tamparan [chap 7]

17 8 0
                                    


pagi itu aku sudah bangun,tidak seperti biasanya hari ini sella kali ini tidak ada dirumah,rumah terasa sepi tanpanya setiap pagi aku harus mendengar suara berisiknya terus menunggu dia hahahaha memang ya kalo gaada sella dirumah ini aku kesepian.

seperti biasa aku membuka pagar rumah lalu mengeluarkan motor tercinta ku ini,ga lupa aku tutup balik pagarnya. selama di perjalanan aku terus memikirkan siapa yg sebar foto ku?

'tunggu apa jangan jangan febby?' batinku

****
saat sampai di sekolah anak anak masih saja membicarakan aku,tapi hari ini mereka memperlakukan aku lebih parah dari yg kemarin

tiba tiba saja ada yg menarik rambutku dengan sangat kuat lalu menjatuhkan badanku kelantai,bukan cuma itu aja bahkan dia juga menumpahkan air bekas pel ke tas ku.

"febby?!!" teriakku lalu bangkit menolak febby
"kamu gila?di dalam tas ada buku buku aku!!!!" lanjutku lalu mengeluarkan isi tas ku yg sudah basah

aku terdiam,anak anak lain hanya menyaksikan perbuatan febby,bukannya membantu mereka malah merekam kejadian tadi

"ibu kamu ga punya uang ya sampe anak cewe nya ini harus jual diri?" ghea mengangkat daguku dengan gagang sapu

tidak terima dengan perkataan ghea aku langsung bangkit dan menolak nya hingga jatuh ke lantai,febby tidak tinggal diam melihat apa yg ku lakukan dia langsung menamparku sekuat tenaganya.

sakit,cuma ada rasa sakit yg kurasakan detik itu juga. mungkin mereka tidak terima atas pemberontakan ku, mereka mengambil apa saja yg bisa digunakan untuk melempar ke arahku.

aku menutup mata tak bisa melawan lagi tenaga ku sudah sangat habis, tiba tiba serangan mereka seperti berhenti ke arahku saat aku membuka mata di depan ku sudah ada ren yg menghalangi perbuatan mereka

"ren..." ucap ku gemeteran
tamparan febby masih terasa sakit di pipiku sehingga telinga ku terasa berdengung hebat,pandangan ku seketika kabur

aku tak ingat kejadian setelah itu,saat ini aku berada di uks sedang berbaring.
ren yg membawaku mungkin,aku melihat hp ku ternyata masih jam 09.50

mungkin karena jam pelajaran sudah dimulai sekolah jadi sepi,setidaknya ini baik untukku.

REN POV

dari kejauhan aku melihat ada keributan, ntah siapa yg mereka kucilkan. saat berjalan mendekat aku kaget melihat vishi berada di tengah tengah kerumunan ini hanya diam saja.

mereka melemparkan sampah ke vishi,dia hanya diam saja aku heran kenapa vishi ga memberontak, segera aku datang menghalangi mereka melemparkan sampah ke vishi. Aku berteriak supaya mereka menghentikan perbuatannya tapi tidak ada yg mendengarkannya saat aku menoleh ke arah vishi dia jatuh pingsan

aku langsung panik lalu menggendong vishi membawanya ke uks saat itu juga,dia sangat pucat.

saat sampai di uks aku langsung disuruh merebahkan vishi lalu untuk masuk ke kelas, aku sempat khawatir meninggalkan vishi sendiri tapi guru itu bilang kalau vishi bakal baik baik aja disini

aku menghampiri meja febby dan temannya,apa mereka berdua gila sampai sampai bikin vishi jadi gini

"oh hai ren" kata febby tenang seakan tidak terjadi apa apa

"kau.. apa yg kau lakukan" aku menahan amarahku yg sudah diujung tanduk

"emang apa?" jawabnya santai

"kau ngerasa ga sih udah berbuat salah?"

"ngga tuh"

mendengar jawaban febby yg ngga merasa bersalah aku merasa marah,tapi aku tak bisa berbuat apa apa karena dia perempuan.
aku balik ke meja ku lalu menghela nafas,sebenar nya aku ga yakin vishi ngelakuin hal itu tapi bukti yg di foto itu nyata.

VISHI POV

"oh kamu udah sadar?" ucap seorang guru lalu memberikan aku secangkir teh hangat. aku duduk di kasur lalu minum teh yg diberikan guru itu

hari ini melelahkan,rasanya aku ingin pulang ke rumah.
aku minta izin pulang duluan ke guru dengan alasan badan ku masih belum enakan,guru itu mengizinkan aku untuk pulang

"oh ya,tas dan buku kamu tadi dikeringin sama temanmu" guru itu menunjuk tas ku yg dan beberapa buku ku yg terbuka

"siapa bu?" tanyaku terus memasukkan buku ke dalam tas walaupun buku ini belum sepenuhnya kering

"saya gatau namanya"

aku langsung berpamitan pada guru itu,koridor sekolah sangat sepii seperti tidak berpenghuni. saat aku berjalan sendirian tiba tiba ada seorang lelaki datang menghampiri aku

langkahku langsung terhenti,dia tak berbicara apapun tiba tiba ada seseorang dari belakang menutup mulutku lalu memegang tanganku agar tidak memberontak. aku diseret ke atap tanpa bisa berteriak karena mulutku ditutup

mereka mengikat tangan dan menutup mulutku dengan lakban hitam dengan kuat,aku teriak ketakutan walaupun aku tau kalau usaha ku ini tidak akan berhasil. salah satu dari mereka membuka bajunya lalu yg satunya langsung merekam

"sttt diam,kau kan sudah pernah melakukannya lalu kenapa teriak?" kata pria itu terus menjambak rambutku

aku menangis sejadi jadinya berharap ada yg menolongku,tapi tidak ada yg mendengar tangisan ku.

pria itu merobek baju bagian atasku sampi kancing atasnya terlepas,aku memberontak tapi dia menamparku dan menendangku sekuat tenaganya agar aku diam

lagi lagi aku ditampar, aku ga bisa berbuat apa apa yg bisa ku lakuin hanya nangis dan berdoa supaya ada yg membantuku. saat pria itu mencoba menciumku tiba tiba ada seseorang yg melemparkan kursi ke arahnya

seirenes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang