh.

Kembali ia fokus menatap ruas jalan, sesekali ia menatap layar ponsel untuk melihat maps.










Sekali lagi ku tanya

Suka ga? Sama aku HAHAHA

Path of the Strangers (Satzu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang