Eh?!

423 94 17
                                    

Tzuyu fokus mendengarkan cerita cinta Dahyun dan Nayeon dari sumbernya langsung yaitu, Nayeon. Tentang perjalanan cinta mereka sampai bisa bertunangan seperti sekarang. Seorang dokter muda yang sedang mengenyam pendidikan spesialis itu sebentar lagi resmi menjadi istri dari seorang pengusaha muda, Dahyun.

Nayeon, support system terkuat kedua setelah Tuhan bagi Dahyun. Pria yang nampak nyeleneh itu namun sangat pintar memperlakukan seorang wanita seperti seorang putri. Tentu saja hal itu membuat Nayeon merasa istimewa. Tawa tak henti tercipta kala Dahyun dan Nayeon berbincang.

"Nanti kamu sama Sana bisa ko kayak gini"

Nama itu, kenapa Nayeon mengingatkan nama itu di tengah sesi obrolan. Mengapa mereka begitu antusias menjodohkan Tzuyu dengan Sana.

"Tzu sebenernya Sana itu temen kita. Maaf ya kita ga ngomong diawal soalnya kamu polos banget aku denger cerita dari Dahyun kalo kamu dimuntahin sama Sana dan aku mikir udah aja kalian harus dijodohin. Kan katanya jodoh itu jorok haha" Jodoh memang jorok, namun bukan dalam artian sesungguhnya seperti mengotori baju  dengan kopi  atau memuntahi pakaiannya.

Tzuyu memegang kepalanya. Kini ia benar-benar kesal dengan teman-temannya.

"Sebenernya aku gatau kalo kalian satu kereta pas mau kesini sumpah, kayak kebetulan aja ga sih? Kayak takdir aja gitu, dua orang asing di pertemukan dengan cara tak terduga" Jelas Nayeon

Chaeyoung, Dahyun dan Jeongyeon hanya mendengarkan mereka mengobrol.

"Dahyun nih sengaja ngajak mereka ngebeer waktu itu tapi aku engga ikut soalnya lagi dines kan. Awalnya mau comblangin Momo sama Jeongyeon tapi aku malah tertarik comblangin kamu sama San--"

"Udah Nay, aku mau kerja lagi. Ngobrolnya lain waktu lagi aja ya"

=====

"Yuk cabut!" Jeongyeon dengan pakaian kasualnya mengajak teman-teman untuk berangkat. Tzuyu celingukan memandang Dahyun dan Chaeyoung tiba-tiba mematikan laptop.

"Kemana?" Tzuyu masih bingung.

"Ngopi, sekalian nganterin Nayeon dines" Jaket sudah terpasang sempurna. Dahyun segera keluar dari kantor di ikuti Jeongyeon dan Chaeyoung

"Yang, katanya Sana sakit. Jadi dia ga ikut tapi Momo sama Mina ikut" Seru Nayeon sembari keluar dari kantor.

"Sakit? Kenapa katanya?" reflek pertanyaan itu keluar dari mulut Tzuyu

Jeongyeon, Dahyun dan Chaeyoung kembali masuk ke dalam dengan senyum yang mencurigakan.

"CIEEEEE!!" Ketiga pria itu kompak bersuara menggoda Tzuyu.

Mereka benar-benar membuat Tzuyu kesal, bahkan pertanyaan seperti itu pun menjadi bahan ceng-cengan mereka. Ia segera meraih hoodie nya dan menyikut Chaeyoung yang mencoba merangkulnya.

=====

Tzuyu hanya menjadi pendengar yang baik tanpa berani bertanya, tidak seperti Jeongyeon yang terus memberikan pertanyaan pada Mina dan Momo. Entahlah ia tidak begitu bersemangat saat ini. Lagipula niat dia ke Bandung untuk mencari kerja, bukan mencari pacar.

Matanya memandang ke arah luar jendela dengan tangan memutar-mutar sendok yang berada di dalam cangkir yang sudah kosong.

Matanya reflek memandang ke arah Mina saat perempuan itu mengacungkan tangannya. Tzuyu yang sedang membelakangi pintu masukpun tentu menengok dan segurat senyuman terbentuk kala melihat perempuan yang datang ternyata Sana.

Empat kali sudah mereka bertemu walaupun di tempat berbeda. Namun senyuman Tzuyu tiba-tiba berubah kala melihat mata Sana yang sayup.

"Bukannya lu sakit? Mendingan? " Tzuyu yang bertanya saat Sana sudah duduk di hadapan mereka

Chaeyoung dan Jeongyeon berpandangan. Mereka mati-matian menahan tawa. Pria yang tidak mengerti jika Sana confess, nyatanya orang pertama yang menanyakan keadaan Sana.

"Better lah daripada di rumah makin sumpek" Tzuyu mengangguk mendengar itu.

"Gue ga di pesenin es kopi nih?" Sana kembali bangkit dari kursi untuk memesana minuman.

"Kan lu masih sakit!"

"IDIH IDIH IDIH POCECIP MALESIN!!" Sergah Chaeyoung membuat Tzuyu sadar, mungkin ia kelewatan.

=====

Tidak seperti tadi, kini Tzuyu nampak bersemnagat memberikan pertanyaan pada Sana. Sementara perempuan itu menjawab sekena nya saja.

"Lu males banget jawab gue?" Tzuyu mulai kesal karena Sana hanya menjawabnya dengan dehaman, atau 'ya dan enggak'.

Dahyun dan yang lainnya merasakan tensi yang tidak mengenakan antara Sana dan Tzuyu. Sementara Tzuyu tak lepas menatap Sana, tanpa memperdulikan yang lainnya. Entah mengapa ia tidak suka di abaikan oleh Sana.

"Beda kan rasanya pas denger orang confess? Segimana lu nolak gue!" Sana bersuara tanpa melihat ke arah Tzuyu dan fokus pada ponselnya.

Mendengar itu Tzuyu sontak menengok ke kiri dan kanan takut jika teman-temannya mendengar. Dahyun dan lainnya yang mengerti satu-persatu mulai meninggalkan meja karena nampaknya Sana dan Tzuyu ingin membahas konten sensitif.

"San, gue gangerti serius, terus ko secepet ini"

Mendengar itu Sana malah menangis, ia bingung saat ini dan semua gara-gara teman-temannya. Mengapa ia harus mengutarakan semuanya pada Tzuyu.

Sana sangat putus asa, ia pulang ke Bandung pun itu atas permintaan Nayeon yang berniat menjodohkanya dengan teman Dahyun.

Sana, anak sulung dari empat bersaudara itu adalah satu-satunya perempuan yang belum menikah. Di usia yang hampir menginjak kepala tiga, ia cukup overthinking, terlebih tekanan dari orangtua yang mengharuskan ia segera mencari pendamping hidup.











Oh gitu San

Path of the Strangers (Satzu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang