Jantung 2[Chap 17]

12 6 0
                                    

Natan menggandeng tanganku mengajak ke tempat yg tidak ada orangnya, cukup jauh kami berjalan akhirnya menemukan tempat yg tidak ada penghuninya. Dia berjalan duluan menantang ombak pantai, aku sangat iri padanya bagaimana bisa dia hidup dengan tenang selama ini.

"Heh siput, ayo!!!" Teriaknya, natan sangat menyebalkan tapi dilain sisi setiap aku merasa sedih dia selalu muncul dan membantuku menenangkan diri.

"Siapa yg kau sebut siput?!" Aku menghampirinya

"Kau lah" dia berlari semakin dalam ke arah pantai sampai tenggorokannya sejajar dengan air laut, kini kakinya sudah berubah.

Aku mengikutinya, ajaib nya kaki ku juga berubah, kami menenggelamkan diri bersama semakin dalam hingga tidak terlihat cahaya matahari dari atas sana

Berenang ketempat gelap dimana dasar laut itu berasal, aku melihat berbagai jenis hewan laut. Bentuknya unik sekali, mereka sangat ramah pada makhluk seperti aku.

"Matamu hampir lepas tuh" natan menghilangkan seluruh fokus ku, benar benar menyebalkan!

"Apa maksudmu!" Aku melotot ke arahnya

"Wah wah kau mendapatkan teman baru?" Ucap seseorang dari balik rumput laut yg memanjang

"Tetua!!!" Natan menghampiri makhluk yg sama persis seperti dirinya

Tetua,aku seperti pernah mendengarnya tapi dimana ya

"Jantungmu benar benar bercahaya" ucap makhluk yg disebut tetua oleh natan, lagi lagi membicarakan jantungku, ada apa dengan jantungku?

"Kauu..." aku bingung mau memanggilnya apa

"Panggil aku tetua" tetua itu tersenyum pada ku lalu menyuruh kami berdua mengikutinya, melihat natan mengikutinya aku pun juga terpaksa ikut

Mereka membawa ku ketempat bangkai kapal yg sudah tua penuh lumut, dimana itu menjadi tempat tinggal para ikan ikan kecil.

"Kau mau melihat yg lebih indah?" Kata tetua itu pada ku, aku meiihat ke arah natan lalu ia mengisyaratkan untuk mengikuti tetua itu

"Jangan khawatir tetua tidak akan melukaimu" ucap natan

Aku pun mengikuti tetua itu, dia membawaku ke laut yg lebih dasar dimana tempat itu sangat gelap dan suhu airnya semakin dingin. Aku sempat ragu tapi insting ku mengatakan untuk tetap mengikuti tetua ini

Dibalik batu yg besar dia menyuruhku masuk, aku sangat kaget melihat pemandangan saat itu, sangaatttt indah

Kerajaan siren....

Ku pikir semua itu hanya mitos ternyata saat aku melihat langsung ini sangat nyata, semua siren berkumpul di berbagai tempat

"Kita tidak kesini,bahaya jika mereka melihat jantungmu" ucap tetua lalu mengajak ku kesuatu tempat

"Kenapa kalau mereka melihatku? Kan aku mempunyai ekor yg sama seperti mereka" ucapku

"Kau mau dimakan saat ini juga?" Ucap tetua itu tersenyum, aku kaget bukan main, ini seperti ucapan niken padaku
"Jangan takut, aku akan membantumu" lanjut tetua itu

"Membantu apa?"

"Melepas kutukanmu"

"Kutukan apa yg kau maksud?"

"Mau ku ceritakan tentang jantungmu? Bukannya kau penasaran" ucap tetua itu lalu menunjukkan tengkorak tengkorak itu, aku kaget melihatnya itu seperti tengkorak manusia
"Dulunya itu adalah manusia yg mempunyai jantung bersinar sepertimu"

"Lalu mereka... kenapa?" Tanyaku sedikit gemetar

"Mereka dimakan oleh kaumku,siren" kata tetua lalu mengambil kepala tengkorak itu
"Untungnya saat itu yg menemukanmu adalah natan,jika tidak mungkin kau udah jadi bagian dari tengkorak ini" ucap tetua itu dengan senyum penuh arti

"Siren yg tinggal bersamamu, dia mengincar jantungmu" tetua itu melanjutkan ucapannya, aku langsung kaget mendengarnya, siren yg tinggal bersama ku itu niken kan?

"Maksudmu... niken?" Aku memastikan apa benar dia orangnya

"Mungkin? Dia dulu nya adalah siren yg baik sampai suatu hari dia menemukan manusia dengan jantung seperti dirimu,dengan aroma khas nya"

"Lalu?"

"Dia mengingkari janji dengan kerajaan dengan tidak memakan manusia dengan jantung bercahaya" ucap tetua padaku "ah disini tidak aman ayo kita kembali ke tempat dimana Natan menunggu kita" lanjut Tetua itu padaku

Kami berenang ke tempat dimana natan berada,ternyata dia masih menunggu disitu

"Bagaimana, kau sudah mendengar cerita dari tetua?" Tanya natan

"Aku masih menceritakan sebagian,sisa nya ku serahkan padamu Natan" ucap tetua itu pada natan
"Sangat sulit berbicara disini apalagi cahaya jantungnya itu terlalu menarik perhatian"

"Ah aku punya tempat yg aman di daratan" ucap natan lalu melirik ke arahku

"Dimana?" Tanya ku

"Tempat kau menangis tadi"

"Apakah kau yakin itu aman?" Tetua itu memastikannya

"Aku sangat yakin"

"Tapi kenapa harus sembunyi sembunyi membicarakan jantungku?"

"Hey bodoh kau tidak mendengar apa yg tetua bicarakan tadi"

"Apasih kau kasar sekali"

"Baru segitu doang kau bilang kasar? Dasar manusia lemah"

"Kau... dasar siren otak udang!!!"

"Sudah sudah,ayo kita pergi dengan cepat karena ada pasukan siren yg sepertinya melihat cahaya anak ini" tetua itu menyuruh untuk bergegas pergi dari laut ini

Kami pergi ke belakang sekolah tidak terasa sudah sangat sore, tetua itu memandang langit sore yg berwana orange

"Sudah lama aku ga menginjak daratan, rasanya aku akan susah beradaptasi disini" ucap tetua itu

"Heh tetua, kau sudah bangkotan makanya susah beradaptasi di dunia baru" ketus natan,dasar makhluk ga berakal

seirenes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang